[19] Dream

4.9K 503 17
                                    


Haii.. Maaf baru update.
Lagi mager+otak ngadat buat bikin cerita, hehe

Ya udah lah.. Langsung cuss

 Langsung cuss

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.


Hiruk-pikuk suara khas kegiatan di pasar menyambut pagi di desa itu seperti biasanya. Ia mengedarkan pandangannya, mencari seseorang yang telah berjanji padanya untuk bertemu.

Kedua pipinya putihnya merona merah memikirkan sosoknya. Jantungnya pun ikut berdegub kencang, tak sabar bertemu dengan pujaan hatinya.

Gadis itu kembali menghela napas untuk yang kesekian kalinya. Dan tersentak ketika seseorang menepuk pundaknya.

Ia berbalik, dan matanya bertubrukan dengan sosok yang amat dikenalnya. Seseorang yang sejak tadi ia nantikan.

Sang pria menggosok tengkuknya seraya tersenyum malu-malu, sedangkan gadis itu menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang semakin memerah malu.

"Mau berjalan-jalan?" tanya sang pria gugup. Sedikit aneh, ketika mereka berkencan di tengah hiruk-pikuknya pasar. Bukan di taman maupun tempat romantis lainnya.

Mendapat anggukan dari gadis itu, mereka mulai berjalan menelusuri beberapa toko dan pedagang yang menjajakan beberapa dagangan mereka. Keheningan melingkupi keduanya, sang pria merasa menjadi pria pengecut karena tidak bisa mencairkan suasana.

Setelah menghembuskan napasnya sepelan mungkin. Ia mendekatkan tubuhnya, kemudian mulai menyentuhkan telapak tangannya pada tangan gadis itu. Awalnya mereka tersentak, merasakan sengatan yang tidak biasa. Sebelum akhirnya sang pria benar-benar menggenggam tangan gadis itu dengan mantap, dan semakin erat.

Keduanya berusaha menormalkan degupan jantung masing-masing. Tidak dipungkiri bahwa itu adalah 'skinship' pertama yang mereka lakukan.

Beberapa menit mereka berjalan, sang pria berhenti ketika dirasanya seseorang yang digandengnya melambatkan langkah. Ia menoleh, mendapati si gadis tengah menatap sebuah toko pernak-pernik.

Ia tersenyum, kemudian beralih haluan untuk menarik tangan gadisnya untuk memasuki toko itu.

"Selamat datang di toko kami. Ada yang bisa kami bantu?" Seorang wanita muda menyambut keduanya.

"Gadisku ingin sesuatu dari sini," ucapnya sambil tersenyum. Tak sadar tangannya berpindah merangkul pinggang gadis yang barusan ia sebut 'gadisnya'.

Lain halnya dengan pria itu, si gadis terkejut bukan main. Ada rasa geli di perutnya ketika mendengar pria itu menyebutnya demikian. Ia memilih menunduk dan menyembunyikan wajahnya menempel pada tubuh kekar pria itu.

BLE MOU ✓Where stories live. Discover now