32 - I love you more

116K 9K 711
                                    

Sudah direvisi.
Mohon tinggalkan jejak!
Like, comment dan share gratis kok.

Yang belum punya novel My Boy Is Cold Prince (MBCP)—cerita pertama Arkan & Maura silahkan beli di shopee
Glorious.official16  atau bisa kunjungi link http://Gloriousfnrmedia.com

Happy reading
.
.

❄❄❄

  "ARSHA!" teriak Arkan. Cowok itu langsung berlari menghampiri Arsha yang tergeletak di lantai dengan luka sayatan di lengan kirinya. Arkan langsung mengangkat tubuh Arsha ke atas ranjang lalu memanggil dokter.

  Tak lama dokter pun datang bersama dua orang suster lainnya untuk memeriksa keadaan Arsha. Maura masih terdiam di tempatnya melihat betapa khawatirnya Arkan pada Arsha. Ada rasa sesak di hatinya ketika Arkan melepas genggamannya dan berlari ke arah Arsha dengan raut paniknya. Arkan bahkan seolah mengabaikan keberadaannya di sana. Cowok itu tengah sibuk menggenggam tangan Arsha sembari mengusap lembut kepala gadis itu. Seolah menunjukkan perasaannya.


  Maura menarik napasnya dalam-dalam ketika pandangannya mulai memburam. Berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh. Ia tidak ingin menangis di sini.

  Maura pun membalikkan badannya keluar dari ruangan itu.

❄❄❄

  Maura kini tengah duduk di taman rumah sakit. Mata hazelnya memandang kosong ke arah air mancur di depannya.

  Otaknya masih sibuk memikirkan kejadian tadi. Kekhawatiran Arkan pada Arsha terlihat sangat jelas dimatanya. Dan itu membuatnya semakin yakin jika Arkan masih mencintai Arsha. 

  Lalu apa yang ingin Arkan buktikan kepadanya? Membuktikan jika cowok itu masih mencintai Arsha dan membiarkannya kembali sakit untuk yang kesekian kalinya? Jika iya, Arkan sudah berhasil melakukannya.

  Air matanya menetes. Padahal ia sudah sungguh lelah menangis tapi kenapa kejadian ini harus terulang kembali? Kenapa dirinya selalu disakiti oleh orang-orang yang ia sayangi? Seseorang di masa lalunya, Ivanka, Samuel, dan sekarang Arkan.

  Maura mengusap air matanya dan menarik napas dalam-dalam. Menyandarkan punggungnya seraya memejamkan mata, berharap bisa menghilangkan rasa sedihnya saat ini.

  "Maura?"

  Maura membuka matanya dan menoleh menatap wanita di sampingnya. Dokter Lisa tersenyum menghampiri Maura dan duduk di sampingnya, membuat Maura gelagapan. Ia belum siap berada dekat dengan sesuatu hal yang ditakutinya.

  "Kamu kesini sama siapa?"

  "A-Arkan, Tante." Dokter Lisa memangutkan kepalanya. Wanita itu melirik tangan yang Maura mainkan. Lisa tahu gadis itu tengah gelisah dan ketakutan. Ternyata trauma yang dibicarakan Arkan masih belum hilang.

  "Terus Arkannya kemana?"

  "Arkan di dalam, sama—" jawab Maura pelan.

  "Sama Arsha, ya?" sambung dokter Lisa. Maura menoleh dengan ekspresi terkejutnya.

  "Aunty kenal Arsha?"

  Dokter Lisa mengangguk. "Kami dulu pernah dekat."

  Maura terdiam memikirkan ucapan Dokter Lisa. Jelas saja mereka dekat, wanita di sampingnya ini kan aunty Arkan, pikirnya. Tapi entah kenapa rasanya sesak mengetahui kedekatan mereka. Arkan pasti sudah mengenalkan Arsha pada seluruh keluarganya.

My Cold PrinceOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz