The Girl, A Peculiar Name

7.8K 1.2K 93
                                    

Another update because I feel like it.

-o-

Draco meletakkan dua Nimbus 2001 yang dibawanya ke tempat penyimpanan sapu. Kebetulan ia berpapasan dengan Marcus Flint, sang kapten Quidditch tim Slytherin.

"Dari mana saja kau?" tanya pemuda itu.

"Latihan Quidditch. Ada apa?" Draco balik bertanya dengan nada dingin khas seorang Malfoy. Tak lupa ia mempertahankan raut aristokratnya yang sudah menjadi gayanya.

Marcus Flint meletakkan tangannya di atas bahu kanan Draco. Sang pewaris Malfoy itu menatap tangan si kapten Quidditch yang sedang berada di atas bahunya dengan tatapan tajam.

"Kau berlatih meski kita tidak bertanding, eh? Benar-benar seorang seeker." ucap Marcus Flint dan berlalu.

Draco menghela napas lega ketika si kapten Quidditch tidak menanyakan apapun tentang dirinya yang membawa dua Nimbus 2001 untuk latihan. Mungkin otaknya terlalu kecil untuk mengingat informasi sedetil itu. Draco mengedikkan bahunya dan berjalan menuju ruang rekreasi Slytherin.

-o-

Para siswa yang pergi ke Hogsmeade baru saja kembali. Eva yang baru saja kembali dari lapangan Quidditch merapikan rambutnya yang berantakan dan berlari menyusul Hermione, Ron, dan Harry. Pemuda berambut merah itu mengatakan bahwa mereka mengunjungi beberapa candy shops seperti Honeydukes. Beberapa menganggap kalau toko yang lain menjual manisan yang lebih enak. Eva terkekeh mendengar percakapan Ron dan Seamus.

"Oh, kami tidak sempat ke Shrieking Shack. Kau tahu, itu adalah bangunan yang paling—"

"Paling berhantu, iya." Sela Harry.

"Hai, Eva. Kau kemana saja?" tanya Hermione menyadari keberadaan Eva di sampingnya.

Eva tersenyum. "Perpustakaan. Berada di kamar terus-terusan ternyata membosankan, kau tahu?"

Lalu kedua gadis itu terkikik karena jawaban Eva. Beberapa siswa Gryffindor berkerumun di depan pintu asrama mereka. Seamus melompat ke depan dan melihat bahwa Nyonya Gemuk menghilang. Terdapat cakaran besar di pigura Nyonya Gemuk. Pasti hal itu yang membuat wanita penjaga pintu asrama Gryffindor kabur dari piguranya.

Dumbledore dan Profesor McGonagall tiba dan menyuruh semua siswa untuk tetap diam dan tenang di depan pintu asrama mereka. Seluruh siswa berharap-harap cemas. Pasalnya, cakaran sebesar itu tidaklah biasa terlihat di Hogwarts. Pikiran seluruh siswa mengarah ke satu-satunya pembunuh brutal yang berhasil kabur dari penjara Azkaban, Sirius Black.

Tuan Filch menemukan keberadaan Nyonya Gemuk di salah satu lukisan. Semua siswa berbondong-bondong mengerumuni Nyonya Gemuk yang bersembunyi ketakutan di balik sebuah hewan di salah satu pigura.

"Siapa yang melakukan ini padamu?" tanya Profesor Dumbledore prihatin.

"Matanya memancarkan kejahatan! Jiwanya segelap namanya! Dia, Kepala Sekolah, dia yang dibicarakan oleh semua orang. Dia ada di sini, di suatu tempat di kastil ini. Sirius Black!" seru Nyonya Gemuk kembali bersembunyi.

"Semuanya menuju Aula Besar, sekarang!" perintah Profesor Dumbledore.

Para siswa bergumam dalam ketakutan. Harry dan Eva masih berada di depan pintu masuk asrama Gryffindor sembari menatap pigura besar yang dihiasi dengan cakaran raksasa di tengahnya. Hermione dan Ron menarik dua sahabat mereka untuk segera menuju Great Hall.

Penjagaan di Hogwarts ditingkatkan dua kali lipat. Gerbang dan pintu masuk dikunci dan dilindungi dengan sihir. Jumlah Dementor pun diperbanyak beberapa kali lipat untuk mengantisipasi kedatangan Sirius Black. Para siswa Gryffindor yang tidak bisa memasuki asrama terpaksa tidur di Great Hall. Eva kerap kali menggeliat tidak nyaman karena harus tidur di dalam sleeping bag. Sejujurnya, ia gelisah. Gadis itu belum bisa memejamkan matanya barang sedetikpun. Terlebih lagi ketika ia mendengar suara beberapa guru berbicara.

Her, Riddle ✔️Where stories live. Discover now