⚫15⚫

3.9K 201 2
                                    

Vote & Comment

Seminggu kemudian...

Andin menyusun laporan yang baru selesai ia kerjakan. Lalu Andin mengambil ponselnya yang berada di samping laptopnya yang masih menyala.

"Halo..."

"Udah selesai orang yang konsultasi?"

"Udah, pekerjaan kamu gimana?"

"Baru kelar juga nih,"

"Oiya, kamu jadi kasih tahu Arga tentang kita?"

"Iya, hari ini aku kasih tau dia, nanti setelah dia pulang dari kantor."

"Em, kamu nggak lupakan, hari minggu kita ada pertemuan. Kosongkan jadwal kamu!" tambah Andin.

"Iyaa tenang, udah aku kosongkan kok. Kamu masih sibuk?"

"Iya sedikit, karena mengurus Arga. Apalagi dia niat nggak niat kerjanya, seperti terpaksa,"

"Sabar ya, nanti juga akan membaik. Yaudah, kalau gitu lanjutkan tugas kamu, biar bisa istirahat."

"Iyaa, mi amor..."

"Te amo!"

"También te amo,"

"Aku matiin ya..."

"Iya, bye!"

Tut...tut...tut...

Sedetik kemudian, ponsel Andin bergetar kembali.

Andin tersenyum tipis, karena ia pikir itu adalah Deni.

Unknown call

"Siapa ini?" tanya Andin.

Andin tidak berpikir lama untuk mengangkatnya, karena ponselnya yang satu ini merupakan nomor penting dan bukan nomor pribadi. Jadi, sudah dipastikan ini adalah orang penting.

"Halo..."

"Assalamualaikum, nak Andin?"

Andin menatap ponselnya ketika seseorang dibalik ponel tersebut memanggilnya dengan sebutan nak. "Waalaikumussalam, ini siapa ya?"

"Maaf saya lancang, tapi saya harus memberi tahu Andin tentang ini. Saya Bu Asnah guru kimia Arga,"

"Tidak apa-apa kok bu. Lagian, pasti ini pembahasan yang penting, ada apa ya?"

"Maaf lagi nih, kemarin saya menelepon Pak Vincen, tapi tidak diangkat jadi saya telepon nak Andin,"

Satu hal, warga sekolah tidak ada yang tahu bahwa keluarga Arga berantakan. Mereka benar-benar merahasiakannya dari publik. Meskipun, terkadang Arga muak mendengar nama papanya disebut-sebut.

"Ooo, tidak apa-apa buk, papa lagi sibuk. Jadi, kalau Arga punya masalah, telepon saya saja,"

"Ooo, baik kalau begitu. Begini Andin, ini mungkin sangat telat saya kabari. Jadi, kemarin Arga saya hukum, karena dia tidak mengerjakan pr dan temannyalah yang menyelesaikan pr Arga. Nah, hukumannya itu, teman Arga saya suruh untuk menjadi tutor kimia selama seminggu buat Arga. Apakah hukumannya di jalankan?"

"Maksud ibu, tutor kimia?"

"Iya Andin,"

"Loh itu hukuman?"

"Iya hukuman, emangnya kenapa nak Andin?"

"Memang seminggu ini Arga belajar kimia. Tapi, bukan sama temennya melainkan sama tutor private yang disewanya. Arga bilang sih, dia mau pinter makanya nyewa tutor,"

Our Crazy WeddingDonde viven las historias. Descúbrelo ahora