26 Pertemuan kedua

542 94 0
                                    


Provinsi huang adalah Provinsi yang kecil. Mereka hanya terdiri dari empat kabupaten. Maka dari itu, Zhuoyue akan membuat bendungan di masing-masing kabupaten. Rumah-rumah sewa murah itu pun ada di setiap kabupaten. Sejalan dengan pembangunan tiga bendungan lainnya, Zhuoyue juga menerapkan aturan untuk tidak menebang pohon dengan usia kurang dari 100 tahun dan mewajibkan penduduk untuk menanam 10 pohon untuk setiap pohon yang mereka tebang. Dan melarang membuat rumah 10 meter dari pinggiran sungai. Dia juga mewajibkan warga untuk menanam pohon di sekitar sungai.

Sekarang sudah satu tahun dia menjabat. Proyek bendungan yang lain sedang berjalan. Tapi urusan Zhuoyue bukan hanya soal bendungan. Bendungan yang dia bangun hanya solusi dari masalah banjir dan kekeringan. Dengan adanya bendungan, Zhuoyue ingin agar warganya aman, panen nya juga menghasilkan. Jadi masalah ekonomi pun bisa teratasi. Untuk meningkatkan ekonomi, Zhuoyue juga menyebarkan cara membuat pupuk yang baik.

Setelah satu masalah teratasi, Zhuoyue ingin memperbaiki tata letak kota. Dia ingin membuat pasar yang teratur di kota nya dan merapihkan rumah serta jalan utama kota. Oleh sebab itu sekarang dia sedang berdiskusi dengan gurunya dan membuat proposal. Proposal itu akan di diskusikan dengan para pejabat. Setelah para pejabat setuju, dia akan mengajukan proposal pada kaisar.

"Bagaimana menurut guru mengenai rancangan kota ini?"

"Zhuoyue, kau harus membuat proposal yang masuk akal. Ingin membenah kota dalam waktu tiga bulan itu mustahil. Bahkan dalam dua tahun saja itu masih tidak mungkin."

"Tapi guru, ku dapat membangun sebuah rumah dalam waktu dua jam."

"Aku tahu kau meiliki kekuatan aneh walau aku belum pernah melihatnya sendiri. Tapi proposal yang akan kita tulis akan dikirim pada kaisar. Mereka akan menganggapmu gila. Di tambah lagi sekarang kita sedang membangun tiga bendungan sekaligus. Kita tidak memiliki uang yang banyak sekarang."

"Lalu apa yang akan kita lakukan?"

"Kita tunda dulu pembenahan kota sampai semua bendungan selesai. Kita jalankan proyek lain yang lebih masuk akal."

"Baiklah. Proyek yang lebih masuk akal sekarang adalah membuat sekolah gratis."

"Gratis itu tidak mungkin."

"Eeeh... Masih tak mungkin?"

"Kalau hanya mengajar membaca, berhitung dan menulis menurutku itu masih bisa gratis. Tapi untuk mengirinya pada ujian kekaisara itu tidak mungkin."

"Baiklah. Kita akan membuat sekolah gratis hanya untuk belajar membaca, menulis dan menghitung."

"Itu lebih baik. Hanya saja pembayaran guru harus diambil dari pajak."

"Baik. Berapa bayaran kiranya?"

"10 sampai 20 tael perak sebulan."

"Kita akan membayarnya 10 tael perak. Dengan satu guru hanya boleh menerima murid tidak lebih dari 10 siswa. Sehingga kita dapat merekrut lebih banyak guru."

"Itu ide yang bagus. Sekarang kita akan membahas soal lokasi sekolah dan sarana prasarananya."

"Lokasi kita akan mendiskusikannya dengan pejabat sserta para ahli. Soal pembangunan sekolah serahkan padaku. Untuk kertas, aku dapat menyediakannya. Kuas dan kotak pasir aku masih bisa membuatnya. Tapi untuk tinta dan batu tinta aku tak bisa menyediakannya."

"Kalau begitu kita akan menuliskan nya dalam anggaran. Kita juga butuh banyak buku bacaan."

"Mungkin kita dapat meminjam beberapa dan membuat salinannya. Para pelayan dan pengawal ku bisa membantu menyalin. Para pejabat pun dapat menyumbangkan beberapa buku."

"Kita juga harus menganggarkan untuk bangunan sekolah."

"Tapi sekolah yang dibangun oleh ku tak mengeluarkan banyak biaya."

"Tentu saja ada. Membeli tanah membutuhkan uang. Adapun sisanya anggap saja upah untuk mu bekerja."

"Guru benar. Kaisar mengupahku dengan upah yang sedikit. 100 tael perak sebulan. Itu memang sedikit."

"Kalau begitu kita akan menuliskannya dalam anggaran."

Mereka bedua berdiskusi untuk waktu yang lama. Keesokan harinya Zhuoyue menyebarkan undangan untuk para pejabat. Setelah mendapatkan undangan dari gubernur, mereka mau tak mau berpiki bahwa gubernur mereka meiliki ide gila lain. Tapi para pejabat itu masih akan datang. Mereka benar-benar menantikan kejutan apa yang akan di berikan gubernurnya.

.

Setelah pejabat datang, seperti biasa Zhuoyue langsung membagikan dokumen untuk di baca.

"Silahkan di baca. Jangan ertanya jika belum membaca keseluruhan."

Ruangan pertemuan hening untuk beberapa saat.

"Baiklah. Silahkan bila ada pertanyaan atau ingin mengajukan pendapat."

"gubernur untuk lokasi sekolah, bagaimana jika membeli tanah di pinggir kota atau di desa? Biasanya anak yang kurang mampu berasal dari sana."

"Pendapat yang bagus. Ada pendapat yang lain?"

"Mengapa sekolah hanya dilakukan di sore hari?"

"Karena mereka kebanyakan bekerja di pagi hari. Para petani, pedagang, pesuruh, mereka bekerja di pagi hari. Dan anak-anak mereka biasanya juga membantu. Kalau sekolah diadakan dipagi hari, orang tua akan melarang anak-anak mereka pergi."

"Bagaimana dengan guru? Darimana mencarinya?"

"Kalian yang mencari. Adakah dia antara kalian, saudara, tetangga, kenalan. Siapa pun itu yang dapat membantu dan ingin membantu dapat mendaftarkan diri."

"....."

"Apakah murid perempuan dan laki-laki akan bercampur?"

"Tentu tidak. Ruang kelas mereka pun berbeda."

"Bagaimana jika guru lebih banyak dari pada murid?"

"Guru itu yang akan mencari muridnya."

"Guru yang mencari murid?"

"Jika anak dan orang tua mereka tak sadar akan pentingnya pendidikan, kita yang harus menyadarkan mereka. Jika mereka tak mau sadar, itu bukan tanggung jawab kita. Kita hanya menyediakan dan membantu mereka yang membutuhkan. Jika mereka tak butuh kenapa kita yang harus repot."

"....."

"Apa ada yang yang ingin bertanya?"

"Bagaimana dengan biaya. Berasal dari mana itu?"

"Berasal dari kalian tentu saja."

"Dari kami?"

"Bukan kah kalian tahu kita membangun empat bendungan dan rumah sewa murah. Kas kita tinggal sedikit. Itu pun akan digunakan untuk membayar guru. Darimana biaya untuk membangun sekolah kalau bukan dari kalian?"

"Kami..."

"Tentu saja itu hanya berupa subangan suka rela. Hah... Kalian mengaku pejabat yang memikirkan kemajuan negara, tapi kalian tak mau berkonstribusi? Seberapa menyedihkannya kalian?"

"....."

"Memangnya seberapa besar sekolah yang akan di bangun?"

"Tiga lantai. Lantai pertama perpustakaan, lantai kedua untuk kelas laki-laki, lantai ketiga untuk kelas perempuan."

"Berapa kelas yang akan di bangun?"

"Enam ruangan besar untuk laki-laki dan perempuan."

"Saya kira pengajuan anda sekarang cukup masuk akal."

"Apa yang kau bicarakan? Proposal ku selalu masuk akal."

"......"

Begitulah hasilnya. Mereka semua setuju. Setelah mendapat mersetujuan kaisar mereka tinggal melaksanakan pembangunan sekolah.

BECAME A PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang