The Girl, Hunch

6.6K 1.2K 314
                                    

Happy 1k readers!!

-o-

Eva berjalan keluar dari asrama Gryffindor setelah berganti pakaiannya. Gadis itu berulang kali merapikan rambutnya karena ia bisa saja bertemu Draco ketika sedang berjalan menuju Great Hall untuk makan malam sekaligus bertemu dengan tamu-tamu Hogwarts.

Tiba-tiba ada seorang gadis Slytherin yang berlari ke arahnya. Eva spontan menggenggam tongkatnya sambil tetap mempertahankan wajah datarnya. Ah, ia ingat gadis ini. Savannah Crawford yang kemarin disortir ke asrama Slytherin dan menempel dengan Draco-nya seperti lintah. Gadis yang berjalan dengan angkuhnya menuju The Sorting Hat dan kemudian berteriak kegirangan setelah Topi Seleksi menyerukan 'Slytherin' dengan lantang.

"Hei Ackermann, kau lihat my Draco?" Tanya Crawford dengan menekankan kata kepunyaannya.

Eva menaikkan sebelah alisnya. "Tidak tahu. Sekarang minggirlah karena aku ingin pergi ke Great Hall." Eva mengambil beberapa langkah dan kembali dihadang oleh Savannah Crawford. Gadis itu memutar bola matanya kesal karena anak tahun pertama ini sudah mengambil waktunya.

"Dengar, Draco itu milikku! Jadi jangan coba-coba untuk dekati dia atau kau akan menyesalinya." Ancam Savannah Crawford sambil menodongkan tongkatnya ke arah Eva.

Gadis tahun pertama itu terheran-heran kenapa gadis Gryffindor itu menyeringai ke arahnya. Namun ia merasakan dua ujung tongkat menyentuh lehernya. Ketika ia sadar kalau kedua ujung tongkat itu adalah tongkat milik Eva, ia bergetar ketakutan.

"K-kenapa kau me-memiliki dua t-tongkat?"

"Hmm, kenapa ya? Aku hanya ingin." Jawab Eva dingin.

"I-ini ilegal!" Serunya tergagap-gagap.

Eva memiringkan kepalanya, masih dengan seringaian di wajahnya. "Profesor Dumbledore memberi izin padaku untuk memiliki dua tongkat. Jadi, jika kau mengancamku sekali lagi, 'kau akan menyesalinya'. Kau tahu, satu tongkat saja sudah cukup untuk melukaimu, aku penasaran apa bisa kulakukan dengan dua tongkat."

Savannah Crawford mundur beberapa langkah dan berlari menjauhi Eva. "Kau tidak akan berani melakukan itu!" Ucap Savannah Crawford kemudian hilang di balik tikungan. Gadis dengan sepasang iris biru safir itu terkekeh dan langsung melangkah ke Great Hall.

"Aku tidak menyangka kalau kau mampu mengintimidasi seseorang." Ucap sebuah suara yang cukup dikenal oleh Eva.

"Oh, hai, Harry." Sapa gadis itu canggung lalu kembali berjalan.

Pemuda berkacamata itu menyusul Eva yang sudah lebih dulu berjalan. "Eva tunggu aku!"

"Kau lamban, Harry." Dengus Eva ketika Harry sudah berada di sampingnya.

"Maaf, aku hanya terlalu terkejut sampai tidak bisa berkata-kata. Jarang sekali melihatmu mengeluarkan dua tongkatmu sekaligus, kau tahu." Ucap Harry sambil mengatur napasnya.

Eva terkekeh lalu mengeluarkan kedua tongkatnya secara bersamaan dan menunjukkannya ke Harry. "Seperti ini, maksudmu?"

Melihat Harry tertawa karena tingkahnya, gadis itupun ikut tertawa pelan. Akan tetapi atensinya beralih penuh pada kalimat yang diucapkan Harry.

"Kenapa anak Slytherin itu mengatakan padamu untuk menjauhi Malfoy?"

Eva memutar bola matanya dan mendengus. "Dia melihatku berbicara dengan Draco tentang Potion dan dia mengira aku macam-macam dengan si pirang itu."

Harry menganggukkan kepalanya pelan. Keduanya terus berbicara di sepanjang koridor hingga tiba di Great Hall. Draco yang berada di ujung meja Slytherin otomatis menoleh ke pintu ketika merasakan keberadaan Eva. Ia mengeraskan rahangnya ketika melihat Harry Potter berada dalam radius satu meter dari gadisnya.

Her, Riddle ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang