(Bonus Cerita - 03) Misi Mulia

135 8 10
                                    

Sementara itu, di sel tahanan kerajaan.

"Gara-gara ide gilamu, kita semua ditahan, Orkanois!" kesal S'nok dari kesatria ras Reeya –wujud umumnya menyerupai ular besar, tapi memeliki tangan.

Burisra dari ras Beeruga –wujud umumnya terlihat seperti beruang berbadan tegap– juga mengutarakan kekesalannya kepada Orkanois. "Lagipula, kau justru akan membunuh Ratu Lidaras. Itu tindakan paling bodoh, dan yang lebih bodohnya mengapa aku bisa ikut denganmu!?"

"Bodoh? Sebenarnya ide ini justru ide jenius! Aku pernah membawa sebatang pohon mati ke daratan Mehdiard dan pohon itu tumbuh lebat dari biasanya. Secara teori, jika aku berhasil memindahkan Ratu Lidaras ke sana, aku yakin Ibu akan bisa sehat kembali, seharusnya begitu. Tetapi, ada apa dengan otak kalian yang menciut karena badai, hah? Kalian malah menebangnya! Yaiyalah, kita semua tertangkap. Yang aku maksud adalah memindahkannya dengan Teeporth-nya Nadreeg, sementara kalian berjaga ketika proses ini," balas Orkanois.

"Aku ... hanya bisa memindahkan satu dahannya saja, tidak bisa jika harus memindahkan Ratu Lidaras yang memiliki ukurang sangat besar seutuhnya," tanggap polos Nadreeg hijau dengan suara besar dan menggema. Ia ditahan secara terpisah di sel yang lebih luas.

"Arrggghhh!! Kurungan empat tahun ini akan membuat tulangku kaku!" gerutu Grugo dari kesatria ras Grogoree.

"Hey Orkanois, apa kau tidak bisa membawa kita keluar dari sini?" pinta G'ja dari ras Meetha –penampilan umumnya menyerupai gajah berbadan tegap.

"Tidak. Sel ini dilengkapi alat penangkal Teeporth," jawab lemas Orkanois terduduk di sudut. Ia lalu berbicara sendiri, "Hellios, apa yang kau lakukan jika berada di posisiku?"

"Ayabug, Mandig mengapa kalian ikut mempercayai Orkanois atas misi gilanya ini?" tanya Sujir dari ras Keemr –berpenampilan umum seperti anjing berbadan tegap– kepada Ayabug dari ras Krokoree –tampilan umumnya menyerupai buaya bertubuh tegap– dan Mandig ras Hungoree –menyerupai banteng berbadan tegap.

"Kami berdua mempunyai jawaban simpel, kami suka tantangan," jawab Ayabug.

"Lagipula, sejak ras Mehdiard musnah, 'hiburan' di planet ini pun turut sirna. Juga sangat bosan, jika dua belas- maksudku Sebelas Kesatria hanya melayani keluhan Orkis setiap harinya. Adapun pemberontak, hanya kelompok kecil dari ras Tigrees ... intinya aku bosan," jawab Mandi yang duduk melipat tangannya.

"Kalian ini .... Bagaimana bisa melindungi orang dari kerusuhan, jika kalian adalah biang kerusuhan?" ledek Sujir.

"Arrggghhh!!! Aku ingin makan daun dipuncak pohon! Aku tidak kuat dengan makanan basi seperti ini! Aku ingin keluar!" celoteh Reeya begitu memekik telinga.

"Ada cara agar kalian bisa bebas," ujar Raja di depan sel mereka yang tiba-tiba muncul lewat portal Teeporth dengan percikan merah.

Seketika Orkanois dan semua tahanan menundukkan kepala dan mengangkat telapak tangan kanan mereka menghadap wajah.

"Angkat kepala kalian!" titah raja. Raja melihat ke arah Okanois. "Kau akan dapat pengampunan dariku dan dari para dewan jika kau berhasil mengemban sebuah misi mulia."

"Maaf, misi apa yang harus aku emban?" tanya Orkanois penasaran.

"Misi besar untuk kelangsungan hidup Orkis."

"Apa? Ada cara untuk menyelamatkan Orkis?" heran G'ja, begitu pula para kesatria lainnya.

Raja melihat ke arah tahanan lain dan berkata, "Lalu, untuk kalian enam kesatria, S'nok, Ayabug, Mandig, Grugo, Burisra, G'ja, dan Sujir! Kalian bisa bebas jika mau menerima hukuman, yakni memetik daun di puncak pohon dan mengawetkannya dengan salju selama dua tahun."

ORKANOIS (END)Where stories live. Discover now