⚫18⚫

3.4K 195 3
                                    

Vote & Comment

Arga berjalan mendahului Sheina menuju sekolah. Banyak pasang mata yang sudah menatap mereka sejak keduanya turun dari motor secara bersamaan.

Seperti biasa, Sheina akan mendengarkan penuturan tidak sedap dari warga sekolah.

"Pelakor dateng,"

"Parah, dia itu penggoda, hati-hati sama dia!"

"Iya, kita harus jaga cowo kita,"

"Jangan -jangan dia anak pelakor?"

Arga menghentikan langkahnya. Sheina pun ikut terhenti karena langkahnya terhambat oleh tubuh Arga.

"Mulut lo semua nggak pernah di sekolahin?" tanya Arga menatap beberapa siswi yang menatap Sheina dengan tatapan sinis.

Tiba-tiba Bela datang menghampiri Arga.

"Kamu kok bela dia sih?" tanya Bela sembari menggandeng lengan Arga. "Aku bukan bela dia, tapi bacot mereka memang nggak berbobot. Telinga aku sakit dengernya." jawab Arga.

"Tapikan sayang, dia itu emang penggoda. Buktinya aja, pacar aku ini udah tergoda sama dia." ucap Bela sembari menunjuk Sheina. Arga melepaskan lengan Bela dengan kasar, "Apa kurang jelas penjelasan aku kemarin?" tegas Arga.

"Arga!! Kamu kasar sama aku cuma buat bela cewe penggoda ini?!!" bentak Bela sembari menunjuk Sheina. "Aku nggak pernah kenal sama Arga yang sekarang." tambah Bela dengan mata yang melebar.

"Kamu nggak kenal sama aku?" tanya Arga.

"Iya! Arga yang sekarang bukan Arga yang dulu. Kamu sekarang mudah tergoda dengan cewe murahan ini!" ujar Bela sembari menunjuk Sheina lagi.

Sheina sudah ingin meledak karena ucapan Bela. Namun, Arga dengan cepat menukas ucapan Bela. "Dan aku juga nggak pernah kenal sama Bela yang nggak menjaga ucapannya," ujar Arga. "Bela yang aku kenal, lembut dan penuh sayang. Bukan cewe yang kaya gini!" ujar Arga menunjuk Bela.

"Arga!!" bentak Bela.

Arga pun membalikkan wajahnya dan menghadap Sheina. "Ayo pergi!" ajak Arga sembari menarik lengan baju Sheina tanpa terkena lengannya

"Arga...." panggil Bela.

Namun Arga tidak menggubris panggilan Bela.

"Awas aja lo cewe murahan, gue bakal buat lo nggak tenang di sekolah ini!" ujar Bela dengan ekspresi marah.

Lalu Bela pergi dari hadapan orang-orang yang sudah memperhatikannya.

Sheina melepas paksa tarikan Arga. "Nggak usah belain gue," ujar Sheina.

"Siapa yang belain lo?" tanya Arga yang menghentikan langkahnya dan melepaskan lengan Sheina.

"Gue nggak mau ya, nama gue dibawa-bawa karena lo berdua berantem. Udah cukup gue jadi bahan bullyan anak-anak karena ngambil cowo orang." ujar Sheina kesal. Sheina kemudian mendekat pada wajah Arga. "Denger ya, kalau aja takdir bisa dipegang sama manusia, gue berharap nggak pernah ketemu sama lo." ucap Sheina. "Satu lagi, kalau aja nggak ada resiko untuk bilang ke orang-orang tentang kita, gue, gue akan bilang ke semua orang kalau ini bukan kemauan gue. Jadi, selama kita masih belom ada ikatan apa-apa, gue mohon sama lo untuk nggak usah bawa-bawa gue ke masalah lo." jelas Sheina.

Arga hanya terdiam dan menatap Sheina. Lalu Sheina pun berlalu dari hadapan Arga dengan rasa kesal.

Arga tidak mengerti mengapa dadanya begitu sesak ketika mendengar ucapan Sheina barusan. Perasaan ini sangat berbeda ketika ia bertemu dengan Sheina untuk pertama kali.

Our Crazy WeddingWhere stories live. Discover now