⚫41⚫

4.1K 250 21
                                    

Vote & Comment

Kini rumah minimalis milik Arga sudah di penuhi dengan suara tawa atau sekedar berbincang ria.

"Lo tau Shei, muka Retista waktu mohon - mohon asli jelek banget" ujar Dinda sembari tersenyum.

Sheina tersenyum ringan "Ntah kenapa gue ga seneng denger kabar ini" ujar Sheina melambangkan ke khawatiran hatinya.

Arga dan Dimas yang sedang tertawa kini terhenti tiba - tiba dan menatap Sheina.

Lalu Dinda, ia kini memperhatikan Sheina dengan bingung.

"Kenapa Shei?" kini Dimas mulai bersuara.

"Ga tau kenapa feeling gue ngatain bakal ada sesuatu yang lebih buruk dari ini" jawab Sheina.

"Maksudnya?" tanya Arga.

Tiba - tiba saja kepala Sheina merasakan pusing yang teramat.

Lalu tangannya memegang perut dan menahan rasa sakit.

"Arga..." panggil Sheina dengan khas orang kesakita.

"Shei...shei, sayang kamu gapapa?"

"Perut aku sak...kitt"

"Mas buruan siapin mobil"

"Mau kemana?"

"Kita kerumah sakit"

"Tapikan Sheina..."

"Buruan!!" bentak Arga.

Dimas menghela nafas kasar lalu ia beranjak.

"Din, tolong lo siapin beberapa pakaian Sheina yang di kamar"

Dinda masih terdiam.

"Buruan Din!!"

Dinda mengangguk lalu ia pun beranjak ke kamar Sheina dan Arga.

Sheina meremas pakaian yang menutupi perutnya. Lalu tangan kirinya meremas lengan Arga.

"Sebentar sayang.... Aku tau kamu kuat"

"Ga...guee...akhh"

Keringat sudah membasahi wajah Sheina, mata memerah ingin menumpahkan cairan.

Lalu kemudian mobil yang Dimas siapkan menlakson.

"Dindaa!!!"

"Iya gue udah kelar"

Kemudian Dinda berlari pelan menuruni anak tangga.

Dengan cepat Arga menggendong Sheina untuk di bawa ke dalam mobil milik Arga.

***

Hati yang kacau adalah umpan yang tepat untuk memancing sebuah amarah.

Kini Retista dan Rizky sedang duduk di taman belakang rumah Retista.

Our Crazy WeddingWhere stories live. Discover now