.7. / protea

1.6K 349 72
                                    


protea - floriography meaning ( change, transformation) 


Raven tidak yakin dengan hitungannya sendiri walau ia merasa bahwa pekerjaan utamanya di tempat ini adalah berhitung. Ia menghitung jumlah macam-macam benda di penjara luksuri ini, ia menghitung suapan makanan yang ia telan dari piringnya setiap kali ia bersantap, ia bahkan menghitung berapa kali Katherine Haywood memainkan musik dari mesin sialan di ruang tamu itu hanya demi kepuasaan menyiksanya. Ia tidak menghitung hari dengan benar sederhana karena kepalanya serasa dipukul berkali-kali dengan benda tumpul, pandangannya memburam seakan kepalanya ditenggelamkan ke dalam air, dan panas tubuhnya menyaingi neraka.

Ia melenguhkan napas lega segera setelah sinar matahari menembus jendelanya, setidaknya ia masih hidup - entah berapa lama waktu yang ia butuhkan untuk terbiasa tidur dengan nyaman tanpa rasa waspada, hal itu sulit dilakukan ketika seantero dunia menginginkan lehermu patah, jantungmu berhenti, dan kulitmu memucat. Boleh dibilang, pagi seperti ini adalah kemewahan untuknya, ia bisa menghitung berapa kali ia menikmati bangun tidur tanpa mimpi buruk atau keringat dingin. Namun kebahagiaannya memang tak pernah berlangsung lama, Raven bersumpah kalau ia bisa terbiasa dikecewakan.

"What the fuck." Suaranya terdengar serak dan rendah, sudah berapa hari ia tidak sadar? Berapa hari pula ia tidak meminum air? Raven tidak menggubris pertanyaan-pertanyaan sampah di kepalanya itu, mengusap matanya dan memastikan kalau gumpalan rambut pirang yang duduk di samping ranjangnya adalah Katherine Haywood. Wanita muda itu melenguh di dalam tidurnya, membuka kelopak matanya tak lama kemudian - tidak menyadari keadaan disekitarnya maupun Raven Jeon yang siap meledak. "Apa yang kau lakukan disini, wanita sialan?"

"Main dokter-dokteran denganmu." Raven membenci cemoohan Katherine, keluar dari bibirnya dengan mata yang masih diselimuti kantuk. Bagaimana wanita dengan tubuh sekecil itu bisa mengeluarkan kata-kata yang begitu masam? Pemuda itu tidak bergerak sama sekali, mengabaikan sakit yang kembali menyerang keningnya ketika ia memaksa dirinya untuk duduk. Katherine Haywood secara langsung melirik lengan Raven yang kini tertutup perban bersih, puas dengan hasil karyanya namun menahan diri untuk tidak mengatakan apapun. "Otak cerdasmu yang brilian sepertinya tidak tahu bagaimana cara merawat luka kecil."

"Aku tidak butuh bantuanmu." Raven mendesis sementara Katherine mengerutkan kening, menyiapkan kalimat setajam silet untuk menyahuti pemuda berambut hitam itu walau akhirnya ia hanya berbalik, berusaha mengumpulkan kesadaran dari tubuhnya perlahan-lahan. "Keluar dari kamarku, jalang."

"Aku tidak butuh bantuanmu, kata si bodoh yang nyaris mati karena luka kecil." Katie membalik tubuhnya, menyembunyikan senyum kecil yang menari-nari di ujung bibirnya, mengabaikan kata-kata tak pantas yang keluar dari pemuda disampingnya. Raven terlihat membaik, bisa mengutuk dan jelas bisa mengoceh tentang kisah hidupnya yang tidak bisa lebih menyedihkan lagi. "Harus berapa kali kukatakan padamu kalau ini adalah rumahku? Aku akan tetap disini karena kamarmu ada di tempatku."

"Biar kulihat lukamu -"

"Jangan sentuh aku." Raven menarik tangannya menjauh dari sentuhan Katie, dan ia bisa melihat kalau gadis itu sama sekali tidak menyukai tingkahnya, bukan sesuatu yang baru. Hanya saja ia tahu pergerakan itu sedikit lebih kasar dari apa yang diniatkannya, harusnya ia tidak memikirkan ini, toh ia tahu Katie tidak bisa membencinya lebih dari ini. Kening gadis itu semakin mengerung, tangannya menggenggam udara dan ia bersumpah ia mendengar gadis itu mengerang. "Kau tidak punya tugas untuk merawatku, keluar dan pergi saja sana."

"Kau ada disini karena bantuan banyak orang, bukan kepedulianku. Dan jangan salah paham, kau hanyalah beban disini." Katie menegakkan tubuhnya dalam diam, mengintip wajah Raven dari balik poninya. Pemuda itu nampak sedikit lebih baik, namun ia bersumpah ia akan membuat pemuda itu babak belur dan merasakan sakit yang lebih parah dibanding sakit dari infeksi luka jika dia tidak berhenti menjadi anak SD dan bertingkah semaunya sesuka hati. "Mereka peduli padamu untuk alasan yang aku tidak tahu apa, dan aku tidak peduli apa."

Lovers Of The Light [HIATUS]Where stories live. Discover now