「🏮」antara kpopers dan sekolah

1.5K 112 2
                                    

Remaja, kata itu mungkin sudah sangat tidak asing pada telinga kita. Seorang anak yang sedang mengalami proses pencarian jati dirinya. Dalam fase ini banyak sekali kejadian-kejadian yang dialami oleh para remaja. Kejadian yang membuat perasaan mereka bercampur aduk dan bergoncang bagaikan gempa bumi.

Kpop, atau Korean Pop, demam ini juga sudah sangat familiar di kalangan kita para masyarakat Indonesia. Bagaimana para remaja berteriak-teriak gila mengagumi para boyband dan girlband asal negeri gingseng itu. Tak heran terkadang mereka susah payah mengumpulkan uang jajan mereka untuk sekedar membeli tiket saat boyband atau girlband kesayangan mereka konser di Indonesia. Sungguh luar biasa.

Namun, banyak juga yang bilang jika remaja yang tergila-gila dengan Korean pop adalah remaja yang melakukan hal-hal tidak berguna dalam hidupnya. Mereka melupakan belajar dan cenderung anti sosial. Emosi mereka yang tak tentu dan terkadang mengamuk saat mendengar idola mereka dihina. Lalu melakukan pemborosan uang hanya untuk membeli tiket konser dan album yang harganya setinggi langit. Tapi...apakah semua itu benar? Mari kita pilah satu persatu.

Remaja melupakan belajar nya karena sibuk dengan media sosialnya dan mengagumi Kpop. Setelah diperhatikan, pernyataan itu tidak benar. Remaja yang mengagumi Kpop sama sekali tidak melupakan belajar mereka. Malahan mereka selalu belajar dengan lebih keras lagi agar mendapatkan nilai yang baik. Begini penjelasannya. Di dunia Kpopers (Penggemar Kpop) mereka menjalin suatu pertemanan dari Kpopers diluar daerah mereka, dan bahkan diluar negeri. Dan dalam pertemanan ini tak jarang mereka menemukan yang sebaya maupun yang setingkat. Mereka selain bercerita tentang idola mereka, juga bercerita tentang kehidupan mereka di dunia nyata. Tentu saja tak lupa bercerita tentang sekolah mereka.

Sebagai contoh nya, seorang remaja yang berteman dengan Kpopers luar daerah bercerita tentang pembagian rapor yang baru saja dilaksanakan di sekolah mereka. Dia mengatakan jika dia mendapat ranking satu dengan nilai yang sangat memuaskan. Nah, dari sini akan timbul bagi seorang remaja yang satunyasaat mendengar cerita tersebut. Dia akan berfikir, kita sama-sama Kpopers dan menyukai boyband yang sama, dia bisa mendapatkan nilai yang bagus di sekolahnya dan mendapat ranking pertama. Jika dia bisa kenapa aku tidak? Berdasarkan dari pemikiran itu remaja tersebut akan semakin giat belajar untuk mencapai nilai yang memuaskan di sekolah. Dan persahabatan mereka di dunia kpopers akan mereka jadian ajang untuk saling menyemangati antara satu dengan yang lainnya.

Alasan yang lain adalah, tentu saja karena idola mereka di dunia kpopers. Misalnya, seorang remaja menyukai sebuah boyband, Super Junior, dia awlnya malas untuk belajar, namun setelah lama dia mengidolakan Super Junior, dia mengetahui bahwa member Super Junior yang ia idolakan adalah seorang yang sangat senang sekali belajar dan selalu mendapat peringkat saat dia masih bersekolah, hal ini akan membuat sanga remaja berfikir untuk tidak mau kalah dengan sanga idola. Jika sudah seperti itu dia akan menjadi semangat untuk belajar dan memperbaiki nilainya. Dan saat dia mendapatkan nilai yang bagus ia akan mempunyai sesuatu yang dapat dibanggakan di dunia Kpopers-nya.

Kemudian, banyak orang yang mengatakan remaja hanya melakukan pemborosan uang untuk membeli tiket konser. Tapi apakah semua itu benar? Oh tidak, sebagian remaja mengkin ada yang merengek minta uang pada orang tua mereka untuk membeli tiket konser. Namun itu hanyalah sebagian kecil saja. Mayoritas kpopers remaja menabung jauh-jauh hari untuk ini, mereka rela tidak jajan dan uangnya ditabung. Tetapi saat hari konser itu datang, mereka tetap tidak bisa datang, kenapa? Karena faktor yang entah apa namanya.

Dia akan berfikir, dia sudah bersusah payah menabung, dia tidak ingin menghabiskannya dalam sekejab. Percayalah karena itu memang kenyataannya. Mereka memilih bergalau ria di timeline twitter dengan kpopers yang lainnya yang juga senasip, tidak bisa menonton konser. Dalam hal ini dunia kpop mengajarkan untuk menabung dan berusaha keras demi suatu tujuan yang berat. Remaja akan mengerti bahwa tidak ada keinginan yang dapat dicapai tanpa kerja keras.

Dunia Kpop juga tidak membuat remaja menjadi anti sosial. Terkadang para remaja memang lebih nyaman di dunia media sosialnya, berkomunikasi dengan teman di luar daerah yang juga sama-sama kpopers. Bahkan pertemanan mereka ada yang sampai pada tahap menganggap mereka saudara sendiri. Jangan salah, ikatan persahabatan para kpopers itu sangatlah kuat, mereka dapat memahami perasaan yang satu dengan yang lainnya. Bahkan terkadang mereka saling berbagi rahasia dengan nyaman. Persahabatan yang tidak pandang bulu, mereka hanya punya satu kesamaan, yaitu mereka kpopers.

Lalu, pernahkan kalian mendengar istilah Belajar itu bisa dari mana saja istilah ini juga berlaku di dunia kpopers. Bahasa Inggris, siapa yang tidak kenal dengan bahasa tersebut, bahasa yang mungkin setiap orang setidaknya harus mengerti. Di dunia kpopers semua ini adalah hal yang biasa. Remaja yang sedang mengalami proses belajar bahasa inggris akan terbantu dengan dunia kpop. Begini penjelasannya. Seperti yang sudah diuraikan diatas tadi, di dunia kpopers mendapatkan teman dari berbagai daerah maupun negara.

Seorang remaja misalnya mendapatkan teman dari megara lain. Tidak mungkin dia menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat berkomunikasi. Mau tidak mau dia harus bisa menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi. Hal ini juga akan mendorong sang remaja untuk semakin belajar dan mengasah kemampuan Bahasa Inggris-nya.

Dari sini kita dapat memahami, remaja yang menggila kpop adalah bukan sesuatu yang harus dikatakan mereka gila dan menjadikan alat untuk menghakimi mereka. Mereka tidak sedang mengalami sakit jiwa atau apa. Mereka juga sama seperti remaja yang lainnya. Hanya saja mereka mempunyai suatu keunikan dan cara untuk belajar yang berbeda.

Mereka mencintai kpop bukan karena mereka tidak cinta negara mereka, Indonesia. Mereka lebih menyukai drama korea daripada sinetron Indonesia bukan karena mereka sudah buta atau apa. Itu justru mereka dapat melihat dengan mata lebar. Di saat per-sinetronan Indonesia penuh dengan unsur-unsur negatif, mereka lebih memilih drama korea yang sudah tentu mempunyai pesan moral positif yang lebih banyak. Dan bahkan mereka bisa belajar dari sana. Kpopers remaja hanya tidak bisa dipaksa untuk mencintai produk dalam negeri yang tidak bermanfaat bagi mereka. Bukankah tadi sudah dikatakan, belajar itu dari mana saja. So, kpopers bukan sesuatu yang harus ditakutkan. Mencintai Kpop lebih baik daripada terjerumus dalam narkoba, pergaulan bebas,Married By Accident, serta penyimpangan-penyimpangan yang sering dilakukan oleh remaja masa kini.

about k-popersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang