⚫24⚫

3.8K 217 90
                                    

Vote & Comment

Sheina perlahan membuka matanya, lalu menyadarkan dirinya.

Pinggangnya terasa sangat berat, Sheina mengedarkan pandangannya ke depan lalu ia sedikit tersentak.

Yang ia lihat adalah wajah Arga yang sangat dekat dengannya, bahkan nafasnya bisa dirasakan Sheina.

Sheina tersenyum simpul, di pandanginya wajah damai Arga yang tertidur.

Kemudian Sheina kembali tersadar "Ya Allah mau sekolah" ujar Sheina.

"Arga...Arga..." panggil Sheina menepuk pelan pipi Arga.

"Ng.." Arga masih menutup matanya.

"Arga...bangun, kita sekolah, lo ga shalat?" tanya Sheina lembut lalu kini mengelus pipi Arga.

"Lima menit lagi" ujar Arga dengan suara serak khas orang yang masih sangat mengantuk.

"Yaudah, kalau gitu gue mau mandi, lepasin dong" ujar Sheina memegang lengan Arga yang berada di atas pinggangnya.

Bukannya melepas Arga malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Cuma lima menit" bisik Arga dengan suara serak.

Sheina merinding dan bergidik.

"Okay lima menit ya" ucap Sheina pasrah.

Arga tidak menjawab, ia kini menenggelamkan kepalanya di leher Sheina, sontak Sheina merasa geli. Pipinya kini merona akibat perlakuan Arga.

Sheina masih tidak nyaman dengan posisi ini, namun tubuhnya tidak berontak.

"Lo mau shalat?" tanya Arga yang masih setia dengan posisinya.

Nafas Arga berhembus - hembus di leher Sheina, Sheina merasa kegelian sekarang.

"Gu..gue lagi ga shalat" jawab Sheina terbata sembari menahan geli.

"Bagus, kalau gitu nambah sepuluh menit" ucap Arga yang kini membuka matanya dan menatap Sheina.

Sheina terbelalak "Gak! Ntar telat" ucap Sheina.

"Awas ih, gue mau sekolah" ujar Sheina kini berusaha melepaskan pelukan Arga.

Arga menahan tubuh Sheina dan Sheina pun pasrah.

"Lo ga sadar posisi kita?" tanya Arga menyeringai devil.

Sheina gugup "Em..ang ken..napa?" tanya Sheina.

"Jangan gerak kalau ga mau kenapa - napa" jawab Arga menatap Sheina sayu.

"Gue ga pa..paham" kini degup jantung Sheina mulai tak beraturan.

Arga diam ia tidak menggubris ucapan Sheina, Arga menatap mata Sheina dalam.

Kemudian ia menghapus jarak di wajahnya dan Sheina, sehingga hidung mereka kini bersatu.

Sheina semakin gugup, semburat rona di pipinya muncul.

Sebenarnya Sheina ingin sekali menjauhkan kepalanya dari cowo aneh ini, tapi ia telat tangan Arga sudah duluan memegangi kepala Sheina.

Our Crazy WeddingWhere stories live. Discover now