.14. / morning glory

1.9K 391 109
                                    


morning glory - floriography meaning (dependency, affection)


Sudah lima puluh lima hari.

Untuk yang pertama kalinya, Katie Haywood terganggu dengan fakta kalau Raven Jeon menghindari dan mengabaikannya seolah tubuhnya transparan atau menyerupai dinding. Tentu saja itu sifat natural Raven, ia harusnya sadar kalau pemuda itu tidak akan berhenti memperlakukannya demikian, dan selama beberapa minggu pertama – ia sendiri melakukan hal yang sama sebagai metode pertahanan diri. Setidaknya ia berperan menjadi 'si waras' di dalam hubungan ini – itu pun kalau apapun ini bisa disebut sebuah hubungan. Hubungan bekerja dua arah dan Raven Jeon jelas tidak mau berpartisipasi jadi orang kedua, bahkan setelah lima puluh lima hari yang terasa seperti roller coaster untuk mereka.

Katie mengusap dua tangannya dengan kencang, berharap rasa hangat yang muncul karena gesekan kulitnya itu mampu membuat sekujur tubuhnya hangat, nihil – dia selalu butuh selimut dan cokelat panas buatan Mark untuk bergulung nyaman di depan perapian. Ia mengerjap beberapa kali, membiarkan kenyataan menabraknya sekali lagi. Pemuda itu sudah tidak ada bersamanya, dia mati bersama harapan dan cita-citanya semasa hidup – menemukan kembali kemanusiaan dan mengembalikan semuanya seperti semula. Semuanya terdengar luar biasa dulu, sekarang kalimat itu sudah berubah menjadi ketidakmungkinan yang utuh.

Ia tidak tahu mengapa ia terdampar di ruang tamu Wendy dengan kaki meringkuk dan segelas teh chamomile di tangannya, menatap keluar dan berpikir kenapa lapangan kosong di luar rumah Wendy terlihat begitu menyedihkan dan jelek walau salju sudah menutupi cacatnya. Yang jelas ia tidak mau masuk dan pulang ke rumahnya sendiri, rasanya seperti dipaksa hidup dengan siksaan dan menikmati narkotika sebagai makanan hariannya. Ia masih bisa melihat Mark dimana-mana, ia masih tidak mengerti mengapa orang-orang menjalankan hidupnya seperti biasa, dan ia masih ditengah perjalanan untuk menjadikan Raven Jeon pasiennya – dan dokternya sekaligus.

Rasanya semuanya salah.

"Kau melamun lagi." Telinga Katie tidak terkejut akan sapaan sang pemilik rumah, sontak ia menoleh dan bertatapan langsung dengan Wendy. Wanita muda itu nampak acak-acakan, sweater yang ia pakai sudah pasti ia gunakan untuk tidur juga – kerutannya sudah membuktikan fakta yang satu itu. Rambut cokelatnya kusut dan matanya masih dipenuhi kantuk, Katie hampir merasa bersalah karena mengetuk pintu rumahnya ketika rembulan sudah datang. "Suga bilang kau terus melakukannya beberapa hari ini, mengganggu latihanmu. Bahkan–"

Wendy melirik tangan Katie yang di perban, karya seni Suga kemarin malam di jam latihan. Mudah melukai Katie Haywood saat ia sedang sibuk melamun, dimana melamun adalah kegiatan hariannya belakangan ini.

"–membuatnya bisa melukaimu dengan mudah." Katie tidak menjawab pernyataan Wendy, tidak menyahutinya. Gadis itu hanya menekan bibirnya, menggeser tubuhnya ke pojok sofa dan memberi ruang untuk duduk. Wendy melenguh, mengusap perutnya yang sudah mulai membengkak dan duduk disampingnya, Katie bergulung mendekat kearah Wendy – menyukai kehangatan yang menyeruak dari tubuh wanita muda itu. "Bagaimana keadaanmu?"

Katie ingin berontak dari logikanya, melempar semua barang yang ada di ruangan itu, dan berteriak.

"Aku baik-baik saja." Ia mulai merasakan nafasnya tercekat, bersamaan dengan emosi yang terbendung dan berkecamuk di kepalanya. Ia menatap Wendy yang sedang sibuk memperhatikannya dari ujung kaki sampai ujung kepala, menunggu jawaban lain keluar dari bibirnya, tapi Katie hanya melenguhkan nafas terputus, membiarkan matanya mencari pemandangan yang familiar – seperti api di perapian yang mengingatkannya akan tatapan mata Raven Jeon, determinan dan membara. Gadis itu menarik napasnya dalam-dalam, menghancurkan cekatan nafasnya dan menjawab tanpa keraguan sedikitpun – ia harusnya berhenti berbohong dari awal. "Tapi aku berbohong."

Lovers Of The Light [HIATUS]Where stories live. Discover now