⚫44⚫

3.3K 207 11
                                    

Vote & Comment

"Adnan?"

Sheina merasakan suasana di ruangan begitu mencekam dirinya.

"Okay gue jelasin..."

"Silahkan!!" tegas Arga namun tetap dengan nada yang datar.

Wajah Arga benar - benar terlihat sangat menyeramkan sekarang.

"Adnan itu temen gue, jadi tadi dia dateng kemari jengukin gue"

Arga tersenyum sinis "Temen, temen hidup?"

Sheina menggeleng "Arga please... Kita cuma temen dan ga ada hubungan apa pun"

"Apa gue nanya lo punya hubungan sama dia?" tekan Arga.

Sheina terdiam "Raut wajah lo dan pertanyaan lo yang memperlihatkan semua"

"Ooo jadi lo sekarang maunya gimana? Lo mau gue ga perhatian lagi sama lo. Kan udah ada TEMEN lo itu, yang selalu ada buat lo"

"Arga..." panggil Sheina sembari memegang lengan Arga.

Arga pun menjauhkan lengannya dari Sheina.

"Ga... Gue ga ada apa - apa sama diaa"

Arga lagi - lagi tersenyum "Dia dateng saat lo disini sendiri atau ada mama?"

"Se... Sendiri" jawab Sheina gugup.

Arga tersenyum sinis "Sendiri ya, apa Islam ngizini seorang lelaki dan wanita yang ga mukhrim boleh berdua di satu ruangan tanpa ada pembatas? Apa lagi wanita itu udah Bersuami!?"

Sheina menggeleng "Gue minta maaf Ga... Gue beneran ga ada niatan buat jumpa dia. Dia yang maksa buat dateng kesini tadi"

"Shei... Lo tau gue sayang banget sama lo... Tapi gue ga tau lo sayang banget sama gue atau ga atau bahkan... lo memang belum sayang sama gue? Gue ga tau"

Kini hati Sheina rasanya memanas.

"Dari awal semua salah gue Shei, gue terlalu maksain banget buat kita bisa terus bersama, gue egois gue ga mikirin hati lo yang mungkin ga bahagia sama gue"

Sheina menggeleng kuat "Arga... Gak gitu, gue belum selesai jelasin semuanya"

"Semua udah jelas, gue paham"

Sheina tidak tinggal diam, ia harus menjelaskan semuanya kepada Arga.

"Gue sama Adnan temenan karena hal spele dan sesimpel itu. Semuanya berawal dari minuman yang di kasih Adnan waktu kita jogging dan minuman itu lo buang, inget?"

Arga masih diam dan tetap mendengarkan Sheina berbicara.

"Gue yakin lo inget, terus waktu gue pengen jalan - jalan di jakarta gue jumpa dia lagi dan itu ga sengaja...

Dan pas... Waktu lo sama gur berantem karena Retista dia juga sering lewat di depan apart gue, jadi kita sering ketemu. Waktu gue bener - bener galau banget karena hubungan kita, gue sama dia ketemu lagi.

Maaf, gue memang cerita ke dia tentang hati gue dan kondisi gue saat itu. Adnan ngedengerin semuanya dan dia bener - bener ngasih gue semangat. Terus dia minta nomor gue karena takut akan terjadi apa - apa ke gue saat itu. Gue juga ga berfikir panjang dan akhirnya gue ngasih gitu aja.

Our Crazy WeddingWhere stories live. Discover now