⚫05⚫

4.4K 206 5
                                    

Arga kini sedang duduk di sofa bewarna merah maroon-baldu yang terletak di ruang keluarga.

Dimas pun berjalan menuju sofa tersebut. "Lo nyusahi gue mulu sih?" ujar Dimas sembari mengambil remot televise yang terletak di atas meja.

"Bacot lo ah, nggak pengertian sama temen ya gini nih." ujar Arga.

"Lo kan bisa nginep di tempat temen lo yang lain," ujar Dimas.

Arga diam, ia tidak menggubris ucapan Dimas. Ia pun ikut menonton televisi dihadapannya dengan Dimas.

Tiba-tiba saja, Dimas teringat tentang Sheina. Ia pun ingin menanyakannya kepada Arga.

"Ga!" panggil Dimas.

"Hm," sahut Arga malas. Arga sangat yakin, Dimas pasti akan membahas tentang Arga yang sedang kabur dari rumah.

Seketika, Dimas mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada Arga.

Ntaran aja kali ya? Lagian gue juga belum terlalu kenal Sheina

"Apasih mas?" tanya Arga saat mengetahui temannya ini tidak melanjutkan ucapannya.

Dimas menggeleng. "Nggak ada sih, cuma ngetes telinga lo doang." ujar Dimas.

"Dih, ngelawak?" tanya Arga.

"Nggak sih, nggak minat juga." jawab Dimas.

"Mayan noh gajinya," ujar Arga.

"Lo aja. Biar gue cariin guru private sekalian." ujar Dimas.

"Sialan lo," ujar Arga sembari menyenggol kuat bahu Dimas.

Dimas pun tersenyum puas melihat ekspresi kesal sahabatnya itu.

***

Sore ini, hujan turun membasahi bumi Jakarta. Membuat sebagian orang hanya ingin mendekam di kamar.

Sheina sangat suka dengan hujan, ingin rasanya ia bermain hujan, tapi tidak ada yang menemaninya. Jika di Medan, dia akan bermain dengan adiknya. Sheina hanya bisa menatap hujan dari balik jendela kamarnya.

"Duh jadi kangen," keluh Sheina.

Kemudian, tiba-tiba saja perut Sheina merasa lapar. Ia pun segera mengecek makanan di laci kamarnya. "Ya elah, tinggal ini, lagi." ujar Sheina ketika melihat hanya ada satu ciki yang tertinggal. "Oh pesen online aja kali ya?" tanya Sheina pada dirinya.

Sheina pun mengambil ponselnya yang berada di atas meja belajar.

"Uh laper banget. Pesen apa ya enaknya?" tanya Sheina sembari membuka salah satu aplikasi pesan onlinenya.

Akan tetapi, tiba-tiba saja jari Sheina terhenti menaikturunkan layar ponselnya. Sepertinya ia berubah fikiran. "Mending aku ke supermarket," ucap Sheina sembari tersenyum. "Jadi, aku bisa lihat hujan." tambah Sheina antusias.

Sheina pun dengan cepat mengganti pakaiannya, dan setelah itu mengambil payung, lalu bergegas pergi.

Sheina bergembira saat hujan yang sangat deras ini menimpa payungnya."Huaaa pengen main hujan," ujar Sheina.

Setelah beberapa menit berjalan, Sheina pun akhirnya sampai di supermarket.
"Hujan, jangan berhenti dulu ya." mohon Sheina pada hujan.

Sheina pun masuk ke supermarket tersebut dan membeli beberapa camilan untuk persediannya.

Saat memilih bahan makanan yang hendak dibelinya, tiba-tiba saja ponsel Sheina berdering. Sheina pun langsung melihat ponselnya.

Bunda is calling...

Dengan segera Sheina mengangkat panggilan dari bundanya.

"Assalamualaikum," ucap bundanya dari balik ponsel Sheina.

"Waalaikumussalam, bunda."

"Kamu di mana Shei?"

"Shei lagi belanja cemilan,"

"Kamu jangan melalak aja ya!"
*Melalak = keluyuran

"Iya bunda, Sheina nggak melalak kok, cuma beli cemilan do—" Sheina terkejut ketika lengannya tidak sengaja menjatuhkan sesuatu dari lengan seseorang.

"Bunda nanti Shei telpon lagi, Assalamualaikum." ujar Sheina kemudian mematikan ponselnya.

"Sorry, aku nggak sengaja." ujar Sheina, dan dengan cepat memungut seluruh barang belanjaan seseorang tersebut yang terjatuh di lantai. Ia pun kemudian bangkit dan memberikan barang tersebut kepada pemiliknya.

"Makanya lain kali hat—" ucapan lelaki itu terhenti ketika melihat wajah Sheina.

Sheina menatap lelaki itu dengan tatapan datar.

"Oh elo," ucap lelaki itu.

" Makanya, kalau jalan itu pakai mataa!" ujar lelaki itu yang ternyata Arga.

"Jalan pakek kaki," sahut Sheina yang masih memungut barang-barang Arga yang berjatuhan itu.

"Nih," Sheina memberikan benda-benda yang ia pungut kepada Arga.

"Gue mau ganti, najis bekas tangan lo." ujar Arga.

Sabar Shei, orang gila nggak usah diladenin

"Lagian ngapai sih lo disini?" tanya Arga.

"Oh gue tahu, lo ngikuti gue kan?" tanya Arga.

"Pede banget sih jadi orang," ujar Sheina.

Sheina pun kemudian berlalu meninggalkan Arga. Sheina melangkahkan kakinya menuju kasir untuk membayar dan segera pergi dari tempat tersebut.

"Mas ini sekalian, dia yang bayar," ujar Arga yang langsung meletakkan belanjaannya pada belanjaan Sheina.

"Dia mas yang bayar. Sini uangnya!" ujar Sheina sembari menyodorkan telapak tangannya kepada Arga.

"Enak aja lo, lo yang bayar kok jadi gue?" ujar Arga.

"Bayar, atau aku teriak maling?" tanya Sheina sembari mengancam.

"Eits, iya gue bayar." jawab Arga.

"Gitu dong," ujar Sheina.

Arga pun mengeluarkan dompetnya dan menanyakan berapa total semua belanjaan.

"Disatuin mas?" tanya mas penjaga kasir.

"Nggak!" jawab mereka serentak.

Penjaga kasir itu tersenyum getir dan mengangguk.

Setelah mereka selesai belanja, mereka pun segera beranjak dari supermarket itu.

"Ganti uang gue!" ujar Arga.

"Nih, nggak usah di kembaliin," ujar Sheina sembari memberikan selembar uang kertas bewarna pink yang berjumlah Rp.100.000

"Buruan ambil!" ujar Sheina yang masih memegang uangnya.

"Songong bat ya lo jadi cewe," ujar Arga.

"Katanya minta ganti," ujar Sheina.

"Nggak perlu, gue udah kaya." sahut Arga yang langsung pergi meninggalkan Sheina.

Dasar cowo aneh

***

"Anjir ya, cewe zaman sekarang itu pada songong semua." ujar Arga membuang bungkus plastik supermarket ke kasur Dimas.

"Kenapa lagi lo?" tanya Dimas yang sibuk dengan ponselnya.

"Gue jumpa cewe tengil itu di supermarket." ucap Arga. "Pokonya gue harus cari cara supaya dia tunduk sama gue kaya yang lainnya." tambah Arga.

"Siapa sih?" tanya Dimas.

"Siapa lagi kalau bukan si anak ba—" tiba-tiba saja Arga memotong ucapannya.

"Siapa?" tanya Dimas yang tidak fokus dengan ucapan Arga.

"Ada, cewe tengil." ucap Arga.

Dimas menatap Arga dengan tatapan aneh. 

Arga pun kemudian mendekatkan dirinya pada Dimas. "Mas, kalo lo masih sekolah di sekolah itu mungkin lo bisa bantu gue buat ngerjain tuh cewe." ujar Arga. "Gue nggak mau sampai semua orang bakal berani sama gue karena dia." tambah Arga.

"Ya tinggal lo buat dia malu aja sih di sekolah, gampangkan?" ujar Dimas yang masih setia dengan ponselnya.

"Ooo iya, kok gue nggak kepikiran ya?" ujar Arga.

"Karena otak lo nggak berfungsi," ujar Dimas.

"Bangsat lo mas!" ujar Arga sembari melemparkan bantal ke Dimas.

"Anjir, jadi mati gue karena lo, ah." ujar Dimas menatap Arga tajam.

"Mampus lo," sahut Arga.

Dimas hanya menatap Arga sinis, lalu kembali bermain.

Lihat aja cewe tengil, gue bakal buat lo malu. Makanya, jangan sok berani ngadepin gue. Baru juga anak baru, udah berani banget batin Arga.

***

Dinda : Shei, lo udah masuk grup belom?

Sheina pun membalas pesan line dari Dinda.

Dinda

Shei, lo udah masuk grup belum?

Belum

Yaudah gue masukin ya...

Iya

Okay...


Dinda segera memasukkan Sheina ke grup line. Sheina langsung menerima undangan grup line dari Dinda.

-------

Para penguasa

Manda : Welcome in the grup!!!

Cindy : stay enjoy, don't worry!

Retista : Biasakan sapa hangat.

Adam : Who's that?

Dinda : Sheina.

Adam : Ooo anak baru.

Tea : sapa hngat dongs @ratu

Ratu : hy, salam kenal semua

Balqis : haiii...betahin grup

Tea : (2)

Cindy : (100)

Retista : (1M)

Manda : (1 World)

Rizky : Nyepam nying!!

Manda : Ga senang, out!

Rizky : Santay!!

Manda : au ah, btw guys udah tau kan kita ada kelompok Biologi?

Tea : iya, nama kelompoknya di gue

Manda : langsung share!

Tea : okay

Tea : Perkelompok 3 orang.
              1 : Cindy, Adam, Dinda
              2 : Tea, Manda, Rizky
              3 : Retista, Balqis, Zul
              4 : Andi, Hazba, Raisa
              5 : Arga, Sheina, Raden
              6 : Reno, Uun, Sifa
              7 : Exzy, Levy, Beni

Exzy : kapan?

Manda : besok

Tea : besok

------

"Huft, satu grup sama cowo aneh," keluh Sheina.

"Chat Raden aja deh." ujar Sheina.

Sheina pun mencari nama kontak Raden di grup.

"Gila line cowonya yang bernama cuma Rizky sama Adam doang," ujar Sheina.

"King?" tanya Sheina ketika mendapatkan nama kontak bertuliskan king.

"Oh ini pasti Arga," Sheina menyimpulkan.

Sheina pun melanjutkan pencariannya. Ia pun akhirnya menemukan salah satu kontak, yaitu Raja Denmark.

"Raja Denmark? Oooo mungkin ini Raden. Ra-Raja, Den-Denmark." ujar Sheina.

 "Lucu juga sih, Raden-Raja Denmark. Hahaaha." Ujar Sheina sembari tertawa.

Sheina dengan cepat menanyakan Raden tentang kelompoknya.

To be continued...

---------

Hy....

Siapa nih yang jadi teamnya #anaksultan?
Atau teamnya #Sheinasangqueen?

Kira - kira, Sheina bakal dibikin malu ga ya sama Arga?

Wadduh, kasian Sheina kalau ternyata beneran. Semoga aja nggak ya, hehehehe.

❤❤❤

Our Crazy WeddingDove le storie prendono vita. Scoprilo ora