.8. / epigaea

1.8K 338 93
                                    


epigaea - floriography meaning ( budding) 


        Sudah dua puluh enam hari.

Raven mengeluh dalam tidurnya, dan itu bukan pertama kalinya ia mengeluh dalam tidur. Ia menggeram, merengek, mengaduh, memutar tubuhnya kesana-kemari ke setiap sudut di ranjangnya – tidak peduli betapa nyamannya kasur tempatnya berbaring selama nyaris satu bulan ini. Pagi ini, walau bagaimanapun, ia terbangun tak nyaman bukan karena mimpi buruknya yang datang tanpa undangan, namun karena ia jatuh tertidur di sofa ruang tengah sedari malam. Ia mengutuk dibawah napasnya, mengaduh dan mencoba meregangkan otot punggungnya yang sudah kaku.

Kemudian, ia menghirup aroma menggoda dari bacon dan telur, Haywood sedang memasak.

Raven mengerungkan keningnya, tidak ada rasa sakit dari lengannya yang sudah mulai sembuh – kecuali bekas luka jelek yang nantinya ada disana, perbannya sudah diganti dengan perban segar. Ia mendecak dan mengira-ngira kapan Haywood menggantinya, semalam? Subuh tadi? Kapanpun waktunya, ia seharusnya sadar ketika ada ancaman mendekat. Katherine Haywood adalah ancaman, untuk dirinya, untuk semuanya yang ia yakini dan yang ia percaya. Untuk semua molekul dan setiap inci daging yang membentuk tubuhnya, juga untuk semua sel yang membuat Raven Jeon menjadi Raven Jeon. Sekarang, gadis itu menghantui pikirannya dan itu adalah ketergantungan yang amat tidak sehat.

Kening Raven kembali mengerut ketika ia mendapati selimut ungu yang kemudian jatuh dari tubuhnya ketika ia berdiri, ia memutar bola matanya dengan gestur sarkas, great – Haywood berperan jadi ibunya juga sekarang. Ia tidak berniat menghampiri gadis itu di dapur mereka – ralat, dapur Katherine, ia adalah satu-satunya orang di rumah ini yang mampu menggunakannya tanpa harus terdengar berisik dan tanpa membakar dirinya sendiri. Raven memutuskan untuk kembali memfokuskan pandangannya pada tumpukan kertas dan pensil yang sudah diserut sampai tajam, ia tidak mau tahu mengapa Haywood menyediakan benda-benda itu untuknya sejak tiga hari yang lalu.

Tapi ia tidak protes.

Maka ia mulai melihat gambar-gambar yang dibuatnya semalam, ada tiga, dua sudah jadi dan tergambar sempurna hingga arsiran-arsiran hitamnya nyaris tak terlihat. Satu lagi, hanya sketsa – ia tidak pernah mau menyelesaikannya, hanya sedikit demi sedikit jika ia tak lagi kuat menahan godaannya. Sketsa gambar itu dibuatnya sejak seminggu yang lalu, ia mulai menggambar setiap kali ia bangun tidur, menunggu suara piano berhenti dan menunggu Haywood keluar dari rumah – seringkali, ia hanya menatap gambar itu dan membayangkan bagaimana hasilnya nanti.

"Kau sudah bangun."

Ia melihat Haywood lagi, rambut pirangnya diikat sederhana ke belakang, sedikit poni panjang membingkai wajahnya. Kaus lengan panjang marun yang dikenakannya tertutup celemek abu-abu, begitu juga celana jins yang menutupi pinggang hingga kakinya – ini hari Sabtu, tapi ternyata ia masih harus keluar entah kemana. Raven menyembunyikan gambar-gambarnya, sedikit terlambat – Haywood mungkin sudah melihatnya pagi tadi.

"Ya, kenapa? Kecewa?" Suaranya terdengar kering dan lelah walau ia baru saja beristirahat, Haywood hanya menggerdikan bahunya meletakan bacon dan telur setengah matangnya diatas coffee table. Gadis itu meletakan porsinya juga, lengkap dengan dua karton susu tanpa merek di sisinya. "Kalau kau kecewa aku masih hidup, kau punya banyak kesempatan untuk mengakhirinya. Dimulai dari berhenti mengasuhku seperti anakmu sendiri."

Haywood menggeleng, tapi Raven yakin ia mengerti apa yang dimaksudnya.

"Diluar dingin, musim salju sudah tiba." Gadis itu menyahuti, meminum susunya tanpa nafsu makan, kemudian mulai memotong baconnya kecil-kecil. Sedikit demi sedikit, mengabaikan suara bising yang dibuatnya diatas piring. "Kau menggigil, dan kau tidak tidur di kamarmu."

Lovers Of The Light [HIATUS]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon