⚫01⚫

11.2K 338 13
                                    

Vote & Comment

Sebuah mobil Mini Cooper 3-Door S 60 warna oren berhenti di salah satu sekolah swasta, Sky Elite High School. Sang empu yang menaiki mobil itu turun dari mobil tersebut. Ditatapnya sekolah tersebut dengan seksama.

"Shei, ini sekolahnya," ucap salah seorang wanita paruh baya yang juga ikut turun dari mobil tersebut.

Wanita yang dipanggil Shei itu mengangguk paham.

"Mau bunda anterin ke dalem?" tanya wanita paruh baya itu.

"Nggak nda. Shei mau masuk sendiri. Bunda pulang aja," sahut wanita bernama Shei itu.

Wanita paruh baya itu tersenyum. "Kamu yakin?" tanyanya.

Wanita itu lagi-lagi mengangguk.

"Okay, kalau ada apa-apa, kabarin bunda. Bunda di kosan kamu sampai malem ini." Ucap wanita paruh baya itu.

Wanita yang menjadi teman mengobrol wanita paruh baya itu pun mengangguk. Ia kemudian bergegas mendekati wanita paruh baya itu dan langsung menyalam tangannya. "Hati-hati nda," ucapnya.

Wanita itu mengangguk, kemudian bergegas masuk ke dalam mobil Mini Cooper 3-Door S 60 warna oren tersebut. Lalu, sedetik kemudian mobil itu melaju. Meninggalkan seorang wanita berhijab yang mengenakan seragam sekolah menengah atas pada umumnya. Ia adalah Sheina. Sheina Ratu Naildepa. Seorang anak remaja berusia 17 tahun.

Sheina melangkah memasuki gedung sekolah tersebut dengan langkah pelan. Ia menyusuri koridor sekolah. Pandangan matanya tidak berhenti untuk menatap seluruh sisi pada gedung tersebut.

Ia kemudian melihat ponselnya. Mencari alamat yang ada pada ponselnya tersebut. "Permisi, pak." Ucap Sheina pada salah satu pegawai sekolah yang sedang berjalan membawa beberapa dokumen di tangannya.

Pegawai tersebut menghentikan langkahnya. "Iya, ada apa mbak?" pegawai tersebut mengukirkan senyum di wajahnya.

"Ruang guru di mana ya, pak?" Sheina juga membalas senyuman pegawai tersebut.

"Mbak belok kiri, lalu terus aja sampai mentok. Nah, nanti mbak naik tangga dan belok kanan. Ruang guru tepat berada di sebelah kanan dari tangga." Jelas pegawai tersebut.

"Ooo, baik pak. Makasih ya, pak."

"Sama-sama, mbak." Pegawai tersebut pun berlalu dari hadapan Sheina.

Sheina kemudian berjalan mengikuti arahan dari pegawai tersebut. Ia mulai menaiki tangga dan mencari di mana tempat yang hendak ia datangin.

Sheina pun mengetuk pintu yang di atasnya terdapat tulisan Ruang Guru. Sedetik kemudian pintu itu terbuka. Menampakkan seorang wanita paruh baya yang tersenyum kepadanya. 

"Assalamualaikum," ucap Sheina.

"Waalaikumussalam," sahut para guru yang sedang duduk di dalam ruangan tersebut.

"Masuk, nak." ucap wanita paruh baya dihadapannya itu. Ia pun kemudian masuk. 

"Kamu Sheina?" tanya salah satu guru yang sedang duduk di kursi paling pojok.

Sheina mengangguk. "Iya buk," ucap Sheina.

"Baik, mari ikut saya." ucap guru itu lagi, dan langsung beranjak dari kursinya.

***

Ruang kelas XI-IPA1 kini sangat ricuh. Ditambah dengan tidak adanya guru yang masuk ke dalam kelas tersebut.

Seorang lelaki yang sedang duduk di kursi paling belakang sedang tertidur. Ia sangat malas melakukan apa pun.

"Ga, mabar skuy!" ucap salah seorang lelaki yang duduk di samping lelaki yang sedang tidur itu.

"Lo aja," sahutnya.

"Bagi skin dong," ucap lelaki itu lagi.

Lelaki yang sedang tertidur itu langsung mengangkat kepalanya. Ia menatap teman sebangkunya itu dengan tatapan tidak suka. Lelaki yang ditatap itu tersenyum kikuk.
"Skin mulu kerjaan lo, beli noh!" ucap lelaki itu malas. Lelaki itu pun bangkit dari kursinya dengan mata sayunya. Ia kemudian begegas meninggalkan kelas.

Sesampainya ia di depan pintu kelas, ia bertemu dengan walikelasnya.

"Mau kemana kamu Arga?" tanya walikelasnya yang mencegat langkah Arga.

Ya, nama laki-laki itu adalah Arga, Arga Fawa Darsciano. Seorang remaja yang umurnya juga sama dengan Sheina. Ia masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Arga merupakan seorang siswa yang paling ditakuti oleh seluruh murid yang berada di Sky Elite High School. Namun, ada beberapa di antara mereka tidak takut dengan Arga. Arga merupakan salah satu most wanted sekolah. Fisiknya yang sempurna, dengan paras seperti artis korea kebanyakan, dan tubuhnya yang tinggi, juga tegap. Ia diagung-agungkan oleh para kaum hawa. Arga tidak memiliki banyak teman di sekolahnya. Ia hanya punya dua kacung, Adam dan Rizky.

Arga menatap wanita yang berdiri tepat di sebelah walikelasnya. Ia menatap wanita itu dengan tatapan datar. Wanita itu adalah Sheina.

"Masuk!" ucap walikelasnya yang bernama Asbil. Lebih tepatnya Bu Asbil.

Arga masih berdiam diri dihadapan mereka.

"Arga!" panggil Bu Asbil lagi.

"Saya bosen buk," ucapnya yang kemudian berlalu dari hadapan Bu Asbil dan juga Sheina.

Bu Asbil menggeram kesal. "Selangkah lagi kamu melanjutkan langkahmu, saya langsung menelepon kakakmu!" teriak Bu Asbil kepada Arga.

Seketika Arga menghentikan langkahnya. Ia mendengus kesal.

"Masuk ke kelas, saya tunggu!" ucap Bu Asbil tanpa menoleh pada Arga sedikitpun. "Ayo, Sheina!" ajak Bu Asbil pada Sheina.

Sheina mengangguk dan kemudian mengikuti langkah Bu Asbil yang masuk ke dalam kelas.

"Assalamualaikum, dan selamat pagi semua." ucap Bu Asbil pada mereka.

"Waalaikumussalam, pagi buk." jawab mereka serempak.

Seluruh mata kini memandang wanita cantik yang mengenakan hijab di sebelah Bu Asbil.

"Nah, hari ini kita kedatangan keluarga baru, dia pindahan dari Medan." Ucap Bu Asbil.

"Silahkan perkenalkan nama kamu, Sheina." tambah Bu Asbil lagi.

Sheina mengangguk dan tersenyum malu. "Kenalin namaku Sheina Ratu Naildepa, bisa dipanggil Sheina." ucap Sheina masih malu-malu.

"Hai Shei, aku manggil kamu Shei aja deh." teriak Dinda dari belakang menyapa Sheina.
Sheina hanya tersenyum kepada Dinda.

"Yaudah Sheina, kamu duduk di samping Dinda ya," ujar Bu Asbil.

Sheina mengangguk dan berjalan menuju bangkunya.

Our Crazy WeddingWhere stories live. Discover now