8 Mempersiapkan Hadiah di Perjalanan

705 123 0
                                    

Zhuoyue dan ketiga pelayannya menunggu di pintu gerbang. Dari jauh sebuah kereta datang. Disamping kereta ada seorang pria menunggangi kuda. Saat ini masih pagi. Sekitar pukul 5.30. Jika saat ini adalah siang hari di musim panas dengan debu-debu bertebaran, kau akan melihat salah satu potongan adegan dalam film.

"Apa itu kereta kita?" Tanya Mei Ling.

"Kau sudah bertanya untuk ke sepuluh kalinya, Ling."

"Itu karena kita sudah menunggu lama, dan mereka belum juga datang." keluh Mei Ling.

Kereta yang baru datang berhenti beberapa meter dari mereka. Pemuda yang tadi menunggang kuda pun turun dan berlutut memberi hormat pada Zhuoyue.

"Saya Xiawu, orang yang bertuga menjemput pangeran. Maat atas keterlabatannya pangeran. Persiapan keberangkatan lebih banyak dari yang kami kira."

"Keberangkatan?"

"Benar. Jenderal Qiang akan kembali ke provinsi Hong. Mereka menunggu pangeran di dekat gerbang kota."

"Kita akan keluar dari kota?"

"Benar yang mulia."

"Baiklah. Apa kereta itu untuk kami?"

"Betul, kereta itu untuk yang mulia."

"Baiklah. Saudara Mei, mari kita pergi."

Zhuoyue dan ketiga pelayannya berjalan menuju kereta.

"Tunggu yang mulia."

"Ada apa?"

"Ketiga pelayan anda tidak bisa ikut."

"Kenapa?"

"Jenderal Qian sudah mempersiapkan pelayan untuk anda. Demi keselamatan, mereka tidak bisa ikut."

"Tapi aku ingin mereka ikut bersama ku."

"Tapi jenderal Qiang...."

"Kau bilang pelayanku tidak boleh ikut? Kalau begitu mereka bisa ikut. Mereka bukan pelayanku, tapi asistenku." Ucap Zhuoyue sambil naik ke kereta. Ketiga pelayannya pun masuk ke kereta.

Pria itu ragu. Tapi jika itu keinginan pangeran, biar jenderal yang memutuskan.

Kereta pun berangkat menuju gerbang kota.

Saat mereka melewati toko bibit, Zhuoyue meminta mereka untuk berhenti.

"Pangeran ada apa?"

Zhuoyue mengeluarkan tusuk rambut giok berwarna putih. Dan menyerahkannya pada Xiawu.

"Tukar giok ini untuk beberpa bibit buah."

Xiawu kebingungan menerima perintah pangeran kelima. Dia membawa kereta mendekati toko. Kemudian dia masuk untuk menukarnya.

Zhuoyue sangat miskin. Giok itu adalah giok milik ibunya. Karena kekuatannya hanya mempengaruhi tanaman, jadi dia menukarnya dengan bibit. Jika dia kelaparan nanti, dia hanya perlu menanam satu bibit buah.

Tak lama kemudian, Xiawu datang dengan beberapa kantong bibit.

"Ini bibit nya pangeran. Apakah ada yang pangeran butuhkan?"

"Tidak. Kita dapat melanjutkan perjalanan."

Kereta pun melaju kembali.

Di pintu gerbang kota, sudah menunggu 4 kereta. Setelah kereta Zhuoyue sampai, dia turun dari kereta untuk menyapa jenderal Qiang.

"Jenderal ini menyapa pangeran."

"Selamat pagi jenderal."

"Mulai dari sini, pangeran akan berganti kereta." Kemudian dia melihat ketiga pelayan kecil.

"Bolehkah mereka pergi bersama ku?"

"Tentu. Tapi mereka akan bersama pelayan yang lain."

"Baiklah. Selama mereka ikut."

"Kereta anda ada di sebelah sana."

Kereta Zhuoyue sama dengan kereta yang lainnya. Tapi di dalamnya ada banyak bantak empuk berjejer.

"Ini pertama kalinya pangeran melakukan perjalanan jauh. Mungkin akan ada beberapa ketidak nyamanan."

"Terima kasih." Zhuoyue masuk dan menata beberapa bantal agar dia nyaman.

Mereka berangkat menuju ke timur. Zhuoyue sedang menyamankan diri di tumpukan bantal. Ini pertama kalinya dia naik kereta kuda. Dan goncangan yang terjadi benar-benar menyebalkan. Untung dia tidak pernah mabuk kendaraan, dan dia hanya makan sedikit tadi pagi.

Untuk mengisi waktu, dia mengeluarkan saputangan dari lengan bajunya. Di dalam saputangan itu ada beberapa helai daun bambu. Dia akan melatih kemampuannya.

Dia berkonsentrasi pada sehelai daun di tangannya. Dia membayangkan daun itu melayang. Zhuoyue berlatih untuk mengendalikan pergerakan daun. Saat ini dia hanya dapat mengendalikan satu daun. Untuk menggerakan banyak daun, dia perlu lebih berkonsentrasi.

Setelah berlatih mengendalikan, dia merlatih membentuk.

Sehelai daun bambu diubah menjadi beberapa meter kain hijau yang cantik. Kemudian dia mengeluarkan gunting dan membuat pola baju. Dia mengguntingnya sesuai dengan ukuran Jenderal Qiang.

Jenderal Qiang yang akan menjadi ayahnya memiliki badan yang tinggi dan gagah. Tapi tidak terlalu besar seperti gorila. Dia sangat tampan. Aku rasa umurnya hampir sama dengan kaisar, sekitar 30 tahunan. Dia akanmembuat baju untuknya sebagai tanda terimakasih. Setidaknya dia mempunyai banyak waktu. Butuh dua minggu dengan kereta untuk sampai di sana.

Sepanjang perjalanan, ketika mereka berhenti untuk beristirahat atau menginap, Zhuoyue selalu memetik beberapa bunga yang berwarna bagus. Dia akan mengawetkannya untuk berlatih. Dia memetik beberapa bunga dandelion yang sudah berubah putih untuk menambah motif pada pakaian jenderal Qiang. Jubah hijau yang cantik, dengan hiasan buna dandelion yang berguguran di ujung jubah membuatnya sangat bagus.

Dalam seminggu Zhuoyue sudah menyelesaikan pakaian tuan Qiang. Sekarang dia akan membuat beberapa kain bermotif untuk calon ibu dan saudara perempuannya. Menurut informasi, jenderal Qiang memiliki satu istri resmi dan dua selir. Istri resmi memiliki 2 orang putri. Sedangkan selir-selirnya memiliki masing-masing satu putri. Putri pertama berumur 12 tahun dan putri ke dua 10 tahun. Mereka berasal dari istri resmi. Putri ke tiga berumur 8 tahun dan putri ke empat berumur 7 tahun. Keluarga yang memiliki banyak perempuan. Pasti jenderal Qiang kerepotan. Tidak akan ada sekutu jika mereka seua memberontak. Ha ha ha.

Dia mengeluarkan bungan mawar putih. Dia mengambil tiga helai mahkota bunga, kemudian dia menyimpan bunga itu lagi. Dia membayangkan mahkota itu menjadi beberapa meter kain putih yang lembut dan halus. Ketiga kain itu untuk istri dan putri resmi.

untuk istri resmi, Zhuoyue memakai kelopak bunga ungu untuk motif. Dia menyebarkan warna untuk membentuk motif bunga wisteria. Untuk putri pertama dia memberikan motif bunga wara merah, dan untuk putri kedua dia akan memberikan motif bunga sakura.

Untuk kedua selir, dia akan membuat kain dari daun bambu . Dia memberikan motif bunga teratai putih. Untuk kedua putri selir, dia membuat kain dari daun bambu dengan motif bunga matahari. Terkesan tak adil? Tapi itu adalah aturannya.

Di perberhentian berikutnya, dia meminta Xiawu untuk menjual jepit giok lagi untuk di tukar dengan beberapa kotak dari bambu dan beberapa helai kain merah. Tentu saja hal-hal yang dilakukannya akan di laporkan kepada jenderal Qiang.

Zhuoyue dan jenderal Qiang tidak berbicara sepanjang perjalanan. Dia sedikit canggung. Kaisar memberikan pangeran kelima untuk menjadi putranya. Ketika dia ingin berbicara dengannya seperti orang tua dan anak, dia merasa itu tidak sopan. Ketika Xiawu melaporkannya, Jenderal Qiang menadi bingung kembali. Kenapa seorang pangeran menjual perhiasan ibunya ketika membutuhkan sesuatu? Apakah kaisar itu tidak memberikannya uang? Haruskah dia memberinya uang? Tapi kalau memerinya sekarang, sedikit canggung juga. Jadi dia membiarkan Xiawu menjual perhiasan itu.

Kotak bambu yang Zhuoyue terima sedikit kasar, dia memperhalus keranjang tersebut. Kemudia dia membungkus hadiahnya dengan kain merah yang sudah diberi tanda agar tidak tertukar. Zhuoyue berharap mereka menyukai hadiahnya. Memangnya hadiah apa yang kau bisa harapkan dari pangeran miskin?

BECAME A PRINCEΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα