Beautiful Accident | | PART TWENTY TWO : His parents penthouse

78.3K 4.3K 58
                                    

Happy Reading!

❤❤❤

Pipi Amanda memanas mendengar ucapan pria didepannya ini. Jantungnya berpacu dengan cepat saat mendengar perkataan manis Lucas. 

"Oke."

Lucas mengangguk kemudian mengernyit saat menatap mata kanan Amanda yang merah. Refleks tangannya mengusap bagian bawah mata indah itu. 

"Ini kenapa?"

Amanda mengerjap beberapa kali sebelum berkata, "Ah, i-ini terkena busa saat aku mandi tadi."

Lucas berdecak. "Lain kali berhati-hati lah. Kau ini ceroboh sekali."

Amanda dengan cepat menurunkan tangan Lucas yang masih berada di wajahnya. Menggerutu mendengar omelan Lucas. Tidak ingin berdebat, Amanda berlalu menuju pintu.

"Wait," Amanda menoleh kebelakang seraya menaikkan satu alisnya. "Apa yang kau pakai ini?"

Pandangan Amanda ikut turun menatap kakinya. Kemudian menatap Lucas lagi. "Sepatu." Jawab Amanda polos.

"Kenapa kau memakai high-heels?" Geram Lucas menarik Amanda kembali masuk kedalam walk in closet wanita itu. 

"Hei .. hei- serius tuan Donald duck?" Dengus Amanda. "Ini hanya 5 cm!" 

"Tetap saja!" Ia mendudukkan Amanda disalah satu sofa. "Kau duduk disini."

Amanda memutar bola matanya jengah. Ia bersedekap sambil menunggu Lucas yang kini tengah membuka lemari kaca yang penuh dengan sepatu wanita. 

"Aku tidak mau yang itu." Ujar Amanda dengan wajib tertekuk saat melihat Lucas ingin membawakan sepatu tanpa heels berwarna merah.

Lucas menaikkan alisnya. "Tidak mau yang ini?" Amanda mengangguk sebal. "Aku akan cari yang lain."

Lucas kembali meletakkan sepatu itu. "Jadi kau mau memakai yang mana?"

"Yang ini." Amanda menggerakkan kedua kakinya. Lucas tak menggubris wanita itu. Tangannya kembali memilih sepatu - sepatu itu. Ditempatnya Amanda mendengus kesal. Sangat kesal.

Lucas terkekeh pelan melihat wajah tertekuk Amanda melalui pantulan dari kaca lemari sepatu. Setelahnya pilihan Lucas jatuh pada sendal gladiator berwarna hitam.

"Aku tidak mau itu." Tolak Amanda lagi. Namun kali ini Lucas tak menggubrisnya. "Aku tidak mau, tuan Donald duck." Ulang Amanda setengah merengek.

Lucas diam saja. Malahan berjongkok didepan Amanda. Membuka paksa sepatu yang masih melekat di kaki wanita itu walau Amanda menggerak-gerakkan kakinya-menolak. 

"Ini khusus untuk wanita ham-"

"Tapi tidak cantik!" Potong Amanda cepat. Nada suaranya seperti rengekan. Membuat Lucas gemas ditempatnya.

"Sudah," Lucas membuang asal sepatu yang dipakai Amanda tadi. Amanda melototkan matanya. Tapi Lucas tidak peduli. "Ayo." Amanda menerima uluran tangan Lucas malas.

"Lihat?" Amanda mencebikkan bibirnya. "Aku terlihat pendek sekali."

Lucas terkekeh seraya menggedikkan bahu. "Kalau pendek terima saja." Ejeknya.

Amanda memukul bahu pria itu. Berjalan cepat kearah pintu meninggalkan Lucas seraya berteriak kesal.

"Dasar tuan Donald duck sok tinggi!"

❤❤❤

"Selamat malam, paman. Selamat malam, bibi. Saya Amand- wait," Amanda menoleh kearah Lucas yang tengah mengemudi. "Kau punya saudara, tuan Donald duck?"

Beautiful AccidentWhere stories live. Discover now