36 - Kekhawatiran Arkan

142K 8.3K 1K
                                    

Sudah direvisi.

Mohon tinggalkan jejak!

Like, comment dan share gratis kok.

Yang belum punya novel My Boy Is Cold Prince (MBCP)—cerita pertama Arkan & Maura silahkan beli di shopee

Glorious.official16  atau bisa kunjungi link http://Gloriousfnrmedia.com

Happy reading

.

.

❄❄❄


  Pukul 05.30 pagi, Arkan sudah tiba di rumah Alvarel untuk menjemput Maura. Arkan sudah menduga bahwa Maura masih terlelap di kamarnya dan benar saja ketika bi Sarti membukakan pintu, asisten rumah Alvarel itu mengatakan kalau Maura belum bangun.

  "Bibi bangunin dulu ya, Den."

  "Nggak usah, Bi, biar saya aja. Boleh, kan?"

  Arkan melangkahkan kakinya menuju kamar Maura setelah mendapat izin. Kedua sudut bibirnya terangkat ketika memasuki kamar dan melihat gaya tidur Maura yang tidak biasa. Gadis itu tertidur dalam posisi bersujud dengan satu kakinya yang di luruskan sementara kedua tangannya memeluk guling di bawahnya.

  Arkan geleng kepala menghampiri Maura lalu duduk di tepian ranjang.

  "Bangun putri tidur."

  Maura menggumam tak jelas namun gadis itu enggan membuka matanya. Sepertinya Maura masih kelelahan setelah dinner date mereka semalam.

  "Sayang." Satu tangan Arkan membelai kepala Maura lembut membuat gadis itu menolehkan kepalanya ke arah Arkan kemudian membuka mata.

  "Good morning, Sweet." Arkan menyambut Maura dengan senyumannya. Maura ikut tersenyum lalu duduk dan mengusap matanya.

  "Morning too."

  Arkan menyingkirkan tangan Maura dan menggantikannya membersihkan kotoran di mata gadis itu tanpa rasa jijik.

  "Mandi sana!"

  "Aku masih ngantuk tau."

  Arkan tersenyum lembut. "Nanti nggak bakal ngantuk lagi kalo udah mandi."
Maura mengangguk.

  "Aku tunggu dibawah," ucap Arkan yang kembali dibalas anggukan dari Maura. Arkan pun melangkah meninggalkan kamar.

  Maura memegang kedua pipinya yang memanas. Perlakuan Arkan yang membersihkan kotoran matanya tadi itu berhasil membuat jantungnya maraton pagi-pagi. Padahal hanya tindakan kecil tapi dampaknya terlalu besar untuk kesehatan jantungnya.

  "Jangan sampe gue kena serangan jantung gara-gara Arkan." Maura lalu beranjak menuju kamar mandi.

  Lima belas menit kemudian Maura keluar dari kamar dengan seragam sekolahnya. Arkan mengernyit melihat penampilan Maura yang tidak biasa.

  "Kamu udah sarapan?" tanya Maura yang mendudukkan dirinya di samping Arkan menatap nasi goreng keju dan segelas susu di hadapannya.

  "Udah," jawab Arkan. Satu tangannya terjulur menghapus lipstik di bibir Maura hingga membuat gadis itu merengut kesal.

  "Arkan!"

  "Kamu mau sekolah atau mejeng, hm?"

  "Ih, kan biar cantik! Tata aja juga pake lipstik kok!"

My Cold Princeजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें