11 Mulai Belajar

636 118 0
                                    

Pada malam hari Zhuoyue mendapatkan beberapa pakaian baru dan alat tulis. Besok dia akan bertemu dengan guru. Dia sangat senang. Dia ingin tahu bagaimana pendidikan zaman ini dibadingkan dengan zamannya. Jiwa gurunya berkobar.

Keesokan harinya, Zhuoyue beriap-siap di kamarnya. Dia memilih pakaian berwarna kuning dengan pita hitam. Celana panjang hitam. Sederhana memang, tapi dia terlihat imut. Sebagai pertemuan pertama dia ingin memberikan gurunya hadiah perkenalan. Tapi apa ya?

Kemudian dia membuka lemari bajunya. Kalau tidak salah ada beberapa saputangan yang sudah dia sulam. Dia memilih tiga saputangan terbaik dengan pola bunga yang berbeda-beda. Ini sangat sederhana, tapi masih sopan. Dia merubah enam helai daun bambu menjadi kotak kecil sebesar kotak cincin. Dia melipat saputangannya dan memasukannya ke dalam kotak.

.

Kami berlima sudah berkumpul di kediaman yang kosong. Kediaman ini akan digunakan para guru untuk mengajar dan sudah dimodifikasi. Jenderal Qiang datang dengan tidak orang pria dewasa dan muda.

Jenderal memperkenalkan guru-guru mereka. Guru jiaoyan adalah seorang pria tua. Teman dari kakek mereka. Dia akan mengutamakan mengajar kebijaksanaan dan filosofi. Beliau bernama Shamo Laoshi. Guru Qiang Ruan adalah teman ayahnya. Dia akan memberikan pengajaran tentang sastra. Beliau bernama Baizi laoshi. Guru ketiga masih muda, bernama Fuzi Laoshi. Dia akan mengajarkan Zhaoyue, Cheng Lan, dan Huang Mo.

'Whoa... Anak muda zaman kuno memang penuh dengan kecantikan tertentu.'

Zhaoyue merasa senang mendapatkan guru yang tampan. Hanya dia sedih. Betapa pun bayak sekali laki-laki tampan di sini, dia tidak bisa menikahi satupun! Dia seorang anak laki-laki sekarang. Sedih oh sedih.

Hari ini hanya dilewati dengan perkenalan para guru dan hal-hal ynga harus dipersiapkan. Sebelum mereka bubar, Zhaoyue mendekati ayahnya.

"Ayah." ucap Zhaoyue.

"Ada apa?"

"Aku membawa hadiah kecil untuk para guru. Tapi aku malu. Bisakah ayah membantu untuk menyampaikannya?" Zhuoyue menatap jenderal Qiang dengan wajah memohon.

"Baiklah."

Zhaoyue pun menyerahkan ketiga kotak itu kepda ayahnya dan buru-buru keluar dari ruangan.

"Yang paling kecil itu juga anakmu?" tanya guru Shamo

"Ya."

"Akhirnya kau dapat memiliki seorang putra juga kawan." ucap guru Baizi.

"Hm. Dan aku akan merepotkanmu untuk mengajarnya guru Fuzi."

"Tentu saja paman."

"Tadi anak itu memberikan ketiga kotak ini. Katanya hadiah untuk kalian."

"Hadiah? Anakmu benar-benar tahu untuk bersopan santun."

Mereka pun membuka kotak tersebut. Sehelai saputangan dengan hiasan bunga di salah satu sudutnya.

"Aku pikir anakku belum bisa membedakan hadiah apa yang cocok untuk seorang pria."

"Tidak apa kawan. Bunganya tidak terlalu mencolok. Lagi pula nama-nama kami juga dari bunga."

Guru Fuzi tidak terlalu mmemperhatikan saputangnnya, dia memperhatikan kotak hadiahnya.

'Dari apa kotak ini di buat?'

Kotak hijau polos dengan permukaan halus dan ringan. Bukan dari tanaman, bukan dari keramik, bukan pula dari giok. Kotak itu sementara waktu menarik perhatiannya.

.

Keesokan harinya kami mulai belajar. Fuzi Laoshi meminta kami bertiga untuk menggerus tinta. Dia mengajari kami cara menggerus tinta dengan baik. Selain mengajarkan kami cara menggerus tinta, berlatih memegang kuas, dia juga mengajarkan kami cara duduk yang benar.

Ini benar-benar menyiksa. Aku tidak terbiasa duduk di bantal terlalu lama. Kakiku sebentar lagi akan kesemutan. Walaupun aku pernah berlatih untuk menulis menggunakan kuas selama setahun di istana, tapi dengan posisi duduk yang bebas. Dengan sikap duduk yang benar, punggung yang tegap, posisi jari saat memegang kuas juga harus di perhatikan. Walaupun menyiksa, kami tidak berani merengek. Kami belajar posisis duduk yang baik selama seminggu. Minggu ke dua, kami dilatih berjalan dengan benar. Dia bahkan menaruh buku diatas kepala kami.

Minggu ketiga beliau mengajarkan kami menulis karakter-karakter. Beliau juga menjelaskan penggunaan kata-kata dari setiap karakter. Karena karakter tersebut sangat banyak, kami bertiga belajar dengan kerja keras.

.

Zhuoyue dan yang lainnya tidak menghabiskan hari mereka dengan belajar. Mereka hanya belajar dipagi hari sampai pukul 10. Setelah belajar, mereka biasanya kembali ke kediaman masing-masing atau ke kediaman ibu mereka. Zhuoyue selalu menghabiskan waktu dengan menyulam atau berlatih sihirnya. Dia juga sesekali menulis puisi, melukis, atau berkebun. Taman yang tadinya polos, sekarang menjadi hijau dan berwarna warni. Disetiap sudut terdapat pohon bambu. Zhuoyue juga meminta pada Qiang furen beberapa pot tanaman. Di halaman depan penuh dengan bunga, sedangkan dihalaman belakang penuh dengan tanaman obat.

Ketiga pelayannya sibuk bekerja. Zhuoyue membiarkan mereka. Dia tahu ketiga pelayannya itu butuh waktu untuk menyesuaikan diri.

Pola kehidupan seperti ini bertahan sampai dia berumur 5 tahun. Saat Jenderal Qiang mulai memperkenalkannya guru bela diri.

BECAME A PRINCEWhere stories live. Discover now