⚫23⚫

4K 245 74
                                    

Vote & Comment

Waktu ternyata cepat berlalu, sudah dua minggu Arga tidak kembali ke rumah mereka.

Ntah mengapa Sheina merasa sepi, benar memang sepi.

Hari - harinya sekarang datar, tidak seperti biasanya ada orang yang selalu membuatnya bergejolak. Arga bahkan tidak pernah membalas satu pun pesan dari Sheina.

Di telepon juga tidak pernah di angkat, bahkan di sekolah Arga sama sekali tidak pernah mau melihat Sheina.

Sesekali Sheina mencegat Arga, namun Arga bahkan menghentakkan tangannya dengan kasar.

Dalam dua minggu itu pula Sheina sering menangis, akibat selalu ada petir yang mengisi kekosongan rumah mereka. Pernah juga Sheina hampir pingsan karena mati lampu yang berkepanjangan.

Sheina selalu mengingat Arga disaat seperti itu, dirinya memang benar - benar membutuhkan Arga.

Bukan dia tidak ingin pulang ke rumah orang tua Arga atau kembali lagi ke kostanya, dia sangat ingin apalagi dia memiliki pobia gelap dan takut petir, ini sangat mendukungnya untuk beranjak.

Tapi ada hal yang Sheina jaga, iya dia sangat tidak ingin keluarga mereka tahu kalau hubungannya dengan Arga tidak pernah baik, apalagi sekarang yang semakin parah.

Dinda tau Sheina kesepian, karena Sheina pernah menelepon Dinda dengan menangis sesenggukan tengah malam hanya karena listrik di rumahnya padam pernah juga Dinda lihat kondisi Sheina yang pucat karena ketakutannya terhadap petir yang untungnya Dinda datang saat itu, tapi tetap saja sahabatnya itu tidak pernah berkata jujur bahwa dirinya benar - benar membutuhkan Arga.

Dalam dua minggu itu pula pertemanan Sheina dan Dimas semakin dekat. Setelah masa skorsnya selesai, Dimas selalu menjemput dan mengantar Sheina ke sekolah.

Tidak ada yang tau ini,  hanya Dindalah yang tau. Dinda juga membantu mereka agar tidak diketahui oleh satu pun murid di sekolah Labsky tersebut bahwa Sheina dan Dimas selalu bersama.

Namun, Dimas tidak pernah mengetahui bahwa ada campur tangan Dinda juga dalam persembunyian antar mengantar ini.

Jujur di dalam lubuk hati Sheina yang terdalam ia rindu, rindu akan sosok Arga.

Apalagi saat di motor, Arga akan memain mainkan gas hanya untuk menjailin Sheina atau kadang akan berhenti di lampu merah sampai lampunya berganti hijau dan mendapatkan klakson dari pengendara di belakang, dan itu akan membuat telinga Sheina sakit. Bahkan Arga terkadang mendadak menekan rem motornya ketika membawa motornya dengan laju.

Berbeda dengan Dimas, Dimas sangat menjaga Sheina agar tetap aman di boncengan walaupun terkadang ada sifat jahilnya juga, seperti membawa motornya sangat laju yang membuat Sheina bergidik ngeri atau terkadang memering miringkan motornya.

Sungguh dua sahabat yang membuat hidupnya bewarna sekarang.

Dimas menuruni anak tangga rumahnya, di atas sofa keluarga terdapat Arga yang tergeletak sembari memakan cemilan yang ada.

"Mau kemana lo, rapi amat" ujar Arga ketika Dimas berdiri di depannya saat mengambil kunci mobil miliknya.

"Lo lupa ini malam apa?" tanya Dimas.

Arga memutar bola matanya malas "Malam dimana para jomblo harus mengurung diri di rumah, karena kalau keluar bisa buat macet" ucap Arga.

"Hhahahahh" tawa Dimas mendengar penuturan Arga.

Our Crazy WeddingWhere stories live. Discover now