Beautiful Accident | | PART SECOND : Begin in France

135K 5.1K 50
                                    

Happy Reading!

♥♥♥

Amanda berjalan menyusuri trotoar seorang diri sambil memeluk boneka teddy bear besar. Hari sudah berganti malam. Lampu lampu menghiasi jalanan kota. Malam hari di Paris memang sangat indah.

Dia menaikkan tasnya yang melorot dari bahunya. Menghela nafas. Kakinya tidak berhenti sejak sore, bingung kemana dia harus pergi. Amanda memilih duduk dibangku taman sendirian. Meletakkan tasnya disampingnya sebagai ganjal untuk kepalanya. Mungkin malam ini dia tidur disini saja.

Dia menengadah melihat langit malam. Memikirkan bagaimana nasibnya kelak. Mimpinya menjadi executive chef telah pupus. Padahal sudah dua tahun dia kuliah di Le Cordon Bleu, hanya tinggal satu tahun lagi mungkin dia sudah mendapatkan gelar Bachelor of Business in culinary Arts. Bea siswa juga sudah ia dapatkan. Ini semua karena kecerobohannya. Saat itu dia lalai dan hampir membakar dapur pengujian. Jadi amanda dimintai ganti rugi.

Amanda bingung saat itu. Salah satu temannya menawarkan cara agar dia mendapatkan uang 45 ribu dollar dengan cepat, yaitu dengan melakukan sebuah ONS. Agar mendapatkan uang sebanyak itu, temannya mengajak amanda melakukannya di Club terbesar berada di New York. Dan sekarang dia menyesali semuanya.

Kalau saja orang tuanya masih hidup, amanda mungkin tidak akan begini. Orang tua? Bahkan amanda tidak tau wajah mereka sampai saat ini. Mely hanya bilang ibunya, Claudia meninggal setelah melahirkannya. Dan ayahnya, Lucas konings meninggal karena kecelakaan. Tempat peristirahatan terakhir mereka saja bibinya tidak tau. Intinya, apapun yang amanda tanyakan tentang orangtuanya, bibinya terlihat malas memberitahu. Entah apa masalahnya, bibinya Mely juga tidak ada satu pun foto kedua orang tuanya.

Tapi amanda tetap bersyukur, Mely masih mau menghidupinya, menyekolahkannya. Dia hanya berpesan agar saat masuk kuliah, memilih universitas yang sesuai keuangan mereka. Tapi karena amanda yang sangat mencintai dunia memasak, dia mencoba masuk di universitas kuliner, Le Cordon Bleu. Sampai akhirnya kesialan itu datang.

Amanda menghela nafas, memeluk boneka pemberian orang tuanya sebelum meninggal. Dia lupa membawa selimut tadi. Hanya beberapa potong pakaian yang ia bawa. Ponsel-nya saja masih di charge tadi pagi. Dan dia juga tidak pernah lupa membawa botol inhaler-nya, karena takut penyakitnya tiba-tiba saja kambuh.

Besok dia harus mencari pekerjaan. Ya, harus! Untuknya dan terpenting sekarang bayinya. Amanda mengelus perutnya pelan.

Doakan ibu-mu ini ya...

♥♥♥

"Hei bangun..bangun." Amanda mengerjapkan matanya, menyesuaikan dengan cahaya matahari pagi. Dia merasakan bahunya ditepuk-tepuk seseorang. "Akhirnya kau bangun juga."

Amanda menggeliat dan perlahan duduk sambil mengucek matanya.

Dia mengedarkan penglihatannya. "Astaga! Kalian siapa?" ia terlonjak kaget. Amanda tengah dikelilingi beberapa orang ditaman ini.

"Hei...kau yang siapa? Kami kira kau sudah mati. Kau sulit sekali dibangunkan." Keluh seorang pemuda. Amanda mengernyit, tak langsung menjawab. Apa katanya tadi, mati?

"Kenapa dia tidak menjawab?" Tanya pemuda satunya. Pasalnya sekitar 10 orang melihatnya heran.

"Mungkin dia tuli."

"Atau bisu."

"Kasihan sekali."

"Mungkin dia belum sepenuhnya sadar."

Beautiful AccidentWhere stories live. Discover now