27

6.1K 824 30
                                    

Pertama kalinya Kinan menginjakkan kaki di rumah sebesar ini. Matanya tak berhenti memandang sekeliling. Terdapat beberapa figura yang menempel di dinding, tentunya untuk mengabadikan momen-momen berharga. Ralat. Bukan beberapa, tapi banyak.

Ruangan ini bukan main besar jika hanya digunakan sebagai tempat menyimpan foto-foto.

"cantiknya sama."

Kinan menoleh. Ia terlalu serius memandangi foto-foto tersebut sampai tidak menyadari kalau sejak tadi Jeff memperhatikannya. Cowok itu memandang Kinan dan figur ibunya yang ada di dalam foto bergantian.

"ini ibu kamu?" tanya Kinan melihat foto didepannya.

Jeff mengangguk, "mirip sama gadis didepanku,"

Lantas ucapan tersebut membuat Kinan tersenyum kecil, "jangan disamain. Ibu kamu bukan main cantiknya,"

Jujur saja, Kinan merasa dirinya jauh jika disamakan dengan mendiang ibunya Jeff. Benar-benar cantik. Luar biasa. Tak perlu heran mengenai kesempurnaan yang dimiliki oleh anaknya kalau begitu.

Jeff terkekeh pelan, ia menghela nafas beberapa saat.

"ibu sakit?" tanya Kinan lagi. Ia penasaran.

"enggak. She is totally fine." jawab Jeff, "tiba-tiba aja gak sadar. Pas dibawa ke rumah sakit udah keburu gak ada,"

"serangan jantung?"

"kemungkinan begitu."

Melihat senyum sendu laki-laki disebelahnya itu membuat Kinan jadi tidak tega. Jeff pasti sangat kehilangan waktu itu.

"kamu tau kan rasanya kehilangan?"

Terlalu tiba-tiba dan tanpa praduga sebelumnya. Jeff bertanya sambil menatap intens mata Kinan. Membuatnya jadi semakin salah tingkah. Tapi pertanyaan tersebut terlalu menghujam jantungnya.

Meski kehilangan yang Kinan rasakan berbeda konteks dengan yang Jeff rasakan, tetapi tetap saja memiliki makna yang sama. Tak perlu ditanya. Rasanya sudah pasti rasanya menyakitkan.

Kinan tak menjawab. Bibirnya kaku untuk digerakkan.

"aku pernah lupa diri. Waktu itu baru lulus kedokteran, saking banyaknya pasien sampe gak inget makan. Dan gak ada orang selain ibuku yang bela-belain nelpon cuma buat ngingetin hal-hal kecil kayak gitu," Jeff mulai bercerita.

"apalagi kalo lagi jalan berdua. Banyak yang ngira kita pacaran," ucapnya disertai tawa kala mengingat kembali memori tersebut.

Kinan jadi tersenyum.

"terus?" tanya Kinan.

"terus apa?" Jeff menaikkan alisnya. Lucu dengan pertanyaan Kinan. "terus aku ketemu kamu, dan ya.. kayak gini," celotehnya.

"sebelum aku?"

Jeff nyengir lebar sampai matanya menyipit, "sebelum kamu banyak, banget malah. Tapi gak ada yang berani natap mata aku lebih dari dua menit. Cuma kamu, Kinan." balasnya.

Konyol dan sulit dipercaya. Karenanya tawa Kinan langsung menyembur.

"kok ketawa sih?" tanya Jeff sembari memasukkan tangannya ke dalam saku celana.

"dokter bercanda ya?"

Jeff ikut tertawa, "aku gak bohong loh,"

Sambil mengusaikan tawanya yang meledak itu, Kinan menarik nafas dalam beberapa kali. "oke, terus?"

"selain ibu aku, cuma kamu satu-satunya cewek yang kalo ngomong natepnya mata. Gak berpaling sama sekali," lanjut Jeff. "dan kamu tau apa yang terjadi setelah itu?"

✔ [0.2] AN INTELLIGENCE - KINAN Chap. 2// Jung JaehyunHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin