⚫38⚫

4.2K 246 25
                                    

Vote & Comment

"Lo tau Ndin, Sheina ha..."

"Mama..."

Arga dan Sheina terkejut melihat sosok Alice tiba - tiba muncul.

Hal yang paling sulit untuk di percaya.

Alice tersenyum ramah kepada anaknya dan juga menantunya, ia kemudian mendekat ke arah mereka.

Baik Arga maupun Sheina, keduanya tidak dapat berkutik sekarang.

"Boleh mama peluk kamu?"

Arga masih terdiam, ini bukan masalah boleh atau tidaknya. Tentu saja Arga sangat senang dan tidak akan melakukan penolakan. Akan tetapi, Arga mengingat ucapan itu dimana Alice juga mengatakan hal yang sama dan tiba - tiba ia menyayat punggung Arga.

"Arga..." panggil Sheina menyadarkan Arga dari ingatannya.

Arga berdehem, ia masih ragu untuk menjawab iya.

"Kalau kamu ga mau, gapapa sayang mama paham kok" ujar Alice.

Kebingungan itu semakin menjadi - jadi di kepala Arga.

"Mama, ga mungkin Arga nolak" ujar Sheina sembari mengamit tangan Alice.

"Argaa" panggil Sheina lagi.

Ragu dan takut, namun Arga akan mencobanya. Arga pun mengangguk ragu kepada Alice.

"Boleh?"

Arga lagi - lagi mengangguk.

Kemudian Alice pun langsung memeluk Arga dengan penuh rasa rindu dan juga sayang yang ia tahan selama ini.

Arga belum membalas pelukan Alice, ia masih memastikan apakah Alice benar - benar tersadar atau ingin melakukan hal yang di luar kendali.

Alice mengelus punggung Arga dengan sayang.

"Maafin mama nak, selama ini mama ga pernah jadi mama yang baik buat kalian"

Kemudian air mata Alice turun dari pelupuk matanya.

"Mama bahagia ketika melihat kalian sudah tumbuh dewasa dan tetap merawat mama, maafin mama selama ini jadi beban buat kalian"

Perlahan lengan Arga pun memeluk mamanya.

"Ini beneran mama?"

"Mama tau kamu pasti belum percaya, tapi tuhan memberikan anugerahnya kepada mama"

"Ini beneran mamaa??" tanya Arga antusias dan menguatkan pelukannya.

"Iya nak" jawab Alice.

"Mamaaa" kemudian air mata yang tidak pernah keluar kini mengalir dari mata Arga.

"Iya sayang, kamu sudah besar" jawab Alice sembari mengelus lembut punggung Arga.

"Mamaaa"

Kemudian setelah melakukan ritual peluk memeluk kepada Arga, Alice pun memegang wajah Arga dengan lembut pula.

"Anak mama ganteng banget, dulu masih ingusan"

"Maaa" manja Arga sembari menunjuk Sheina dengan ekor matanya.

"Ingusan haha" ledek Sheina.

"Tuh kan Ma"

Alice hanya tertawa renyah, kemudian ia pun bergeser ke arah Sheina.

Sheina terdiam, senyum ledekannya memudar seketika.

Alice mendekat ke arah Sheina.

"Ini menantu mama?" tanya Alice.

Our Crazy WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang