[26] Fullmoon 2

3.3K 358 17
                                    

Langsung cuss..
Part ini mungkin mengecewakan, karena aku memang tidak berpengalaman, ekekekk

Mohon maaf jika banyak typo, karena langsung diupdate setelah nulis. Piss,-

 Piss,-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

"Sedang apa kau disini?" Suaranya terdengar sangat datar.

Davion sedang menduga ini pasti ulah betanya. Lelaki itu sudah melanggar perintahnya dengan membawa Elle kemari.

Sedangkan Elle mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan itu. "Aku mencarimu."

Tanpa mengacuhkan jawaban dari pasangannya, Davion kembali berenang ke tengah kolam.

"Kembalilah ke kamar."

Seketika Elle merasa sakit mendengar ucapan Davion. Kenapa dengan pria itu?

"Kau menolakku?" Pria itu berhenti. Membelakangi Elle yang berdiri mematung di tepi kolam. Davion tertegun mendengarnya.

"Kau masih takut bukan?" Seakan tersadar, bahwa lelaki itu pastilah bisa merasakan apa yang ada dalam dirinya.

"Tapi, bagaimana denganmu? Dengan serigala kita. Mereka tersiksa jika seperti ini."

"Lalu, bagaimana denganmu?" Elle menggeleng mendengar pertanyaan itu. Ia sudah memantapkan hatinya. Ini adalah waktu yang tepat. Mau bagaimanapun dia mencoba menghindarinya, ini pasti akan dan harus dilakukan oleh mereka. Jadi, apa bedanya?

Sekarang Elle yang mengabaikan pertanyaan itu. Ia mengambil langkah untuk semakin dekat ke tepi kolam. Tangan lentiknya melepas satu-persatu pakaian yang melekat di tubuhnya, menyisakan pakaian dalamnya. Setelah itu masuk ke dalam air.

Elle meringis ketika kulitnya merasakan dinginnya air itu. Sangat menusuk hingga ke tulangnya.

Alpha itu membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara air bergerak dari belakangnya. Dan geramannya keluar begitu melihat apa yang ada disana. Mati-matian Davion menahan dirinya agar tak menerjang tubuh matenya yang hampir polos itu.

Sedangkan Elle tak menyangka dia akan senekat ini. Tapi, jika tidak ada yang memulai tak akan proses itu segera dilakukan.

"Elle. Kau tidak perlu melakukannya jika kau masih takut. Aku akan menunggumu hingga kau siap."

Davion masih mematung di tempatnya. Meskipun Elle masih terus bergerak mendekatinya. Jakunnya naik turun ketika dia menelan salivanya dengan berat. Jantungnya bertalu dengan cepat, membuatnya napasnya semakin memburu.

Tatapannya semakin tajam ketika matenya sudah berada di hadapannya. Jarak mereka cukup dekat jika saja Davion akan meraih tubuh menggoda itu ke dekapannya.

BLE MOU ✓Where stories live. Discover now