.24. / gardenia

1.8K 366 167
                                    


gardenia - floriography meaning (secret love, loveliness)


Sudah seratus dua belas hari.

Ketenangan membuat waktu berlalu semakin cepat, hari-hari menjadi minggu yang tak terasa – tapi itulah yang orang katakan, waktu tidak terasa ketika kau bersenang-senang. Raven tidak yakin ia bersenang-senang, tapi ia yakin kalau hidupnya mulai terasa tenang. Ia menatap kosong ke arah jendela di kamar Katherine Haywood, mengabaikan sang gadis yang tertidur pulas di kasurnya, dan berpikir betapa tidak terduganya jalan hidup. Ia tidak tahu kalau ia bisa duduk disamping Haywood tanpa perasaan ingin mencekiknya, tapi itu terjadi – diluar keinginannya dan tanpa rencana yang ia susun sendiri.

Itu bukan satu-satunya kemustahilan yang ternyata terjadi, ia menghirup udara di luar dan menghembuskannya dengan berat, tahun baru akan datang dalam hitungan hari – di musim semi.

Pemuda itu turun dari ranjang segera setelah akal sehatnya bisa berpikir jernih, melangkahkan kakinya kearah sofa loveseat yang menghadap jendela, kembali membaringkan tubuhnya diatas lapisan busa tebal nyaman yang membuatnya kembali terbuai kantuk. Ia berencana untuk kembali tidur, tapi matanya yang berkhianat sibuk menatap sang gadis yang pulas diatas bantalnya. Ia tidak mengerti bagaimana bisa Haywood sepulas itu ketika ia tidur disampingnya, tapi gadis itu masih menyimpan pisau di suatu tempat di dalam ruangan ini – pertahanan diri, itu normal dan cerdik, pikir Raven.

Sedikit ia tahu, kalau itu bukan lagi bentuk pertahanan diri Haywood untuknya.

Yang membatasi mereka sekarang, di dalam ruangan ini, hanyalah diri mereka sendiri.

"Apa yang kau lakukan di kamarku?" Ia ingat Haywood bertanya padanya seminggu yang lalu, ia tidak begitu ingat keadaannya karena ia masih mengantuk – tapi ia ingat persis keadaan sang gadis saat itu. Berantakan, dengan rambut tidak beraturan dan sisa tanah di pipi dan pakaiannya yang kusut. Kening Haywood mengerung, bersamaan dengan keluarnya pertanyaan tersebut. Ia sudah menyerah pada logikanya perihal yang satu ini sejak tuhan-tahu-kapan, tidur di kamar Haywood saat gadis itu tidak ada sudah sering ia lakukan tanpa seizin sang pemilik – semuanya demi tidur tenang bebas mimpi buruk yang selalu di idamkannya.

"Kau selalu menerobos kamarku, kenapa aku tidak boleh melakukannya?" Raven bertanya balik tanpa memberi jawaban, sementara gadis itu menggelengkan kepalanya dengan bingung, mengira-ngira sejak kapan Raven melakukannya dan mengapa ia harus melakukannya. Leganya, gadis itu tidak merasa kalau tindakan ini pelanggaran privasi, Haywood hanya duduk di sudut ranjangnya dan melemparkan pertanyaan-pertanyaan lain yang membuatnya terganggu. Raven tidak keberatan menjawab dengan singkat, dan Haywood menerima jawaban sederhananya.

Tidak berakhir disitu saja.

"Aku mau tidur." Ia mengingat kembali kejadian setelah hari itu, Katie duduk di kursi pianonya dengan pergerakan rigid dan kaku seperti biasanya, wajahnya yang pucat merona merah – warna merah muda yang selalu disukainya tanpa harus ia akui keras-keras. Raven sedang duduk di sofa ruang tengah, rokok berisi tembakau menggantung di sudut bibirnya, sudah terbakar dan mengepul di ruang tengah. Katie menggigit bibir dan mengintip ekspresi wajahnya dari balik rambut pirangnya yang sudah mulai tumbuh panjang. "Apa kau – mau ikut?"

"Tidak." Ia menjawab dengan segera, tidak berpikir dua kali – kata yang segera ia sesali setelah ia menutup mulutnya sederhana karena ia bisa melihat kekecewaan di wajah Haywood. Ia membiarkan wajah datarnya tetap tidak berekspresi, walau ia tahu tidak ada sedikitpun keinginan untuk masuk ke kamarnya sendiri untuk tidur malam ini. Raven menambah goresan di atas kertasnya, tidak peduli dengan hasil gambarnya yang tidak rapi – tidak ada yang bisa digambar belakangan ini semenjak mimpi-mimpinya terhenti. "Aku akan menyusul setengah jam lagi."

Lovers Of The Light [HIATUS]Where stories live. Discover now