[27] Alpha's Blood

3.6K 342 12
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

"Uhuk!"

Sekali lagi lelaki itu terbatuk, kemudian memuntahkan darahnya kembali.

Dia menggeram. Setiap kali tubuhnya mulai memulihkan diri mereka juga kembali menyiksa dan memberinya wolfsbane. Beberapa memang tidak bereaksi, karena sebagai Alpha, imun tubuhnya adalah yang paling kuat daripada tingkatan lainnya. Namun bagaimanapun, itu semua juga ada batasnya. Dan sepertinya, tubuhnya hampir mencapai batas itu. Self-healing-nya mulai melemah.

Beberapa hari ini mereka, Karvidan dan para pengikutnya, menguasai pack-nya. Wilayahnya benar-benar diisolasi. Pack lain yang berada di bawah pimpinannya, yang ingin memberikan bantuan, selalu dihalangi. Mereka memasang barrier dan menempatkan para black witch di setiap perbatasan.

Meskipun Davion berada di dungeon dia masih tetap bisa mengetahui apa yang ada dan terjadi di setiap sudut wilayahnya. Ketika mereka meninggalkannya, menghentikan penyiksaan padanya, itulah waktu yang digunakan oleh Davion untuk berdiam diri dan memanfaatkan kemampuannya dalam mengecek tiap-tiap daerah di wilayahnya.

Selenehydor sedang benar-benar kacau. Rakyatnya tak ada yang berani keluar barang sejengkal dari rumah mereka. Kekacauan dan penjarahan terjadi dimana saja dan tak ada yang bisa melawan mereka.

Tak ada yang tahu bagaimana cara Davion melakukannya, atau bahkan mengetahui dia memiliki kemampuan seperti itu. Untuk saat ini dia sudah bisa mengetahui dimana para petinggi pack termasuk Regan berada. Mereka dipisahkan dari pasangan mereka. Tidak ada yang bisa saling menghubungi lewat mindlink. Begitupula dengan serigala mereka, mereka terkurung dalam diri para human.

Davion masih memejamkan matanya. Seluruh wilayahnya telah diketahuinya juga mencari celah kelemahan mereka, mencoba menyusun rencana untuk terlepas dari jeratan mereka dan membebaskan kembali wilayahnya. Namun, masih ada dua orang yang belum berhasil ditemukannya. Elle dan Teressa.

Keduanya belum juga bisa diketahui dimana keberadaannya. Sejak Davion mencoba kemampuannya pertamakali dan ternyata masih berfungsi, yang pertama dia cari adalah keberadaan pasangannya. Tetapi hingga saat ini tak mendapat hasil apapun.

Lelaki itu masih tetap memejamkan matanya, memutus pelacakannya ketika merasakan seseorang mendekat ke selnya. Dia mencium aroma yang amat dibencinya.

"Masih belum menyerah juga Alpha?"

Davion mengabaikan itu. Membuat Karvidan terkekeh pelan.

"Ini akan mudah jika kau memberikan apa yang kami mau."

Dan Alpha itu masih bungkam. Tak mempedulikan apa yang dikatakan oleh makhluk menjijikkan di depannya itu.

Kami mau katanya? Davion sangsi bahwa itu adalah tujuan pribadinya. Alpha itu tahu bahwa sebenarnya tujuan Karvidan dan pengikutnya adalah mengincar matenya. Namun, entah mengapa mereka malah berganti haluan dan mencoba untuk menguasai wilayahnya.

BLE MOU ✓Where stories live. Discover now