.3. / petunia

2.4K 459 66
                                    


 petunia - floriography meaning (anger, resentment)    


                Sudah tiga hari.

Raven sudah ada di tempat ini selama tiga hari, mengurung diri kamarnya setelah merasakan betapa nyamannya tidur di ranjang yang pantas. Tentu saja, tidak senyaman ranjangnya di perbatasan Tryptych – dia layaknya anggota keluarga kerajaan di kawasan itu, dengan kasur king size yang tertutup seprai sutra dan kelambu beludru. Ia menggelengkan kepala dan merasakan sekujur tubuhnya merinding, lalu lidahnya mendecih. Tidak ada gunanya juga mengingat tempat tinggalnya di sana, toh ia tidak akan kembali lagi tempat itu.

Tidak sebagai royalti, setidaknya.

Selama tiga hari lamanya, ia tidak bertatap muka dengan Miss Katie Haywood. Ia keluar setelah suara pip terdengar dari ruang tengah, menandakan bahwa gadis itu sudah tak lagi di rumah dan melakukan kegiatan yang tidak ingin ia ketahui apa. Raven menikmati kesendiriannya, tidak ada jeritan, kata-kata umpatan kotor, bau darah, atau apapun yang bersangkutan dengan kata siksaan. Yang menyiksa Raven hanyalah suara denting melodi menyedihkan dari piano di ruang tengah yang selalu saja berbunyi setiap pagi, alarm bangun tidurnya.

Penthouse besar ini nyaris kosong, hanya dihuninya berdua dengan manusia yang kerap kali memainkan piano jam enam pagi. Raven meringis, ia berharap ini hanya mimpi – tapi ranjangnya yang nyaman membuatnya berpikir dua kali untuk mengharapkan hal tersebut jadi kenyataan. Ia menghela napas, ia tidak punya apapun sekarang – bahkan pakaian bersih pun diantarkan untuknya dalam kardus paket besar yang jelas kiriman dari pihak berwenang yang tahu akan keberadaannya disini. Kemudian, setelah keluar kamar pun ia hanya menghitung.

Ada enam ruangan di penthouse ini, kamar Haywood, kamarnya, ruang membaca dengan seperangkat komputer, kamar mandi yang harus ia bagi berdua, dapur, dan ruang tengah.

Ada empat ratus lima puluh tiga buku di ruang baca, empat ratus di rak, lima puluh di lemari, dan tiga di atas meja.

Delapan pajangan, lima di rak buku, dua di sisi jendela ruang tengah, dan satu di atas meja komputer – tepat di samping buku.

Enam lukisan, satu di ruang membaca, dua di ruang tengah, satu di kamarnya, satu di dapur, dan satu lagi di lorong menuju kamar Haywood.

Empat vas bunga ekstravagan, satu di atas meja makan, satu di atas meja ruang tengah, satu di ruang membaca, dan satu lagi – yang ia intip semalam, ada di kamar Haywood.

Ia masih merasa lelah, masih ingin tidur karena tidur adalah satu-satunya cara mengalihkan diri dari hidupnya yang berantakan. Menatap keluar jendela yang memberikannya pemandangan kota Dystopia, ia memikirkan bagaimana keadaan kakak angkatnya, dan menolak mengakui kalau ia juga mengkhawatirkan V – Ia berharap keduanya masih bernafas dan melihat sinar matahari, karena jelas sinar matahari pagi ini nampak menyenangkan, hangat ketika menyentuh kulitnya. Raven hendak memejamkan matanya, kembali ke pulau kapuk ketika ia mendengar – lagi-lagi, suara denting piano yang mengganggu.

Katie Haywood mungkin memang berniat menyelamatkan dunia dengan membunuhnya, menyiksa telinganya dengan melodi yang menyedihkan – tak pernah sekalipun ia mendengar alunan musik yang menyenangkan untuk didengar. Raven mendengus, seperti apapun lagu yang dihasilkan piano dan jari Haywood, ia tetap terganggu dan matanya akan tetap menolak tidur. Raven mendesis, jauh darinya pun si jalang itu masih mampu membuatnya merasa terganggu. Raven tidak punya pilihan lain, tak mampu meredam suara itu dengan bantal barunya – ia pun berdiri dan merutuk.

Lovers Of The Light [HIATUS]Where stories live. Discover now