⚫09⚫

3.5K 186 0
                                    

Vote & Comment

"Mana si anak baru?" tanya Arga yang tiba-tiba masuk ke kelas dengan emosi.

Beberapa murid melihatnya dengan tatapan datar dan ada juga yang tidak memedulikannya.

"Anjing, nggak ada yang mau jawab!?" ujarnya kini lantang.

"Apasih mau lo?" kini Tea mulai berbicara.

"Gua? Gua mau hidup gua tenang tanpa dia!" ujar Arga menatap Tea tajam sembari menunjuk Tea dengan telunjuknya.

"Lo sendiri yang buat hidup lo nggak tenang!" ujar Tea semakin memanas.

"Oooh, lo mau sok jadi pahlawan dia, iya?? Kaya temen lo dulu, siapa tuh?... Grasiaa!" ujar Arga dengan nada lantang.

"Jaga bacot lo, lo nggak pernah sadar, seharusnya kejadiaan yang lalu lo gunain sebagai pelajaran!" ujar Tea dengan wajah yang sudah memerah.

Para murid di dalam kelas hanya diam memandang dua insan yang sedang berkelahi ini.

"Hah, itu bukan salah gue." ucap Arga. "...Nggak akan ada asap kalau nggak ada api!" tambah Arga.

"Te, lo bisa nggak sih, jangan bawa kejadian dulu? Itukan udah dilarang sama sekolah untuk di bahas," sambung Retista.

Baik Tea dan Arga, keduanya melihat kearah Retista. "Gue nggak bisa Re. Masalahnya kalau dia nggak belajar dari kejadian kemarin, akan banyak korban selanjutnya." ujar Tea sembari menunjuk ke arah wajah Arga.

Arga langsung menepis telunjuk Tea. Arga ingin melawan ucapan Tea. Akan tetapi, Retista lebih dulu berbicara.

"Lagian, kenapa sih lo belain Sheina banget? Kita juga belum kenal dia. Walaupun, Arga kaya gini gua tetep bela Arga. Gimana pun, kita adalah temen yang udah lama bareng." jelas Retista.

Arga mengangkat satu alisnya. Kali ini Arga benar-benar suka dengan ucapan Retista. Namun, entah mengapa hatinya lagi-lagi merasa kejanggalan.

"Walaupun dia pembunuh?" tanya Tea sembari menunjuk Arga.

"Apa lo bilang? Gampangan banget bacot lo!" ujar Arga kini semakin marah. "Ooh, atau lo mau gue buat kaya Grasia juga ha!" bentak Arga.

Tea diam, kini hatinya bergetar. Mengingat bagaimana kejadian Grasia di masa lalu, membuat Tea menjadi kehilangan keberaniannya.

Sheina pun kemudin datang dan masuk ke dalam kelas bersama dengan Dinda.

"Ini dia anak baru nggak tahu diri!" ujar Retista.

Beberapa murid sedikit terkejut mendengar ucapan Retista.

"Maksud kamu?" tanya Sheina yang terhenti di depan kelas. Sheina juga merasa terkejut ketika Retista berkata seperti itu padanya.

Arga pun mengahampirinya dan mendekatkan dirinya pada Sheina. "Ikut gue!" ujar Arga yang sudah emosi.

"Nggak mau," ujar Sheina dengan nada datar.

"Kalau gitu, gue akan tarik lo secara paksa!" ujar Arga tersenyum simpul.

"Itu juga nggak akan bisa!" jawab Sheina.

Arga menatap Sheina tajam. 

Terbuat dari apa sih nih bocah

Sheina pun berlalu dari wajah Arga. Namun, ide brilian dari kepala Arga muncul, membuatnya tersenyum senang. Arga pun mengesampingkan satu kaki kanannya agar kaki Sheina tersandung dengan kakinya. Dan niatnya terlaksana dengan sempurna, Sheina pun tersandung begitu saja. Namun, Arga langsung menahan lengan kanan Sheina. Sehingga, Sheina pun tertahan dengan wajah menghadap ke lantai.

Our Crazy WeddingWhere stories live. Discover now