.28. / hyacinth

1.4K 277 131
                                    


hyacinth - floriography meaning (regret, sorrow, sorry)


Sudah seratus tiga puluh delapan hari.

Sisa dari waktu Katherine Haywood dihabiskannya dengan baik, atau setidaknya itulah yang dipikirkan Katie, jam tiga subuh di tahun baru.

Gadis itu menghabiskan waktu berbaring di kasur, mengabaikan rambut tebalnya yang semakin menipis, terheran-heran mengapa ia belum botak juga. Sementara itu, Raven akan ada disisinya dengan semangkuk bubur instan artifisial yang dibuat seperti mie cepat saji, pemuda itu selalu mengeluh dan mengutuk tentang rasanya yang terasa seperti sampah, namun tetap memakannya dua kali sehari. Katie mencoba mengajarinya memasak, tapi pemuda itu bersikeras kalau itu bukan kemampuan yang berguna dan menyuruhnya untuk menghabiskan sisa energinya untuk tidur.

Ia merasa ia menjalani hari-hari akhirnya dengan tenang, dengan Raven yang berbaring di pahanya sambil menggoreskan pensil diatas kertas, terkadang dengan lagu jaman delapan puluhan yang diputar dari mesin piringan hitam hadiah ulang tahunnya untuk sang pemuda. Ia tidak tahu apakah ia harus mensyukuri perilaku agresif Raven yang berkurang, ia terlihat tenang beberapa hari ini, tapi hanya karena ia gelisah. Katie tidak yakin apa alasan kegelisahan sang pemuda, mungkin karena ia bisa jadi akan menjadi orang sial pertama yang disantap Katie-Zomb, atau karena ia tahu ia akan sendiri disini tanpa siapapun, kehilangan keberadaannya.

Ia berharap poin kedua lah yang membuat Raven gelisah, tapi harapan biasanya membuat Katie terluka.

"Aku bisa mendengar pikiranmu, Haywood." Ia bisa mendengar suara menggeram Raven dari belakang tubuhnya, mereka sedang berbaring di tengah kasur besar Katie yang seringkali hanya dihuninya sendiri. Ia bisa merasakan lingkar lengan Raven yang semakin mengerat di pinggangnya, mengabaikan fakta kalau ia bisa menggigitnya sekarang juga dan menjadikannya makan malam tahun baru paling enak di dekade ini. Katie mengira-ngira apakah Raven tahu apa yang ada di pikirannya sekarang ini, entah sejak kapan Raven selalu tahu, ia selalu tahu apa yang ada di pikirannya, hampir sepanjang waktu. "Kau belum jadi Zombie, jadi jangan melamun dan sahuti aku."

"Baiklah tuan-tidak-suka-diabaikan, biasanya kau mau aku tutup mulut." Aku mungkin tidak bisa mendengar suaramu lagi nanti, suara batin Raven begitu ingin melesak keluar dari mulut sang pemuda, terhalang rasa ketidakinginannya untuk mengatakan hal itu, membuat sang gadis bertambah muram. Ia mulai merasa khawatir ketika Katie tidak melanjutkan percakapannya, Raven membaringkan kepalanya diatas kepala sang gadis, memastikan masih ada reaksi dari gadis itu. "Ini sudah tahun baru."

"Ini malam tahun baru tertenang yang kulalui seumur hidupku." Ia mendengar Raven bergumam, namun tidak berniat menyahuti. Diluar keinginan Raven, Katie mulai berpikir lagi. 

Terkadang keadaan berubah dengan cara yang lucu, berubah begitu cepat, dari sesuatu yang terasa benar, kemudian terasa salah di menit selanjutnya. Begitu pula sebaliknya. Ia mengingat keadaan sebelumnya, hampir empat bulan yang lalu, ketika Raven Jeon babak belur dan berdarah-darah dibawah atapnya. Mulutnya mengeluarkan kata-kata yang racun, hanya racun - berdosis tak banyak namun mampu membuat emosinya tersengat. 

Kini pemuda itu berbaring dibelakangnya, dengan sepasang tangan yang melingkar di torsonya erat. 

"Apakah aku mau tahu apa saja yang terjadi di Tryptych ketika tahun baru?" Katie bertanya hanya karena ia penasaran, mungkin sama seperti pesta-pesta glamor yang diadakan di hari ulang tahun, seperti masquerade ball atau kebalikan seratus delapan puluh derajatnya, seperti diskotik. Raven mengerungkan keningnya, apa yang terjadi di Tryptych ketika tahun baru? "Aku mengerti kehidupanmu disana–" Katie mengalami kesulitan untuk mengucapkannya "–well, hidup."

Lovers Of The Light [HIATUS]Where stories live. Discover now