[29] Whole Nine Yards

3.1K 351 32
                                    

Warning!
Part ini sebagian besar adalah narasi.
Jangan lupa siapin lagu mellow ya.. ekekeke

 ekekeke

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

.

Sepasang werewolf itu menatap prihatin pada seorang yang sejak tadi duduk di dekat kolam di depan kediaman mereka. Entah sudah berapa jam dia hanya berdiam diri disana.

Ya, sejak kejadian waktu itu Davion sangat sering, tidak bahkan setiap hari datang ke kediaman mereka untuk berada di dekat kolam milik Teressa. Dari sore hari, lalu akan kembali beberapa jam setelah bulan telah muncul.

Tak jarang dia dan suaminya ikut menemani pria itu disana. Mengajaknya mengobrol, namun hanya dibalas sekenanya. Dia hanya terfokus pada cahaya yang muncul dari kelopak bunga lotus yang mengambang di atas air, dan jika cahaya itu mulai memudar dia akan dengan cepat mencampurkan darahnya ke dalam air itu. Tak peduli bahkan jika darahnya telah banyak yang keluar. Pernah sekali Teressa dan Sebastian menghentikan Davion yang nekat merobek lengannya agar darahnya mengucur deras. Untung saja saat itu mereka melihatnya, jika tidak, mungkin kolam itu sudah berubah menjadi kubangan darah.

"Kapan ini akan berakhir?" Teressa berbisik parau. Ikut bersedih dengan apa yang menimpa mereka.

Sebastian memeluk istrinya dengan erat. Dia juga bisa merasakan betapa terpukulnya mereka, apalagi itu juga menimpa putri semata wayangnya. Tanpa menjawab dia masih merangkul wanitanya, berdoa dalam hati semoga semua ini segera berakhir dan selesai. Dia ingin semua orang yang menyayangi Elle tak lagi terpuruk akan kepergian putrinya itu.

***

Hawa dingin yang berembus menusuk tulangnya bahkan tak menghalanginya untuk datang kemari. Dia duduk berdiam diri disini, di kolam milik Teressa.

Ketika melihat lotus-lotus itu mulai meredup, Alpha itu dengan segera menggoreskan kuku tajamnya ke telapak tangannya. Lalu mencelupkan tangannya ke dalam air. Detik berikutnya, lotus-lotus itu kembali bercahaya. Dia menghela napas beratnya. Mendongakkan kepalanya, melihat pada Dewi Malam yang setia bersinar di atas sana. Setetes air bening mengalir melewati pelipisnya, diikuti oleh tetesan lainnya.

 Setetes air bening mengalir melewati pelipisnya, diikuti oleh tetesan lainnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BLE MOU ✓Where stories live. Discover now