31 - Keseriusan

127K 8.4K 721
                                    

Sudah direvisi.

Mohon tinggalkan jejak!
Like, comment dan share gratis kok.

Yang belum punya novel My Boy Is Cold Prince (MBCP)—cerita pertama Arkan & Maura silahkan beli di shopee
Glorious.official16  atau bisa kunjungi link http://Gloriousfnrmedia.com

Happy reading

.
.

❄❄❄

  Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu namun Maura, Della dan tiga teman lainnya masih berada di dalam kelas mereka mengerjakan tugas kelompok.

  Maura menghela napasnya. Sedari tadi gadis itu berusaha fokus meski otaknya dipenuhi nama Arkan dan keretakan hubungan mereka. Sudah dua minggu berlalu dan selama itu pula Arkan terus membujuknya untuk mengubah keputusannya tapi Maura tetap pada pendiriannya.

  Maura tidak ingin terluka lebih jauh lagi.

  "Ra." Della menyikut lengan Maura lalu menunjuk ke arah Arkan yang menunggunya di depan kelas dengan dagunya.

  Maura terpejam seraya menghela napas, lagi. Ia sudah benar-benar lelah dengan sikap Arkan yang terus menemuinya. Apa cowok itu tidak berfikir jika perbuatannya justru membuat dirinya semakin dibenci orang-orang? Seperti saat ini, tiga teman kelompoknya yang meliriknya sinis. Sedari tadi pun mereka juga tidak berbicara dengan Maura, seolah-olah dirinya tidak ada.

  Della yang mengerti situasi saat ini pun angkat bicara. "Gimana kalo kita balik aja? Biar sisanya gue yang kerjain. Pala gue udah mumet njir, pengen tidur gue!"

  Ketiga teman kelompoknya pun mengangguk setuju dan segera membereskan peralatan mereka.

  "Kita balik dulu ya, Dell. Udah eneg juga lama-lama disini!" ucapnya seraya melirik sinis Maura lalu meninggalkan kelas.

  Maura menghembuskan napasnya dan bersandar, menatap kosong pada buku di hadapannya.

  Tidak enak ya dibenci banyak orang, terlebih seharian ini Maura terus mendapat kalimat yang tidak mengenakkan dari orang-orang.

  "Lo gapapa, Ra?" tanya Della menyadarkan lamunannya. Maura mengangguk.

  "Dell." Della yang baru saja selesai membereskan bukunya menoleh ke arah Maura. "Gue balik bareng lo, ya?"

  Della mengernyit. Bukan karena tidak suka Maura pulang bersamanya, hanya saja Arkan sedari tadi sudah menunggu Maura. Della yakin ada yang ingin Arkan bicarakan pada gadis itu dan Della tidak boleh ikut campur.

  "Arkan udah nungguin lo dari tadi loh, Ra."

  "Gue mau bareng lo aja."

  "Bukannya gue nggak mau bareng sama lo, Ra. Tapi gue rasa Arkan pengen ngomong hal penting ke lo. Kalian juga harus selesaiin masalah kalian baik-baik, jangan main kucing-kucingan kayak gini."

  Maura menggeleng. "Gue nggak mau ketemu dia, Dell. Gue nggak mau makin sakit."

  Della menghela napas pelan kemudian memegang bahu Maura. "Gue tau kok perasaan lo, tapi kalo lo begini terus kapan kelarnya? Kasih Arkan kesempatan buat jelasin semuanya ke lo."

  "Masalahnya udah kelar kok, dan gue juga udah nggak butuh penjelasan dia lagi."

  Della melirik Arkan sejenak lalu menghela napasnya. "Lo yakin? Kalo gue liat-liat kayaknya Arkan beneran sayang sama lo tuh."

My Cold PrinceWhere stories live. Discover now