The Girl, Recessive

6.6K 1.2K 208
                                    

Pertandingan Quidditch berakhir dengan tim dari Irlandia sebagai pemenang. Ron sedikit kecewa karena tim Bulgaria andalannya tidak dapat memenangkan pertandingan. Menurutnya itu sedikit bodoh karena tim dari Bulgaria mendapatkan Snitch. Ginny sempat berdebat dengan Ron kalau Irlandia unggul sepuluh poin dari Bulgaria meski tim itu mendapatkan the golden Snitch. Ron tidak terima kalau tim favoritnya kalah.

Eva meminta izin untuk kembali ke tendanya karena dia sudah sangat mengantuk. Padahal jam baru menunjukkan pukul sepuluh. Tapi gadis itu tak mampu lagi menahan kelopak matanya untuk terus terbuka.

"Kau yakin ingin kembali sendiri?" Tanya Hermione.

"Yeah, lagipula tenda kita tidak begitu jauh." Sahut Eva kemudian mengikat rambutnya.

"Baiklah, hati-hati!" Seru Harry.

Eva tersenyum lalu melangkah keluar dari tenda. Gadis itu berjalan sedikit pelan karena ia ingin menikmati euforia perayaan kemenangan tim Irlandia. Sungguh, ia tak pernah merasa sebahagia ini ketika berada di rumah. Mereka bahkan tidak membawanya ke Disneyland selama empat belas tahun ia hidup. Keluarga Weasley, di lain hal, sudah mengajaknya ke Piala Dunia Quidditch. Padahal mereka baru mengenal satu sama lain dua tahun yang lalu.

"Tidak baik melamun ketika berada di keramaian." Sebuah suara menginterupsi lamunan gadis itu.

Matanya menoleh ke sumber suara dan ia mendapati seorang pemuda yang berpakaian serba hitam dan rapi seperti konglomerat. Senyum di wajahnya mengembang ketika melihat pemuda itu tersenyum kepadanya.

"Oh, bagaimana pertandingannya dari kursi eksklusif kementrian?" Tanya Eva sarkastik sambil berjalan mendekat ke Draco.

Draco yang mengerti referensi Eva terkekeh. "Terribly terrific." ucapnya dengan senyuman. Pemuda itu mengambil tangan Eva dan menggenggamnya erat. Keduanya berjalan menyusuri lapangan dengan senyuman yang tidak pernah luntur di wajah mereka.

"Kau menikmati pertandingannya?" Tanya Draco ketika mereka sudah berada agak jauh dari area perkemahan.

"Aku sangat menikmatinya. Tidak kusangka, menonton dari di bangku penonton paling atas tidak seburuk yang kukira. Bahkan aku bisa melihat pertandingannya dengan lebih jelas." Kata Eva, masih sarkastik.

Draco menghembuskan napas sebal. "Bisakah kau berhenti membahas masalah kursi dan semacamnya?"

Eva mengedikkan bahunya. "Bukannya kau yang memulai semua ini, Sire Draco Malfoy Yang Terhormat?"

Pemuda itu terkekeh ketika gadis itu memanggilnya dengan panggilan 'Yang Terhormat'. Sedangkan Eva hanya tersenyum tipis setelah melihat pemuda berambut pirang di sampingnya terkekeh. Draco menoleh ke Eva dan melihat gadis itu memejamkan matanya. Menikmati angin malam yang berhembus dengan lembut.

"Kau terlihat cantik memakai kalung itu." Puji Draco ketika melihat kalung silver berbandul kucing di leher Eva. Akan tetapi ia mengerutkan keningnya ketika melihat sebuah kalung emas dengan bandul huruf 'R' yang dililit oleh bunga mawar merah di leher gadis itu.

Eva tersenyum, ia tidak memperhatikan raut keheranan Draco. "Terima kasih."

"Mau duduk?" Tawar Draco.

Eva menoleh dan menatap Draco tak percaya. "Oh, kupikir Sire Draco Malfoy tidak mau pakaian mahalnya terkena rumput."

"Ayolah Eva, get over it." Gerutu Draco karena Eva sedari tadi terus menerus menyindirnya.

Eva langsung duduk di samping Draco dan menatap bulan yang bersinar dengan cerahnya. Gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu Draco dan memejamkan matanya. Bibirnya menggumamkan sebuah lagu yang sering ia dengar bersama kedua kakaknya di rumah.

Her, Riddle ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang