1 Penculikan

1.3K 133 3
                                    


Suara sirine mobil polisi terdengar dari luar. Seorang anak kecil berada di pelukanku.

"Kalian telah di kepung. Kami harap kalian segera menyerahkan diri!"

'Kenapa harus pakai pengumuman segala. Kalau ingin menolong, langsung tolong saja.'

"Kami memiliki bom dengan kami. Jika kalian tidak segera membuka jalur keluar, kami akan meledakkan seluruh gedung beserta isinya."

'Dasar pembohong! Meledakkan seluruh gedung? Kau hanya punya satu bom ditanganmu.'

Situasi ku sekarang cukup rumit.

Aku Zhuoyue. Seorang guru sekolah dasar. Dua hari yang lalu, aku melihat beberapa orang yang mencurigakan di luar sekolah. Tidak lama kemudian salah satu muridku di tangkap. Aku adalah guru yang paling dekat dengannya tentu saja berusaha menolong. Tapi aku juga malah ikut di tangkap juga.

Setidaknya aku tidak akan membiarkan salah satu muridku sendirian dan ketakutan. Jadi yang aku bisa lakukan sekarang adalah memeluk anak kecil ini.

Kami berada di lantai tiga. Para penjahat berada di lantai dua. Dan para polisi di halaman gedung. Kami berdua sangat ketakutan. Kalau benar mereka memiliki bom, aku tidak tahu apa yang akan terjadi.

Aku memeriksa seluruh ruangan. Untungnya perkiraan ku benar. Tidak ada bom di ruangan ini.

"Aku buru-buru melangkah ke pintu yang terkunci. Aku buru-buru memasang selot kunci dalam. Aku takut jika para penjahat itu datang kemari dan menyeret kami untuk di jadikan sandera. Aku juga memindahkan barang-barang berat untuk menghalangi pintu. Setidaknya jika bom dinyalakan, tidak terlalu mempengaruhi kami.

"Bu guru?"

"Semuanya baik-baik saja. Polisi sudah datang. Para penjahat tidak akan bisa masuk ke ruangan ini."

Aku mengosongkan lemari pakaian, dan membasahi dua potong kain.

"Kita akan berlindung di lemari. Setidaknya, kalau ledakan terjadi kita cukup terlindungi."

Aku berusaha meyakinkan anak itu.

"Ini potongan kain lembab. Jika nanti ada asap, kau tutupi hidung dan matamu dengan ini." sambil memeragakan caranya.

Anak itu cukup tenang untuk seusianya.

Kami masuk ke dalam lemari dan menunggu perkembangan situasi. Tak lama kemudian para penjahat itu datang dan menggedor pintu. Kami berdua berusaha menenangkan diri. Aku cukup yakin pintu tidak akan bisa terbuka.

Ledakan dan guncangan datang. Kami dapat melihat asap dari celah pintu lemari.

'Anak yang pintar, dia langsung mengikuti instruksi gurunya.'

Polisi dan pemadam kebakaran datang. Para penjahat diurus oleh polisi. Kami keluar dari persembunyian untuk diselamatkan.

Ketika keluar dari gedung, ayah dari anak itu buru-buru memeluk anaknya. Entah takdir atau tidak, aku melihat dari jauh ada orang yang mengarahkan senapan kepada mereka berdua. Tak ada waktu, aku mendorong mereka berdua. Dalam sekejap rasa sakit di dadaku menyebar dan pandangan gelap pun datang.

BECAME A PRINCEWhere stories live. Discover now