.5. / euphorbia

2.3K 404 61
                                    

 euphorbia - floriography meaning (persistence)      

                Sudah empat belas hari.

Katie duduk menghadap keluar dengan sepasang kaki menekuk ke dada, menyelimuti tubuhnya dengan selimut merah marun yang tipis – kedinginan, namun tetap membiarkan jendelanya terbuka. Matanya mengerenyit, melebar, dan meratapi dedaunan yang masih sibuk berguguran, tertiup angin sepoi diluar sana sementara ia hanya melamun memikirkan entah apa.

Ia mendecak, sederhana karena seharusnya ia ada di rumah dan beristirahat.

Namun tentu saja, rumah tidak terasa seperti rumah ketika ada orang asing yang tinggal bersamamu tanpa kesukarelaan, seperti benalu. Katie memejamkan mata, tidak ada gunanya lagi memikirkan hal tersebut, toh tidak ada yang bisa ia lakukan. Tak lama ia bergeming, matanya kembali bergerak ke atas meja, memproses apa yang baru saja dilihatnya beberapa menit yang lalu. Diatas tumpukan kertas kusam yang sudah lecek itu terpatri goresan-goresan indah dari sebuah pensil sederhana, sesuatu yang digambar penuh dengan emosi – terlihat dari tekanan halus dan kasar di dalam tiap goresannya.

Ia menyesal karena ia tahu ia harusnya membiarkan kertas-kertas itu tergulung di ruang membaca, tetap di tempatnya – di tempat sampah, tapi ia membiarkan rasa penasarannya mengambil alih. Akibatnya, disinilah ia sekarang, duduk sendirian dan mencoba mati-matian untuk memahami gambar-gambar itu hanya karena ia memungut dan membukanya tanpa izin si seniman. Katie terkejut, terpesona, sekaligus terheran dengan gambar-gambar itu. Mereka adalah gambar-gambar yang sadis, seorang pria yang terbaring dengan leher tergores belati, seorang wanita setengah telanjang yang dipasung, dan terakhir – dua anak laki-laki meringkuk di sebuah sel modern.

Melihatnya saja sudah membuat Katie mual.

Ajaibnya, torehan-torehan pensil di gambar tersebut amat rapi, kasar dan halus di tempatnya – membentuk nyata objek dan subjek yang sebenarnya sedang diperlihatkan si seniman. Ia nyaris bisa mencium aroma darah, rasa sakit, mendengar suara jerit, dan tangisan dari anak-anak karena melihatnya. Mengapa sesuatu yang begitu indah bisa membentuk sesuatu yang begitu buruk? Dan bagaimana, bagaimana seorang pemuda berhati busuk dan bertangan baja membuat sesuatu yang begitu menjijikkan dengan keahlian yang begitu – menarik?

Ia tidak mau tahu ada berapa banyak gambar sadis yang dibuat Raven Jeon, namun bertanya-tanya bagaimana tangan sekasar itu membuat gambar selembut ini.

"Kudengar seharusnya kau beristirahat." Katie menoleh ke belakang, mendengar suara bip ringan dari pintu otomatis headquarter – ia tidak berjengit, hanya memiringkan kepalanya dan mendapati pemuda berambut pirang platinum yang ingin ditemuinya sejak berminggu-minggu yang lalu. Senyum di bibir Katie merekah dengan mudah, sementara pemuda itu mendengus sambil menggelengkan kepala. "Kupikir kau sudah cukup dewasa untuk memahami apa yang harusnya kau lakukan dan apa yang tidak."

"Bagaimana kau tahu kalau aku ada di sini?" Katie mencicit, membiarkan pemuda itu duduk disampingnya tanpa penolakan sedikitpun. Suga nampak lelah, dengan kantong di bawah mata yang menyaingi mata Katie sendiri, kulitnya yang pucat bahkan nampak lebih pucat dari biasanya. Katie sama sekali tidak menyukai Suga yang pucat, secara natural sudah pucat dan kini ia kelelahan – ditemani jins kelabu dan kaus putih berlengan panjang yang membuatnya terlihat seperti seorang pasien rumah sakit jiwa dibanding kaki tangan federal. Oh, betapa ia ingin tertawa – semua orang disini harusnya memang masuk rumah sakit jiwa.

"Aku tidak tahu dimana keberadaanmu." Suga mengerutkan keningnya, menghadapkan tubuhnya ke tubuh Katie yang masih tergulung kepompong selimut. Wajah datar Suga bergerak sedikit, Katie sudah pasti tahu kalau ia tak seharusnya ada di headquarter ketika ia diperintahkan untuk ada di rumah. Yang dimana artinya, rumahnya itu sudah menjadi tempat yang tak nyaman untuknya. Mengapa? Suga bertanya-tanya, karena Mark tidak ada? "Aku hanya tahu kalau kau seharusnya ada di rumah dan berbaring di kasurmu sampai stabil."

Lovers Of The Light [HIATUS]Where stories live. Discover now