.30. / azalea

1.8K 288 103
                                    



azalea - floriography meaning (temperance, fragile passion)


Sudah seratus empat puluh sembilan hari.

Dan empat hari tidak pernah berlalu secepat ini untuk Raven Jeon.

Satu-satunya momen yang terasa lama bagi Raven ialah ingatan masa lalu yang berangsur-angsur kembali. Tiba-tiba saja, ia kembali menjadi Raven Jeon yang duduk manis di kursi taman kanak-kanaknya, dengan jari jemari yang bertautan karena gugup tak beralasan dan kepala tertunduk kebawah, tanda rasa tidak percaya dirinya.

Bagaimana bisa dunia jadi seperti ini? Ia mengingat gurunya, mencoba menjelaskan sebuah monolog yang tak berbentuk untuk anak laki-laki penakut itu. 

Semua orang sudah diperingatkan, tapi banyak dari mereka yang tidak mendengar. Otaknya memutar kembali kenangan dari cerita itu, temperatur yang meningkat, berubahnya arah lautan, dan melelehnya bongkahan es di kutub. Kemudian ketika manusia berpikir bahwa tidak ada bencana yang lebih buruk lagi, bencana yang paling buruk terjadi. Angin puting beliung, kekeringan, badai, terjadi di setiap sudut bumi. Kehancuran di muka bumi tidak pernah lebih parah dari saat itu, namun kini, ia punya seribu satu hal yang harus ia pertimbangkan jika ia tidak mau dunia hancur dua kali.

Raven menghela napas, familiar dengan aroma bunga mawar yang kini menggelitik hidungnya. Untuk yang keempat kalinya, sang pemuda terbangun dengan rambut Haywood di depan wajah datarnya, dan anehnya, tidak merasa terganggu akan helaian keemasan yang kini mulai kembali mengumpal dan menebal, menutupi separuh pengelihatannya dan menghalau indra pernafasannya. 

Ia mengerjap beberapa kali, ingin menghalau dunia dan berbaring diantara seprai kelabu dan selimut marun yang melapisi separuh tubuh mereka, tapi ia tahu ada banyak hal lain yang harus ia lakukan, ada hal lain yang harus mereka lakukan. Berbaring seharian di ranjang dengan Haywood memang menyenangkan, tapi tidak akan menyelesaikan apapun yang akan terjadi dan sudah terjadi sekarang ini.

Ia merenggut, begitu heran dengan kecepatan pemulihan Haywood.

Empat hari. 

Tiga hari yang lalu, setelah ia terbangun, menghadapi syok, dan perdebatan yang menurutnya tidak perlu, Katherine Haywood punya kesibukan sendiri yang tidak akan ia mengerti. Hari-hari mulai terasa normal, yang dimana membuat pemuda itu, untuk pertama kalinya - merasa gelisah, normal adalah hal yang sedari awal pun bukanlah rutinitas yang mereka miliki. Haywood keluar dari rumah, sekarang dengan kulit bersinar dan rona kemerahan sehat di pipinya. Sementara itu, ia lagi-lagi sibuk bertingkah seperti pengecut dan ditinggalkan di tengah rumah dengan pikirannya sendiri. 

Gadis itu pulang dengan wajah memerah, entah karena suhu tubuhnya yang belum stabil, atau emosi yang membakar habis kesabarannya. Anehnya, setelah malam itu, Katherine Haywood berhenti membahas tentang menyelamatkan dunia dan segala tingkah orang sucinya. Persetan dengan kesembuhan dunia, ia mengumpat. Raven merasa bersyukur, namun tetap merasa terganggu entah karena apa. Hati kecilnya ingin tahu, namun bibirnya menahan diri untuk tidak terbuka.

Ia duduk dari baringannya, kemudian menutupi tubuh Haywood dengan selimut marun mereka.

✽ - ✽ - ✽

Dua hari yang lalu,

"Kau berbohong padaku." Jennie hampir berjengit di tempat duduknya, matanya yang picing menatap kearah dua penjaga di depan pintu ketika Katherine Haywood masuk dan memasang amarah di lapisan depan wajahnya. Tubuhnya yang rigid meletakkan pulpen diatas meja, kemudian dengan bahu yang kaku, memperbaiki komposur tubuhnya. "Kau berjanji padaku kalau kau akan melakukan apa yang bisa kau lakukan untuk menyelamatkannya." 

Lovers Of The Light [HIATUS]Where stories live. Discover now