25

6.4K 872 31
                                    

Siang itu Jeff datang lagi. Tapi sayangnya Kinan sedang tertidur pulas.

Ketika ingin melangkah keluar, tiba-tiba saja suara serak memanggilnya. Menahannya agar tidak pergi. Iya, itu Kinan. Yang tiba-tiba saja terbangun dan meminta Jeff untuk tetap menemaninya.

"kamu gak tidur?" Jeff heran lalu duduk di tepi ranjang. Jemarinya menyentuh pergelangan tangan Kinan untuk mengecek nadi.

"enggak," jawab Kinan.

"tau dong aku disini daritadi?"

Kinan terkekeh pelan. Ia jelas tau sejak tadi Jeff berdiri diam disebelah ranjangnya. Sebab aroma parfum maskulin cowok itu mendominasi udara disekitarnya. Kinan hapal karena hanya Jeff yang menggunakan parfum dengan aroma seperti itu.

"udah makan?"

Kinan mengangguk, "udah sih, tapi tadi muntah lagi." balasnya.

Jeff melirik botol cairan infus yang hampir habis isinya. Ia yakin pasti sudah diberikan nutrisi tambahan pula untuk Kinan karena untuk sementara cewek itu belum bisa makan terlalu banyak.

"selamat siang."

Suara mengejutkan itu berasal dari perawat yang datang sambil menyingkap tirai secara perlahan. Ia tersenyum ramah meski sempat terkejut mendapati Kinan tidak sendirian ditempatnya.

"selangnya dicabut ya infusnya udah abis tuh," si perawat tersenyum sambil membereskan alat-alat.

Kinan hanya diam ketika selang infus dilepas dari kateter yang tertancap pada punggung tangannya. Alisnya bertaut, "kok ininya gak dilepas juga?" tanyanya polos.

"iya, takutnya masih muntah-muntah. Masih mual gak?"

"masih mual sih, tapi gak separah tadi pagi." jawab Kinan.

Si perawat tersenyum, "nanti diperiksa lagi sama dokter. Kalo memang sudah normal, kita lepas kateter infusnya ya. Dokternya visit sore soalnya," jelasnya.

"oh, oke." pahamnya. "sus, saya boleh jalan-jalan gak?"

Bukan hanya perawat yang menatapnya bingung, tapi juga Jeff. Lagi lemah begini sempat-sempatnya minta keluyuran.

🔫🔫🔫

Sejak tiba disini, Jeff langsung sibuk merapikan berkas-berkas yang berantakan kemudian menumpuknya diatas meja. Sebisa mungkin Kinan ingin membantu, ia tetap kalah dengan Jeff yang melarangnya habis-habisan.

Bukan Jeff yang mengajak, tapi Kinan yang ingin kesini. Ke ruangan Jeff. Semua disebabkan karena rumah sakit bhayangkara ini tidak seperti rumah sakit mewah yang memiliki beberapa tempat untuk bersantai. Tidak ada rooftop atau taman yang luas. Semua disibukkan dengan polisi dan tim medis yang berlalu-lalang.

Dengan setelan piyama rumah sakit membuat Kinan benar-benar seperti pasien sakit keras. Padahal ia baru menginap semalam disini. Karena siaran kemarin ia memakai dress selutut, makanya perawat memintanya berganti pakaian.

Dan jangan tanyakan hal-hal konyol lainnya yang terjadi. Beberapa perawat yang menangani pasti langsung bertanya ini dan itu. Tentang apa yang terjadi sampai bisa dibawa ke rumah sakit ini, padahal sebelumnya mereka menyaksikan gadis itu di layar kaca. Juga beberapa pertanyaan yang hampir menjurus pada privasi. Semua terjadi ketika Jeff tidak ada disana.

"oh iya, semalam tumben ke kantor. Dokter mau ngomong apa?" tanya Kinan sambil memperhatikan Jeff yang sedang menumpuk lembaran kertas.

"itu gak penting lagi," timpal Jeff.

Kinan duduk di sofa yang ada disana.

Selesai dengan berkas-berkas itu, Jeff menarik kursi dan duduk tak jauh didepan Kinan. "pertanyaannya sekarang itu, berapa obat yang kamu makan dalam satu hari?"

✔ [0.2] AN INTELLIGENCE - KINAN Chap. 2// Jung JaehyunWhere stories live. Discover now