.4. / zinnia

2.3K 404 118
                                    


 zinnia - floriography meaning (constancy)    


                Sudah sepuluh hari.

Katherine Rym Haywood sudah bulak-balik ke rumah sakit selama seminggu, ia punya alasan untuk memilih tempat ini sebagai pelarian, namun jika ia mendengarkan isi hatinya baik-baik – ia tahu bahwa alasan itu bukanlah alasan utama mengapa ia ada di tempat ini. Ia menghela napas panjang, bersandar di kursinya dengan sebuah buku kumal yang sudah ia baca berkali-kali, ia membaca kalimat "Winter is coming." sebanyak tiga kali, barulah ia sadar kalau kepalanya sudah lagi tak mau menerima informasi apapun. Kalimat itu membuka fakta bahwa sebentar lagi musim dingin akan datang, menutup seluruh permukaan New York dengan salju.

Matanya menatap kosong langit-langit kamar rumah sakit yang sunyi, seperti biasa. Ia bisa mendengar suara desisan gas dari alat bantu pernafasan sang pasien yang terbaring lemas di ranjang rumah sakitnya, ranjang besi standar dengan tiga sampai lima mesin berdiri kokoh di sekitarnya, menempel pada tubuh sang pasien. Napasnya tercekat, selalu seperti itu setiap kali ia datang dan berkunjung, melihat permukaan kulit pemuda itu memucat seiring waktu dan melihat mesin yang semakin lama semakin banyak, menumpuk di sisi ranjangnya.

Katie meletakkan bukunya dengan asal di atas meja besi rumah sakit dystopia itu, membiarkan cahaya biru dari lampu LED yang menjadi sumber penerangan ruangan tetap menyala walau matanya sudah lelah dan ingin istirahat. Ia menolak istirahat, selama berhari-hari, yang dilakukannya hanyalah duduk dan membaca – harusnya ia bahkan tak merasa lelah. Lantas ia berdiri dari duduknya, ia memang kesini untuk menjenguk Mark, tapi belakangan ini ia datang dengan alasan yang tak baik – ia menghindari Raven Jeon, bukan datang kemari karena murni menjenguknya.

Ia mendesis, kemudian mendecak.

Tangannya yang mungil – kasar karena terus dipakai bertarung, menyentuh permukaan dahi pemuda itu, mengelus anak-anak rambutnya yang sudah memanjang. Katie terkekeh, Mark akan mengeluh semalam suntuk karena mereka menusuk mata dan mengganggu konsentrasinya setiap kali ia latihan pedang – Mark tidak pernah membiarkan rambutnya memanjang. Secara reflek, ia menyingkirkan helaian-helaian itu menjauh dari mata Mark, menunduk di atas keningnya dan mendaratkan kecupan ringan di atas kulit sang pemuda.

"Aku pulang dulu, aku akan kembali lagi nanti." Katie mengucapnya tanpa perasaan, nyaris tak terasa apa-apa, malah. Ia sudah terlalu sering mengucapkan kalimat itu, tanpa mendapat sahutan atau balasan dari Mark yang terbaring tak sadarkan diri, dan parahnya – ia tahu ia tidak bisa mengeluh pada siapapun tentang hal itu. Menyadari kalau mungkin usahanya sia-sia, Katie menahan air mata, menelan air liurnya dan mengecup kening Mark, lagi. "Aku rindu sekali, padamu."

"Cepatlah bangun."

Lima menit kemudian berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan sepasang tungkai kaki yang lelah, dan seragam federal yang tak kunjung kering karena air hujan sejak setengah jam yang lalu. Ia menghitung kembali keberadaan Raven Jeon si parasit di tempat tinggalnya, dan membenci fakta bahwa ia harus pulang – ia tak bisa terus mengabaikannya. Sepuluh hari sudah Raven Jeon bersarang di rumahnya, dan selama sepuluh hari itu pun, tanpa absen – mereka mendebatkan berbagai macam hal, beradu mulut walau mereka berusaha untuk menghindari satu sama lain. Tanpa sadar, pikirannya selalu melayang kearah pemuda itu, membuat hati dan pikirannya pahit.

Memikirkan kalimat-kalimat kotor yang keluar tanpa henti dari mulut Raven membuatnya bertambah mual. Persetan, bahkan tanpa wujud nyatanya pun, Raven Jeon mampu membuat Katie Haywood kesulitan, menyusahkannya lahiriah dan batiniah. Ia tidak akan ada disini kalau bukan karena ulah si brengsek itu, ia mengutuk Raven dalam benaknya, membayangkan wajah kokoh pemuda itu – merenggut, mendecih, mengerenyitkan wajah, tidak ada satu pun ekspresi wajah yang enak dilihat. Bukankah pemuda itu lebih memilih mati daripada tinggal lama di New York?

Lovers Of The Light [HIATUS]Where stories live. Discover now