[30] The End and Beginning of Everything

3.2K 344 29
                                    

Hai hai.. ketemu lagi nih,
Yaah.. ternyata nggak jadi END 😂
Ada yang masih ngalong nggak ya jam segini?

Langsung cuss~

Langsung cuss~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

Davion melempar pedangnya ke sembarang arah setelah menebas salah satu penghianat di kelompoknya. Tak ada rasa ngeri sama sekali ketika darah itu menciprati tubuhnya.

Regan dan penjaga dungeon yang berdiri di belakangnya tetap diam berdiri menunggu Davion yang juga hanya diam menatap mayat di depannya. Entah apa yang ada di pikiran Alpha mereka, tatapannya kosong dan tak terbaca.

"Bereskan dia."

Hingga perintahnya terdengar dan mereka segera melaksanakannya setelah Davion berbalik lalu keluar dari dungeon. Regan mengikuti Davion di belakang pria itu.

"Terus selidiki kasus ini dan beritahukan padaku hasilnya. Aku harus ke Caith àite." Regan berhenti berjalan saat mereka sampai di pintu utama.

Dia terus menatap punggung Davion yang semakin menjauh dari pandangannya. Pria itu selalu pergi ke caith àite, lebih lengkapnya adalah caith àite ann an cridhe. Tempat dimana seseorang yang menjadi belahan jiwanya disemayamkan disana.

Caith àite ann an cridhe, atau worn a place in heart, nama itu diberikan untuk tempat peristirahatan Sang Luna. Nama yang menunjukkan bahwa hanya disanalah tempat dimana pemilik hati Alpha itu berada. Hanya dia, dan akan selalu menjadi satu-satunya. Sebagai ungkapan rasa rindunya pada belahan jiwanya. Rasa yang selalu menambati hatinya di setiap hidupnya. Tak pernah hilang, bahkan semakin besar setiap waktu.

Hingga kini, Davion masih menyendiri. Pata petinggi telah berusaha membujuk Davion untuk mencari pasangan baru dan memiliki keturunan. Tetapi segala usaha yang telah dilakukan selalu gagal. Davion tak pernah mengacuhkan perintah maupun permintaan itu. Dia tak akan pernah mencari pendamping lain. Dia tidak ingin posisi Luna bagi Selenehydor diberikan pada wanita lain. Dia bahkan rela jika harus menjadi Alpha hingga beratus tahun lamanya daripada harus mengorbankan seorang wanita hanya untuk mendapatkan keturunan.

Lelaki itu menghentikan mobilnya di dekat taman yang cukup luas. Kemudian keluar, setelah sebelumnya dia mengganti pakaiannya yang terkena cipratan darah di dalam mobil. Melangkahkan kakinya menuju satu-satunya pohon rindang dimana ada sebuah makam yang ternaungi dedaunan lebatnya. Dia meletakkan sebuket bunga lili putih, lalu mencium nisan yang terpahat nama kekasihnya. Setelah itu duduk bersandar di batang besar pohon, melipat kedua lengannya di belakang kepala, seraya terus menatap satu-satunya makam di tempat itu.

BLE MOU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang