33

6.6K 820 48
                                    

Seperti inilah kira-kira yang mereka lakukan pada waktu dini hari. Kinan berbaring diatas sofa yang sebelumnya ditempati oleh Jeff, sementara cowok itu sendiri memilih berbaring dibawah. Tentu saja ada karpet yang menjadi alas.

Keduanya memandang langit-langit diatas mereka dalam diam. Tidak ada yang lebih menarik memang selain objek serba putih itu.

Kinan menggeser posisi tubuhnya agar bisa menghadap Jeff. Dengan kepala sedikit menyembul dari atas sofa, dilihatnya cowok itu yang juga langsung menatapnya.

Tak ada yang dilakukan selain bertukar sorot mata. Tapi Kinan selalu menyimpan kata semoga dalam diamnya itu, berharap apa yang dirasakan dapat tersampaikan meski tanpa bicara sekalipun.

Kinan tersenyum samar kemudian meraih tangan Jeff untuk digenggamnya.

Jeff melirik sekilas tangannya yang tiba-tiba digenggam oleh Kinan kemudian kembali menatap cewek itu dengan raut kebingungan.

"kamu takut aku ilang?" goda Jeff dengan santainya.

Sementara Kinan langsung tertawa pelan, "udah jam tiga, kamu harus tidur." ujarnya.

Dalam hati Jeff setuju bahwa dirinya harus tidur. Pekerjaan di kantor dan di rumah sakit sudah menunggu untuk diselesaikan. Tapi sejak tadi matanya tak juga terpejam.

"tidur," ulang Kinan benar-benar lembut seolah Jeff adalah anak balita yang baru saja ditenangkan dari mimpi buruk.

Tidak, baginya Kinan sama sekali bukan mimpi buruk. Kinan adalah mimpinya yang paling indah.

Jeff terkekeh tanpa kentara melihat betapa lucunya Kinan. Perlahan tapi pasti ia kembali memejamkan matanya. Berharap percobaan kali ini tak akan gagal.

Sementara Kinan yang memandanginya ikut tersenyum. Ia menghela nafas sesaat dan matanya ikut terpejam. Satu tangan lainnya dijadikan sebagai bantalan untuk kepalanya.

Ada rasa tidak ingin pergi, sama sekali. Kinan gila kalau meminta Tuhan untuk menghentikan waktu mereka. Tapi jiwa dan raganya menginginkan. Ia ingin terus seperti ini dengan laki-laki yang berhasil merebut hatinya dari kepedihan hidup. Bahkan lebih egoisnya lagi, ia rela tidak ada pagi kalau ternyata malam saja bisa seindah saat ini.
















Perlahan kelopak mata Jeff yang terpejam rapat terbuka dengan beratnya. Cowok itu langsung mengambil posisi duduk ketika tak mendapati Kinan ditempatnya. Pukul setengah tujuh pagi dan Kinan sudah kabur entah kemana.

Baru saja akan berdiri untuk mencari keberadaan gadis itu, pupilnya keburu menangkap sepiring nasi goreng diatas meja. Disampingnya ada kertas hasil robekan dari buku dengan tulisan yang benar-benar rapi bak diukir.

Semangat kerjanya hari ini, dokter!

Sudut-sudut bibir Jeff tertarik. Senyumnya mengembang lebar. Dilangkahkannya kaki menuju dapur, sekadar untuk mengecek jika mungkin cewek itu meninggalkan jejak.

Nihil, keadaan di dapur bukan main bersih. Wastafel yang sejak satu hari lalu penuh dengan peralatan makan kotor, kini sudah bersih dan ditata rapi.

Jeff mendekati mesin penanak nasinya lalu dengan penasaran membuka benda tersebut. Tawa yang hampir menyembur langsung ditahannya ketika mendapati benda tersebut dalam keadaan kosong tanpa satu butir pun nasi. Sudah disulap oleh Kinan menjadi olahan lezat yang masih mengepulkan asap diatas meja sana.

Jeff kembali ke ruang tengah sambil membawa air mineral yang sudah dituangkan ke dalam gelas kaca. Duduk disofa dan siap untuk menyantap nasi goreng tersebut. Perdana buatan Kinan untuknya.

✔ [0.2] AN INTELLIGENCE - KINAN Chap. 2// Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang