[9] Injury

6.5K 684 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Aroma yang dirindukannya beberapa hari ini langsung menghantam indera penciumannya. Seketika tubuhnya meremang. Ia merasakan Remus mulai memberontak di dalam tubuhnya. Serigala itu mencoba mengambil alih tubuhnya secara tiba-tiba. Semakin pekat aroma itu, semakin kuat pula serigalanya itu mendorong kesadarannya.

Sang Alpha berlari keluar mengikuti aroma itu. Dan tubuhnya langsung bertransformasi ke tubuh Remus dalam sekejap ketika ia melewati pintu utama.

Netra keemasannya menatap lurus ke depan, dimana tiga orang sedang berdebat. Fokusnya hanya satu. Seorang gadis dalam gendongan saudaranya saat ini.

Apakah gadis itu matenya? Apakah harus seperti ini pertemuan mereka?

***

Disana, seekor serigala besar tengah mendekat. Dan serigala itu meraung di depan mereka, lebih tepatnya di depan Ravel. Oh tidak, Ravel tahu, seharusnya ia memilih opsi pertamanya tadi untuk tidak membawa orang asing ke dalam mansion. Alpha itu pasti sangat murka sekarang. Beberapa warrior menjauh takut mendengar raungan Alpha mereka.

'Turunkan gadis itu!' perintahnya dengan geraman yang dalam. Dengan perlahan Ravel menurunkan tubuh dalam gendongannya dan melentakkannya di depan mereka. Ia mundur beberapa langkah. Semua yang dan disana menunduk submissive karena aura Sang Alpha yang dirasakan oleh inner mereka sangat pekat. Ancelin menunduk dalam sambil terus merapalkan doa semoga si gadis terus bisa bertahan.

Remus terus menggeram, langkahnya semakin mendekat. Tatapan tajamnya menghunus ke arah tubuh tak berdaya itu. Hatinya seakan teriris melihat bagaimana keadaan sang mate yang saat ini sedang sekarat.

Di dekatnya, Remus menghirup udara di sekitarnya. Aroma memabukkan itu sangat pekat, memenuhi seluruh ruang di paru-parunya. Tubuh serigalanya tampak sangat besar di atas tubuh ringkih matenya. Lidahnya terjulur menyentuh permukaan kulit dingin gadis itu. Dan pemandangan itu tak luput dari seluruh perhatian para werewolf di sekitar mereka.

Lidahnya terus menyusuri seluruh permukaan kulit yang dapat diraihnya. Tangan, leher, sampai kakinya yang dipenuhi dengan luka-luka. Rasa asin dari darah sang mate membuatnya merasakan sesuatu yang bergolak di tubuhnya.

Dan hal mengejutkan setelahnya terjadi. Tubuh si gadis yang baru saja terkena liur sang Alpha itu langsung menyembuh. Hilang tak berbekas. Reaksi yang sama ketika proses penyembuhan sepasang mate dilakukan. Saat melihat sebuah panah aneh yang masih menancap di perut sang mate, Remus mengaing pelan. Moncongnya mendekati benda runcing itu dan mengendusnya. Ragu-ragu ia menatap kembali wajah matenya. Berharap dengan menyembuhnya luka-luka di sekujur tubuhnya, gadis itu akan kembali sadar dan membuka kedua matanya. Tapi nihil, kedua mata itu tetap tak kunjung terbuka. Ia malah tersentak kaget ketika mendengar degub jantung gadis itu yang kian melemah.

BLE MOU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang