(05) Kekuatan

170 24 6
                                    

Perbincangan tentang pedang berwarna biru milik Orkanois yang awalnya tertancap di kepala Nadreeg, menjadi pengisi waktu di sepanjang perjalanan terbang menuju istana. Ia menjelaskannya dengan rinci, yang awalnya hanya ingin menyusup ke daratan Mehdiard untuk mencari pengetahuan baru. Namun secara tak sengaja terjatuh ke sebuah reruntuhan.

Di dalam sana, ia penasaran dengan pedang kecil berwarna biru cerah tertancap di kepala bangkai Nadreeg –awalnya ia pikir begitu. Tiba-tiba rasa tertarik untuk mencabutnya muncul. Entah mengapa setelah susah payah mencabutnya, pedang itu langsung menusuk kepala Orkanois. Akibatnya, selama dua hari ia tidak bisa menggerakkan tubuh, namun masih tetap hidup dengan rasa sakit yang begitu hebat di kepala.

Setelah ia bisa menggerakkan tangannya kembali, perlahan ia mencabut pedang itu dan berhasil. Sejenak ia terbayang akan kamarnya dan merasa ingin segera pulang. Ia mengayunkan pedang dan tiba-tiba portal teleportasi dengan percikan biru yang terhubung langsung dengan kamar Orkanois, terbuka di hadapannya.

"Bisakah kita lebih cepat? Raja tidak suka menunggu," ujar Yugr memotong obrolan. Dan mereka pun mempercepat laju terbangnya.

"Entah mengapa, ceritamu sulit dipercaya. Menurut legenda, tidak ada Orkis yang bisa mencabut pedang itu, kecuali ia adalah 'yang terpilih'," tanggap Hellios.

"Mungkin aku adalah 'yang terpilih', hahaha .... Lagi pula aku tidak berbohong dan kalian dapat mempercayaiku. Ingin kubuktikan? Sebenarnya kita tidak usah repot-repot terbang," balas Orkanois dengan percaya diri membuka portal yang langsung terhubung ke depan istana.

"Sungguh sulit dipercaya," ujar Hellios dan Yugr tercengang.

Di dalam istana yang masih terlihat kegiatan renovasi, Raja bertanya kepada Orkanois, "Nois! Berapa jumlah Nadreeg yang kau lihat waktu itu?"

"Hanya satu, Rajaku," jawabnya seraya menunduk.

Raja berbalik dan bertanya kepada Hellios, "Ada berapa, total Nadreeg yang tersisa di daratanmu?"

"Hamba tidak tahu pasti berapa yang tersisa, karena ras Mehdiard sendiri pun belum pernah ada yang menemukannya. Namun, menurut rumor yang beredar, jumlahnya ada lima. Kini sudah bangkit satu ekor. Kemungkinan, ada empat Nadreeg yang tersisa, walau belum diketahui kepastiaannya," jawab Hellios.

"Begitukah. Aku benci rumor."

Raja berkata kepada Yugr, "Percepat pelantikan 12 Kesatria menjadi empat bulan."

Yugr terlihat ragu dan berusaha membalas, "Maafkan kelancangan hamba Yang Mulia, dari dahulu kala, kelas berlangung selama satu tahun untuk hasil yang maksimal."

"Kalau begitu, jadikan menjadi empat bulan mulai dari sekarang! Namun, hasilnya harus sama dengan setahun pelatihan. Karena empat bulan dari sekarang, kita semua harus sudah siap merebut tanah Mehdiard untuk mencari keempat Nadreeg itu," jawab Raja tegas.

"Baik Yang Mulia!"

"Dan kau, Nois! Apa kau masih ingin sejajar dengan kakakmu?"

"Sebenarnya, aku sudah melampauinya," balas Orkanois dalam hati. "Ya, Rajaku!"

"Maka cari Nadreeg itu dan jadikan ia di barisan tentara kita! Karena aku dengar, kau bisa mengendalikannya dengan pedang mini itu," titah Raja.

"Baik, Yang Mulia!"

Sepulangnya dari istana, Yugr menjadi guru yang sangat tegas dan tidak memberikan sedikit pun kelonggaran bagi murid-muridnya. Ia melatih para calon kesatria dengan sangat keras dan menaikkan porsi latihan menjadi tiga kali lipat, bahkan ada situasi di mana ia hampir membunuh salah satu muridnya dari ras Reeya, S'nok, karena terlambat membuat senjata.

ORKANOIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang