(03) Kedatangan

197 22 6
                                    

Kau telah mengkhianati rasmu, Hellios putera kedua Elies," ujar Yugr kepada putra kedua raja Mehdiard.

"Guru Yugr, panglima perkasa ras Beeruga! Izinkan aku untuk masuk ke kelasmu," pinta Hellios seraya menunduk.

Melihat kesungguhan Hellios, Yugr menjawab, "Aku izinkan kau masuk ke kelasku. Namun terlebih dahulu, kau dan aku harus menghadap Raja Orma dan mengatakan bahwa kau telah berlepas diri dari Mehdiard. Bawa juga dua kepala itu!" jawab Yugr.

Sang pelatih pun meninggalkan murid-muridnya di tengah latihan, jam kosong pun dimulai. Banyak yang bolos dan tidak menuruti perintah 200 kali putaran terbang yang sebelumnya sudah diperintahkan oleh Yugr untuk mengisi waktu.

"Berani bertaruh dua puluh lembar daun? Aku yakin Mehdiard itu akan langsung dipenggal oleh Raja," tantang S'nok.

"Melihat keseriusannya, aku bertaruh dia akan bergabung dengan kita," jawab Burisra.

Mereka hanya bersantai sambil melihat Orkanois, satu-satunya murid yang melaksanakan amanat Yugr. Murid yang lainnya hanya meledek dan menertawakan putra raja yang terasingkan berusaha memenuhi kewajibannya.

"Dia berusaha keras untuk mendapatkan pengakuan ayahnya di kelas ini. Huhuhu, kasihan si kelemahan planet Orka, ia begitu kesepian," ledek M'ug bersama lainnya.

Namun, tercengang mulai tergambar pada wajah mereka, kala menyadari keanehan gaya terbang Orkanois, yakni ia sama sekali tidak mengepakkan sayapnya saat terbang di udara. Semua murid bangkit dan menyusul Orkanois yang sudah menyelesaikan 200 putaran terbang, dalam waktu yang terbilang singkat.

"Bagaimana bisa?" tanya G'ja.

"Aku lambat dalam pertumbuhan sayap. Hingga aku membuat serum dari ekstrak kelopak bunga Ratu untuk mempercepat pertumbuhannya. Namun, efeknya malah jauh di luar dugaan. Aku tidak perlu lagi mengepakkan sayapku dan bisa terbang sesuai pikiran. Malah ketika kukepakkan sayap, ia akan hilang kendali. Intinya, sayap ini beralih fungsi menjadi seperti alat penolak gravitasi," jelas Orkanois.

Semua yang hadir di sana sangat tercengang dan terkagum-kagum mendengar jawaban darinya. Selama ini mereka hanya mendengar rumor bahwa ia hanya Orkis yang lemah, bahkan rumor lainnya mengatakan bahwa Orkanois tidak bisa terbang. Namun, setelah melihat langsung kekuatan sejati putera kedua Raja Orma, mereka pun berpikir ulang.

Hanya M'ug yang tidak tertarik akan sosok Orkanois, padahal para calon kesatria sedang berebut pertanyaan untuk menggali tentang pribadi Orkanois lebih dalam. Atau lebih tepatnya, M'ug merasa iri. Hingga, obrolan mereka tersekat oleh suara ledakan keras yang berasal dari istana.

Setibanya di depan istana, Yugr dan Hellios terkejut kala melihat gerbang kerajaan luluh lantak, dan tak lama Orba pun hadir di sana. Yugr menanyakan keadaan kepada penjaga yang terluka parah dan mendapatkan jawaban yang sangat mengejutkan.

Berawal dari lima penjaga –tiga dari ras Flee, dua dari ras Teep– mendobrak pintu di tengah-tengah acara santap daun kerajaan, terlihat mereka sangat panik dengan zirah yang rusak parah dan ada bekas luka bakar di sekujur tubunya.

Mereka berlutut di hadapan raja. "Maafkan kelancangan hamba Yang Mulia. Namun, hamba harus melaporkan bahwa di luar ... ada naga raksasa, sang legenda yang telah lama hilang, Nadreeg sang penakluk telah bangkit kembali. Dan Nadreeg itu telah ... memporak-porandakan pertahanan di benteng istana, hingga hanya kami saja yang tersisa."

Semua yang hadir di jamuan itu berdiri, karena saking terkejut mendengar kabar itu. Memang benar, ada Nadreeg mengamuk di depan istana. Bahkan kini dengan terdengarnya suara ledakan yang berasal dari dalam istana, Orba berasumsi bahwa Nadreeg sudah menerobos masuk.

ORKANOIS (END)Where stories live. Discover now