[39] Protective

3.3K 335 6
                                    

Seperti janjiku, double update untuk hari ini.
Terima kasih banyak-banyak yang masih stay sama cerita ini 😣 luv luv..
Fresh from the oven, semoga tidak mengecewakan~


.

.

.

.


Semakin hari ada saja kelakuan Elle yang membuat bingung seisi mansion. Dari meminta hal yang tidak-tidak maupun melakukan sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan dirinya yang biasanya.

Terkadang Elle juga terlalu sensitif untuk hal-hal tertentu. Tak jarang wanita persurai biru itu juga seperti selalu menjaga jarak dari orang lain, seperti menjaga sesuatu. Dan Davion mendapat pengecualian untuk semua itu. Sebaliknya, dimana ada Davion, Elle pasti selalu menempel padanya seolah meminta perlindungan.

Davion dan Elle sedang berada di taman mansionnya. Elle meminta Davion untuk menemaninya berkebun disana. Namun tiba-tiba saja ketika dia sedang duduk bersantai di depan greenhouse, Elle berlari ke arahnya setelah melihat Ancelin datang hendak menghampirinya. Hal itu membuat Ancelin kebingungan sendiri, tetapi tetap memutuskan untuk menuju ke arah Davion berada.

Elle semakin merapat pada tubuhnya, menarik lengannya untuk melingkar di perutnya. Meski Elle bersikap seperti itu, tatapannya pada Ancelin masih tetap bersahabat dan tak berubah sama sekali.

"Ada apa denganmu?" tanya Ancelin dengan tatapan bingungnya.

Elle hanya menggelengkan kepalanya beberapa kali. Ancelin ikut menggeleng heran dan beralih pada kakaknya.

"Aku hanya mau mengantarkan ini, Ravel memintaku untuk mengantarnya langsung padamu," ucap Ancelin seraya mengulurkan sebuah map padanya.

Davion menerimanya dan bertanya, "Kemana Ravel?"

Ancelin mengendikkan kedua bahunya. "Tadi pagi-pagi sekali dia pergi ke kota. Entahlah."

"Nah, kebetulan sekali kita berada disini. Bagaimana kalau kita berkebun lagi?" Ancelin mengajak matenya dan maju untuk meraih tangan Elle. Namun Elle malah melangkah mundur dan menggelengkan kepalanya lagi.

"Tidak," jawabnya singkat.

"Ada apa sebenarnya denganmu?" Gadis itu menggaruk dahinya yang tiba-tiba gatal.

"Sebaiknya kau kembali saja, dia sedang sensitif saat ini," tutur Davion.

"Benarkah?" Seketika Ancelin membulatkan kedua matanya.

"Oh, apa jangan-jangan mimpiku tadi malam itu tentang kalian?" ucapnya heboh.

"Mimpi apa?" tanya Davion.

BLE MOU ✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें