50 - Dilema

93.3K 7.8K 989
                                    

Happy Reading
.
.

  Maura kembali ke hotel bersama Calista, Qiana, Reyhan dan Rafa. Maura di lempari ribuan pertanyaan dan protes dari yang lainnya karena pergi begitu saja tanpa kabar.

Ghea yang lebih bawel dan paling banyak bertanya lalu Bayu dan Kevin merasa kesal dengan Maura yang selalu berulah dan merepotkan mereka.

"Iya maaf" ucap Maura dengan nada pelan, ia menyesal. Gadis itu menunduk menatap lantai.

Evan melangkah maju dan menepuk bahu Maura, membuat Maura sontak mengangkat wajahnya.

"It's okay, Ra. Yang terpenting lo baik-baik aja" Maura mengangguk.

Evan menatap kaki Maura yang di perban. "Kaki lo kenapa?" tanya Evan dengan kerutan di dahinya.

Maura melirik kakinya sekilas lalu menatap Evan. "Tadi pagi gak sengaja nginjek beling di pinggir pantai"

Evan memangutkan kepalanya. "Lain kali hati-hati" kata Evan sambil mengacak pelan puncak kepala Maura.

Maura mengangguk, ia lalu menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, mencari Arkan. Ia ingin meminta maaf dan menjelaskan semuanya agar cowok itu tidak salah paham lagi.

"Arkan mana?"

"Arkan udah ke bandara duluan sama Arsha. Tadi gue papasan sama dia di depan kamar, mukanya kayak kesel gitu. Pas gue tanyain dia malah gak jawab terus langsung masuk kamar gitu aja, terus gak lama keluar lagi bawa koper" jelas Valdo.

Maura terdiam. Kecewa mendengar bahwa Arkan pulang lebih dulu tanpanya. Terlebih Arkan bersama Arsha.

"Kayaknya Arkan marah banget sama lo"

Maura tersenyum kecut, ia mengangguk lemah.

"Emang kalian ada masalah apa sih? Perasaan kemarin adem ayem aja kayak pasutri baru, kok sekarang berantem?" tanya Kevin.

"Pasti lo Ra yang mulai" tebak Kevin. Valdo langsung menyikut lengan Kevin karena cowok itu sudah asal bicara. Tapi Kevin hanya mengangkat bahunya acuh.

Maura menghela napas panjangnya.

"Arkan liat Maura sama cowok lain, tapi Arkan salah paham. Aslinya gak seperti apa yang dia liat" Calista menjelaskan apa yang sudah Maura ceritakan di perjalanan tadi.

"Harusnya lo hargain Arkan, Ra. Arkan udah banyak berkorban buat lo, dia bahkan sampe rela ngeluarin duit banyak cuma buat bikin lo seneng, tapi lonya malah gatel sama cowok lain" kata Bayu. Cowok itu tidak suka dengan kelakuan Maura yang satu ini.

"Apaan sih kak, kok malah jadi mojokin Maura gitu sih?!" seru Calista tak terima.

"Emang dia salah kan" Bayu membalas.

"Lo tuh gak tau apa-apa! Jadi jangan asal ngomong kalo gak tau kebenarannya!" geram Calista.

Bayu hanya mengangkat kedua bahunya lalu berbalik pergi dari sana.

Calista mendengus. "Kalo lo tadi gak ikhlas bantuin nyari Maura bilang dong!" Calista berteriak. Sedikit geram dengan sikap Bayu barusan.

"Udah, mending kalian siap-siap" Reyhan melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Satu jam lagi kita berangkat ke bandara" semuanya mengangguk lalu membuabarkan diri.

Kini tersisa Maura yang masih tertunduk diam di tempatnya. Ia masih merasa sangat bersalah pada Arkan. Ia ingin menjelaskan, tapi Arkan sudah lebih dulu pergi.

Rafa berbalik, menatap Maura yang tidak juga beranjak dari tempatnya. Cowok itu kembali menghampiri Maura. Tangan kanannya terjulur menyentuh bahu gadis itu, hingga si empunya mendongak.

My Cold PrinceWhere stories live. Discover now