41

6.2K 783 6
                                    

Dipindah tugaskan dari satu kota ke kota lainnya memang sudah menjadi konsekuensi dari profesi-profesi tertentu. Sama halnya dengan yang dialami oleh Jeff. Ia ditempatkan di rumah sakit bhayangkara Bali sebagai bagian dari tim DVI Polri.

Rencana untuk mempersunting gadis impiannya tidak tergoyahkan sedikit pun. Ia sudah berjanji dengan yang bersangkutan. Keluarga, gadisnya dan bahkan pada diri sendiri.

Mungkin ada benarnya kata pepatah bahwa tulang rusuk tidak akan tertukar. Pemiliknya pasti menemukan bagian yang hilang itu dengan cara tersulit sekali pun. Seyakin ini Jeff terhadap seorang gadis bernama Kinan.

Ada sesuatu dalam diri yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Hanya bisa dirasakan secara non verbal. Tapi sesuatu itu pula yang mengatakan bahwa dialah orangnya.

Selama Jeff tak ada, Kinan menyibukkan diri dengan lebih banyak belajar menjadi seorang yang lebih baik. Dalam artian bukan hanya menjadi baik secara umum tetapi lebih pada konotasi khusus. Karena mempersiapkan diri untuk membangun rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Perlu banyak kesiapan fisik dan mental.

"usahain dong mbak, please?"

Kinan hampir merengek untuk yang kesekian kalinya pada ketua tim. Meminta tolong untuk dicarikan posisi lain.

"kenapa gak lo aja sih yang ngomong sama pimpinan, Kin? Pokoknya yang gue tau gak bisa pindah-pindah posisi." balas rekannya itu, "lagian orang udah enak-enak jadi front liner kenapa minta di lapangan sih lo? Ke Bali mau ngapain, ada apaan disana?"

Mau nikah dan tinggal disana.

Sayangnya jawaban tersebut hanya bisa disimpan dalam hati. Kinan belum berani mengutarakan suatu hal yang belum pasti. Meski dirinya percaya bahwa Jeff pasti akan menepati janjinya.

Ia menghela nafas berat, "ya udah, makasih mbak." hanya itu balasan untuk ocehan panjang ketua tim.

Kira-kira seperti itulah yang terjadi di tempatnya bekerja selama beberapa minggu belakangan. Konyol jika Kinan termakan dengan buaian kata-kata dan manisnya rasa cinta. Tapi ia meyakini diri sendiri bahwa hal seperti itu juga harus dipertimbangkan.

🔫🔫🔫

Setelah membasuh wajah dengan air, Kinan menutup keran pada wastafel kemudian menuangkan sedikit sabun pencuci muka ke telapak tangannya.

"gimana, gimana?"

Fokusnya langsung tertuju pada ponsel yang berdiri tegak diujung wastafel. Wajah Dena dan Indra juga sudah terpampang disana. Mereka sedang melakukan panggilan video.

"gue, positif." ulang Dena.

"ha? Demi apa?" jerit Kinan ditempatnya.

Dari layar ponsel terlihat Dena mengunjukkan sesuatu yang diambilnya dari atas meja. Sebuah benda tipis dan panjang, dengan garis dua berwarna merah. Tidak salah lagi, itu tespek.

Indra mengangkat tangan ke udara, "sujud syukur, akhirnya bu Dena!!!"

Kinan jadi gemas sendiri mendengar kabar kehamilan Dena. Ia sungguh bahagia mendengarnya.

"aaa sayang, selamat ya!"

"iya, selamat ya sayang." Indra menambahkan.

Sementara Dena hanya terkekeh melihat tingkah dua sahabat baiknya itu.

"iyaaa, makasih ya semua. Do'ain gue biar sehat terus ya. Soalnya bawa satu badan lagi nih," ia tersenyum malu.

"gak usah dibilang juga kita selalu do'a satu sama lain kok." jawab Kinan.

✔ [0.2] AN INTELLIGENCE - KINAN Chap. 2// Jung JaehyunWhere stories live. Discover now