It's Her, She Decided

5.9K 986 165
                                    

Last chapter gaes.. there's gonna be a little bit of twist at the end of the story tho 👀

Vote and comment dong gaes, so then I can see the excitement in you 🥺

Oke, enjoy!!

-o-

Tribun sudah dipenuhi oleh para penonton yang ingin menyaksikan pertandingan terakhir para champion di perlombaan Triwizard. Eva duduk di antara kedua orang tuanya dan dua sahabatnya, Hermione dan Ron. Mereka sudah berbaikan sejak beberapa hari yang lalu. Meski terjadi sedikit cek cok selagi meluruskan permasalahan, tetap saja berujung pada perdamaian antara Ron dan Eva. Laura dan Carlos turut senang mendengar anak mereka sudah melepas beban berat di hatinya.

"Oi, Hermione, lama-lama kuperhatikan, dugaanmu dan Eva ada benarnya." Bisik Ron setelah memerhatikan Profesor Moody selama beberapa menit.

Hermione mencebik. "Astaga Ron, ini sudah yang kelima kalinya kau mengatakan hal yang sama dalam satu hari! Tidak bisakah kau memikirkan hal lain?"

Ron meringis. "Yah, kuakui kalau kalian berdua benar-benar sangat teliti."

"Credits to Eva, she's leading." Kata Hermione sembari memfokuskan diri untuk melihat empat peserta Turnamen Triwizard yang sedang bersiap-siap sebelum lomba dimulai.

Eva yang duduk di samping ayahnya secara refleks menggenggam tangan Carlos dengan erat. Ia khawatir dengan Harry dan Cedric yang harus masuk ke dalam labirin raksasa untuk merebut gelar pemenang. Di sisi lain, Eva juga sedang sibuk mencari keberadaan Draco yang tak kunjung muncul di tribun.

"Mom, Dad, aku pergi sebentar." Pamit Eva lalu beranjak dari tribun tanpa mendengar persetujuan dari dua orang tersebut.

Tubuh mungilnya begitu mudah menembus lautan manusia yang berjalan memenuhi tribun. Kemanapun ia mencari, tetap saja ia tidak bisa menemukan sosok pemuda berambut pirang yang kerap kali membuat hatinya berbunga-bunga.

"Blaise!" Panggil Eva begitu melihat sahabat Draco berjalan ke arah yang berlawanan dengan tribun.

Pemuda itu menoleh dan menunggu Eva yang sedang berlari menyusul. "Ada apa?"

"Kau lihat Draco?" Pertanyaan tersebut hanya dibalas gelengan oleh Blaise. Membuat Eva menghembuskan napas kecewa.

Setelah mengucapkan terima kasih pada Blaise, Eva segera berlari kembali ke tribun. Takut kalau tempatnya akan diambil orang meski ia tahu Hermione dan orang tuanya akan menjaga tempat itu untuknya.

Sebelum sempat Eva memasuki deretan tempat duduknya, tubuhnya ditarik ke belakang secara tiba-tiba. Sepasang tangan kekar melingkari tubuhnya dari belakang. Napas Eva seketika tercekat begitu menyadari siapa yang menariknya.

"D-Draco?" Gumamnya pelan.

"Yes, Princess?"

Astaga, mendengar suara itu saja sudah membuat buku kuduknya merinding.

"You're gonna leave, without telling me?" Tanya Draco lirih.

"I-I'm sorry. I thought you knew it already." Sesal Eva. Tangannya merambat ke atas dan menggenggam tangan kiri Draco yang melingkar posesif di pinggangnya.

"Hey, kita berada di tempat umum." Tegur Eva.

Um, Eva, teguranmu sedikit terlambat. Bukan sedikit, sangat terlambat. Entah sudah berapa puluh pasang mata yang melihat mereka berpelukan di dekat tangga tribun.

Akhirnya Eva membalikkan tubuhnya menghadap Draco. Pemuda itu terkejut dengan pergerakan tiba-tiba dari Eva. Draco sama sekali tidak bisa menyembunyikan rona merah yang sangat kentara di kulit pucatnya. Eva terkikik melihat Draco yang kelihatan salah tingkah.

Her, Riddle ✔️Where stories live. Discover now