The Girl, Crush

9.1K 1.5K 567
                                    

Double update coz why not?

-o-

"Jangan ke sana!" cegah Draco dan mempererat genggaman tangannya.

Eva menatap Draco memelas. "Temanku di sana. Please, biarkan aku pergi setidaknya untuk melihat keadaannya."

Draco melepaskan genggamannya dengan sedikit perasaan tidak ikhlas. Gadis itu meninggalkannya sendiri di kompartemen. Draco mengambil sebuah chocolate frog dan memakannya dengan perasaan bersungut-sungut. Harry Potter berhasil membuat gadis itu jauh darinya.

Gadis itu tiba di depan kompartemen Harry, Ron, dan Hermione. Ia benar-benar terkejut karena dugaannya benar. Harry pingsan setelah diserang oleh makhluk mengerikan tadi. Untung saja seorang pria yang berada di kompartemen mereka menolong Harry dengan mengeluarkan satu mantra pengusir makhluk itu.

"Harry akan baik-baik saja, bukan?" tanya Eva ketika melihat Harry yang setengah sadar.

"Dia akan baik-baik saja setelah..." ucapan pria itu terhenti ketika tatapannya bertemu dengan mata biru Eva, "...berikan ia coklat ini supaya dia merasa lebih baik."

Pria itu memberikan Harry sebuah chocolate frog lalu merapikan penampilannya. "Aku harus berbicara pada masinisnya tentang kejadian ini. Pastikan anak itu memakan coklatnya."

Eva mengusap rambut tebal Harry dan berharap bahwa pemuda itu akan segera sadar. Hermione membantu Ron untuk memindahkan Harry agar menemukan posisi yang lebih nyaman. Pemuda berkacamata itu mengerjapkan matanya berkali-kali. Ketika matanya berhasil fokus pada pemandangan sekitar, Harry langsung menarik Eva ke dalam pelukannya.

"Syukurlah kau tidak kenapa-napa." Ucap Harry membenamkan wajahnya di ceruk leher Eva.

"Tentu saja aku baik-baik saja. Kau harus bisa menjaga dirimu lain kali." Ujar Eva melepas pelukannya dan menjitak kepala Harry.

"Untung saja Mr. Lupin bisa mengusir Dementor itu." Desis Ron sembari mencari sandaran kepala agar ia bisa tidur.

Perasaan Eva sedikit lega karena mengetahui Harry sudah baik-baik saja. Gadis itu memutuskan untuk kembali ke kompartemennya. Ia tidak mau meninggalkan Draco yang temperamennya sangat buruk jika ditinggalkan terlalu lama, atau begitulah menurutnya.

"Eva, kau berada di kompartemen bersama siapa?" tanya Harry ketika gadis itu mulai beranjak keluar.

Gadis itu tersenyum tipis. "Neville, Seamus, dan Dean."

White lies are totally okay.

Sementara beberapa menit lalu di kompartemen Draco ketika Eva meninggalkannya, pemuda itu menggeram frustasi karena ia menjadi terlalu lengah. Bisa-bisanya ia hampir saja kehilangan akal sehat di depan gadis itu. Pemuda itu mengacak-acak rambut pirang platinanya frustasi. Untung saja Dementor datang di waktu yang tepat sehingga suasana di antara mereka tidak canggung setelahnya.

"Aku... menggenggam tangannya?" Draco menatap tangannya yang tadi menggenggam jemari Eva dengan erat.

Draco hanya bisa menjerit dalam diam karena ia tidak ingin menjadi pusat perhatian. Ia yakin gadis itu sudah membuatnya gila.

"Draco, apa yang kau lakukan di atas lantai?" tanya Eva ketika tiba di kompartemen mereka. Draco yang tadinya terduduk di atas lantai langsung berdiri dan menggaruk lehernya yang tidak gatal. Dirinya benar-benar sudah gila.

Gadis itu berjalan masuk dan mengambil jubah Gryffindor dari dalam tasnya. Karena mereka hampir sampai, Eva berfikir kalau ia sudah harus bersiap-siap. Draco memperhatikan gadis itu namun kemudian membuang pandangannya ke luar. Pemuda itu berusaha keras untuk menutupi rona merah di wajahnya dengan melihat ke arah lain.

Her, Riddle ✔️Where stories live. Discover now