((COMPLETED))
Werewolf series #2
Tentang kisah Alpha Davion, pada cerita My Heart (cor meum) bagian "Alpha's Meeting"
((Kisah tentang seorang gadis bersurai biru yang menjadi takdir Sang Alpha))
°•°•°•°
Keanehan dan pe...
Sebelumnya Selamat Hari Raya Idul Adha bagi teman-teman yang merayakan 😃 Walaupun masih besok, tapi aku cepetin aja deh. Lagian malam ini suara takbir udah kedengeran dimana-mana 'kan, hihi.
Nih, yang mau ketemu lagi sama dedekEpan, cmiw
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
.
.
.
.
.
Pagi hari disambut dengan cuaca yang cukup dingin dan lembab. Suasana yang begitu nyaman untuk bergelung di tempat hangat. Wanita itu masih meringkuk nyaman di atas peraduannya bersama dengan pasangannya juga putra mereka.
Elle sudah terbangun karena Levant yang merengek tadi. Dia hanya memperhatikan bagaimana putra kecilnya berusaha untuk membangunkan Sang ayah yang masih tertidur. Mungkin lelaki itu kelelahan setelah tadi malam menyelesaikan tugasnya yang begitu banyak.
Wanita itu terkekeh saat Levant menyundul kepala Davion kuat-kuat. Davion hanya mengerang dan tetap tak terbangun. Pun ketika putra mereka menggigit telinga Davion menggunakan gigi-gigi susunya. Pipinya juga ditepuk-tepuk menggunakan paw mungilnya.
Elle masih menahan tawanya. Apalagi saat tubuh kecil Levant berusaha memanjat tubuh besar ayahnya. Namun, bukannya mengganggu lagi, serigala mungil itu malah ikut merebahkan tubuhnya di atas dada Davion. Beberapa menit berlalu, Levant kembali berusaha. Kini dengan menjilati dagu ayahnya berulang kali.
Hingga akhirnya, usaha putra mereka berhasil. Davion terbangun dengan matanya yang masih merah. Mengerjap beberapa kali. Lalu tertawa saat Levant menaiki dadanya dan menjilati seluruh wajahnya. Ekor mungilnya bergerak-gerak tanda dia senang.
"Easy, boy." Dia masih tertawa, lalu mengangkat tubuh ringan putranya dengan kedua tangannya. Menciumi perut kecilnya dengan gemas dan membuat Levant mengeluarkan suara kaingan nyaring karena kegelian.
Setelah Davion menurunkan Levant ke kasur, putra mereka langsung berlari mendekati ibunya. Mendesak dan bersembunyi di bawah selimut yang berada di dekat tubuh Elle. Lalu menyembulkan sedikit kepalanya dari sana seakan menggoda ayahnya.
"Selamat pagi," ucap Davion. Lalu mencium matenya dengan sayang.
Sebelum kemudian masuk ke dalam selimut dan menangkap tubuh kecil Levant yang segera bersembunyi di balik gumpalan selimut. Membuat Elle tertawa karenanya.
Cuaca dingin pagi itu bahkan tak mereka rasakan karena suasana hangat yang tercipta di antara keluarga kecil mereka.
